Rabu, 08 November 2017

PA kel 3 GANGGUAN KEJIWAAN



MAKALAH
GANGGUAN KEJIWAAN

 
Dosen Pembimbing:
Rila Muspita, M.Pd


Disusun Oleh: Kelompok 3
Desmia Rahmadani(17003006)
Monica Rumapea(17003136)
Novita Sari Devi (17003021)
Suci Aulia Annisa(17003105)
Suci Syafrimadani(17003038)
Vera Zulsianti(17003106)


Fakultas Ilmu Pendidikan
Pendidikan Luar Biasa
Universitas Negeri Padang
2017

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT  yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Sholawat serta salam kita sampaikan kepada nabi Muhammad SAW yang telah membawa kita ke alam yang terang dan penuh pengetahuan.
Terima kasih kepada dosen mata kuliah “Perkembangan Anak” yang telah memberikan berbagai masukkan dan bimbingan selama mengikuti kegiatan pembelajaran guna membantu dan memahami pelajaran dan pembuatan makalah ini.  Selanjutnya terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak langsung dalam pembuatan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan menjadi sumbangan pikiran bagi pihak yang membutuhkan, khususnya bagi penulis sehingga tujuan yang penulis harapkan dapat tercapai. Amin.

                                                                                   



                                                                                     Padang, November2017




                                                                                                   Penulis





i
                                                       DAFTAR ISI      

            KATA PENGANTAR........................................................................... i
            DAFTAR ISI.......................................................................................... ii
            BAB I PENDAHULUAN
A.    LATAR BELAKANG...........................................................1
B.     RUMUSAN MASALAH...................................................... 1
C.     TUJUAN PENULISAN.........................................................1

BAB II PEMBAHASAN
A.    GANGGUAN KEJIWAAN YANG DIALAMI OLEH MANUSIA.............................................................................. 2
B.     FACTOR PENYEBAB GANGGUAN & TANDA TANDA GANGGUAN KEJIWAAN YANG DIALAMI OLEH MANUSIA.............................................................................. 2
BAB III PENUTUP
A.    KESIMPULAN......................................................................  16
B.     SARAN................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA









ii
BAB I
PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang
Gangguan jiwa atau tingkah laku yang abnormal merupakan akibat dari keadaan sakit atau terganggu yang jelas kelihatan berdasarkan gejala-gejala klinis yang di tampilkan atau di lihat.gangguan kejiwaan pada manusia merupakan tingkah laku manusia yang di anggap abnormal sehingga menimbulkan beberapa penyebab kepada mental ataupun fisiknya.
Gangguan kejiwaan pada manusia umumnya karena banyaknya pikiran yang tak perlu untuk di terlalu di pikirkan, sehingga mengakibatkan pikiran berlarut-larut tentang hal tersebut secara terus menerus. Gangguan kejiwaan semua mausia pernah mengalaminya. Gangguan kejiwaan diantaranya ilusi, delusi, & halusinasi, phobia, aucienty neurosis, psikosomatis, ekshibisionis & abnormalitas seksual.
B.       Rumusan masalah
1.      Gangguan kejiwaan ilusi, delusi, & halusinasi, phobia, aucienty neurosis, psikosomatis, ekshibisionis & abnormalitas seksual, klepto.
2.      Faktor penyebab terjadinya gangguan kejiwaan ilusi, delusi, & halusinasi, phobia, aucienty neurosis, psikosomatis, ekshibisionis & abnormalitas seksual, klepto.
3.      Tanda-tanda gangguan kejiwaan ilusi, delusi, & halusinasi, phobia, aucienty neurosis, psikosomatis, ekshibisionis & abnormalitas seksual, klepto.
C.       Tujuan penulisan
1.      Mengetahui tentang skizophrenia, obsesif kompulsif, ilusi, delusi dan halusinasi.
2.      Mengetahui factor penyebab skizophrenia, obsesif kompulsif, ilusi, delusi dan halusinasi.
3.      Mengenali gejala-gejala skizophrenia, obsesif kompulsif, ilusi, delusi dan halusinasi.
1
BAB II
                                                    PEMBAHASAN       
A.    GANGGUAN KEJIWAAN YANG DIALAMI OLEH MANUSIA
1.      ILUSI
A.    Pengertian Ilusi
Ilusi adalah suatu persepsi yang salah atau palsu. Ada atau pernah ada dalam kenyataan luar. Unsur-unsur yang dapat menimbulkan interpretasi yang salah tersebut biasanya karena adanya afeksi, keinginan, dorongan-dorongan atau impuls-impuls yang begitu kuat.
Ilusi dibagi menjadi dua, yaitu
a.       Ilusi fisik
Misalnya pensil yang dimasukkan ke dalam air tampak seperti patah.
b.      Ilusi psikis
Adalah ilusi yang berkaitan dengan kehidupan psikis seseorang, misalnya orang yang menduga-duga ‘jangan-jangan dia mau menusuk saya’.
B.     Faktor Penyebab Ilusi
a.       Adanya gangguan pengamatan
      Gangguan pengamatan yang dimaksud adalah pengamatan              yang keliru. Misalnya seseorang yang merasa sangat bersalah akan             suatu hal, dapat menginterpretasikan bahwa gesekan daun-daun       atau suara air sebagai suara-suara yang menhina atau mencemooh.
b.    Adanya ketakutan-ketakutan, kecemasan, dan pengharapan tertentu, seiring dengan semakin menyimpangnya interprestasi-interprestasi.
C.     Tanda-Tanda Ilusi
a.       Ketakutan
b.      Cemas
c.       Dihinggapi waham dan delusi
2
                                                                                                                     3
2.      DELUSI
A.    Pengertian Delusi
Delusi merupakan gambar acuan dan pengamatan, gambar semu atau gambar yang memperdayai kita dengan kesesatan-kesesatan yang tidak bisa dibenarkan dan tidak cocok dengan pikiran serta pendapat sendiri.
B.     Factor Penyebab Delusi
a.       Pengalaman-pengalaman masa lampau yang diliputi oleh perasaan-perasaan berdosa dan bersalah
b.      Harapan-harapan yang tidak atau belum tercapai.

C.     Tanda-Tanda Delusi
a.       Tidak dapat membedakan dirinya dengan lingkungan sekitar
b.      Perasaan berdosa dan bersalah
c.       Harapan yang tidak/belum tercapai.

3.    HALUSINASI
A.    Pengertian Halusinasi
Halusinasi adalah persepsi yang salah atau palsu tetapi tidak ada rangsang yang menimbulkannya (tidak ada objeknya) dengan arti lain pengamatan yang sebenarnya tidak ada, namun dialami sebagai suatu realitas. Misalnya, merasa melihat ada orang yang akan memukul, padahal tidak ada seorang pun yang berada di sekitarnya.
Adapun bentuk-bentuk halusinasi antara lain :
a.       Halusinasi dengar
Halusinasi ini paling sering dialami penderita gangguan mental. Misalnya, mendengar suara melengking, mendesir, bising, mungkin dalam bentuk kata-kata atau kalimat.


                                                                                                   4
      Biasanya terjadi bersamaan dengan adanya penurunan kesadaran, paling sering dijumpai pada penderita dengan penyakit otak yang organis.
b.      Halusinasi cium
      Seolah-olah merasa mencium bau tertentu. Misalnya penderita yang tertekan problem yang banyak, ia merasakan bau-bauan kemenyan, sampah, kotoran, seperti mengikuti kemana pun dia bergerak.
c.       Halusinasi pengecap
      Seolah-olah merasa mengecap sesuatu. Misalnya penderita yang sangat ketakutan, ia merasa lidahnya selalu pahit.
d.      Halusinasi perabaan
      Seolah-olah merasa diraba, disentuh, ditiup, disinari, atau ada sesuatau yang bergerak di kulit atau bawah kulitnya.
e.       Halusinasi kinestetik
      Seolah-olah merasa badannya bergerak dalam sebuah ruang, atau anggota badannya bergerak-gerak tanpa ada berhentinya.
f.       Halusinasi visceral
      Ada semacam perasaan tertentu dalam tubuhnya.
g.      Halusinasi hipnogogik
      Adakalanya terjadi pada orang normal, dimana tepat sebelum ia tidur, persepsi sensorik bekerja salah.
h.      Halusinasi hipnopompik
      Dialami tepat sebelum terbangun dari tidurnya.
i.        Halusinasi histerik
      Timbul pada neurosa histerik karena konflik emosional.



                                                                                                   5
j.        Derealisasi
      Perasaan aneh tentang lingkungannya dan tidak menurut kenyataan, misalnya segala sesuatu dialaminya seperti dalam mimpi.
                                                                                                   
k.      Depersonalisasi
      Perasaan aneh tentang dirinya atau perasaan bahwa pribadinya sudah tidak seperti dulu lagi, tidak menurut kenyataan.
B.     Factor Penyebab Halusinasi
a.       Berlangsung pada orang-orang yang sakit berat,
b.      Terkena racun-racun tertentu (alcohol, bahan narkotika)
c.       Penderita psikosa berat
C.     Tanda-Tanda Halusinasi
a.    Adanya fantasi-fantasi kecemasan
b.    Si penderita mengetahui apa yang ia lihat dan dengar bukan kenyataan, tapi ia sulit melepaskan diri dari belenggu tanggapan tersebut,
c.    Gejala psikis berupa mimpi.

4.      FOBIA
A.    Pengertian Fobia
       Reaksi fobia merupakan ketakutan yang intens dan tidak rasional terhadap objek atau kejadian tertentu. Ketakutan tersebut bersifat mengganggu dan objek atau peristiwa yang ditakuti relatif juga tidak berbahaya (weiner, 1982). Secara lebih detil, Miller, Barrett, dan Hampe (Suran & Rizzo, 1979) mendefinisikan fobia sebagai jenis tertentu dari ketakutan yang (a) tidak proporsional terhadap realitas dan situasi; (b) tidak dapat dikontrol secara disengaja; (c)

                                                                                                              6
menyebabkan individu menghindari situasi yang ditakuti; (d) bertahan dalam periode yang lama; (e) bersifat maladaptif.

B.     Macam-macam Fobia
1.      Agoraphobia
       Adalah fobia terhadap ruang terbuka.
2.      Claustrophobia
       Adalah fobia terhadap ruang tertutup.
3.      Achrophobia
       Adalah fobia terhadap ketinggian (Bakwin & Bakwin,1972).

C.     Penyebab fobia
       Penyebab dari fobia masih menjadi misteri. Pengalaman yang menakutkan atau imitasi memang dapat menjadi penyebab terjadinya fobia tetapi dalam banyak kasus, hal ini tidak terlihat (Wenar, 1994). Apakah suatu stimulus akan mendatangkan ketakutan tergantung ketakutan tergantung pada perasaan aman yang dimiliki anak. Perasaan aman ini sering dipengaruhi oleh asing-tidaknya setting fisik dan sosial bagi anak; tingkat perkembangan kognitif ysng menentukan apakah sebuah peristiwa akan dikelompokkan sebagai sesuatu yang cukup dikenal atau asing bagi anak; keadaan kesejahteraan anak; dan karakteristik tempramental jangka panjang, seperti kuat dan dan tabah atau sentitif dan mudah merasa takut (Wenar, 1994).

D.    Tanda-tanda Fobia
Phobia biasanya menyebabkan denyut jantung menjadi cepat, sesak, nyeri dada, berkeringat, dan diare. Paparan terhadap keadaan yang menyebabkan fobia sering mengakibatkan masalah serius dan serangan panik.
         
                                                                                                                                 7
          5.  Anxiety Neurosis
A.      Pengertian Anxiety Neurosis
                        Anxiety neurosis atau disebut juga neurosa kecemasan yaitu bentuk neurosa dengan gejala paling mencolok ialah ketakutan yang terus menerus terhadap bahaya yang seolah-olah terus mengancam, yang sebenarnya tidak nyata tetapi hanya dalam  perasaan penderita saja
                        Ada saja yang mencemaskan hatinya dan hampir setiap peristiwa                 menjadi penyebab timbulnya rasa cemas serta takut. Misalnya takut kalau         mati, takut menjadi gila, dan macam-macam ketakutan serta kecemasan          yang tidak bisa dimasukkan dalam kategori fobia.
Neurosis adalah bentuk ekstrim dari mekanisme penyesuaian diri yang tidak berhasil (Dimyati Mahmud, 1989). Dengan demikian dapat disimpulkan neurosis suatu ganguuan dengan ciri kecemasan yang secara tidak sadar diekspresikan disebabkan oleh masalah psikologis didalam diri individu bukan dari gangguan syaraf.

B.     Faktor Penyebab Anxienty Neurosis
                        Ada banyak faktor penyebab terjadinya anxiety neurosis,     diantaranya     yaitu:
1.      Ketakutan dan kecemasan yang terus-menerus, disebabkan oleh kesusahan-kesusahan dan kegagalan-kegagalan yang bertubi-tubi.
2.      Represi terhadap macam-macam masalah emosional, akan tetapi tidak bisa berlangsung secara sempurna (incomplete repress).
3.       Adanya kecenderungan-kecenderungan harga diri yang terhalang (adler).
4.      Dorongan-dorongan seksual yang tidak mendapatkan kepuasan dan terhambat, sehingga mengakibatkan banyak konflik batin.



                                                                                                               8
C.     Tanda-tanda Anxiety Neurosis
1.      Ada saja hal-hal yang sangat mencemaskan hati, hampir setiap kejadian menimbulkan rasa takut dan cemas. Sedang cemas (gentar, ragu/ masygul), adalah bentuk ketidakberanian di tambah kerisauan terhadap hal-hal yang tidak jelas.
2.      Disertai emosi-emosi yang kuat dan sangat tidak stabil. Suka marah dan sering dalam keadaan exited (heboh, gempar) yang memuncak, sangat irritable; akan tetapi juga sering dihinggapi depresi.
3.      Diikuti oleh bermacam-macam fantasi, delusi-ilusi dan delusion of persecution (delusi dikejar-kejar).
4.      Sering merasa mual dan muntah-muntah, badan merasa sangat lelah, banyak berkeringat, bergemetaran dan seringkali menderita diare atau murus.
5.      Selalu disertai ketegangan-ketegangan emosional dan bayangan-bayangan kesulitan imaginer (yang cuma ada dalam khayalan), walaupun tidak ada perangsang khusus, ketegangan, ketakutan dan kecemasan yang khronis menyebabkan tekanan jantung yang sangat cepat tachycandia (percepatan tinggi dari darah), dan hipertension atau tekanan darah tinggi.

6.     PSIKOSOMATIS
A.    Pengertian Psikosomatis
      Psikosomatis adalah keluhan fisik yang disebabkan atau diperburuk oleh faktor psikologis (pikiran). Hal ini sesuai dengan kata psikosomatis itu sendiri yang berasal dari kata pyscho yang berarti pikiran dan soma yang berarti tubuh atau fisik. Bahkan ada istilah khusus yang untuk menamai kondisi ini “penyakit pikiran”, karena setiap keluhan muncul ketika seseorang memiliki beban fikiran, stress,
                                                                                                              9
      dan sebagainya. Kasus pasien-pasien dengan keluhan psikosomatis ini cukup banyak ditemui dalam kehidupan sehari-hari. Sebagai contoh, ada orang yang sama sekali tidak dapat menggerakkan kakinya dengan alasan kakinya tidak bertenaga, padahal dari pemeriksaan fisik seluruh tubuh termasuk kakinya dalam keadaan normal dan tidak ada gangguan apapun.
B.     Faktor Penyebab Psikosomatis
1.    Kepekaan khusus dari bagian tubuh tertentu
2.    Beban pikiran
3.    Emosi yang labil
4.    Kegagalan pada sistem saraf dan sistem fisik utntuk memperingan menyerap kecemasan
5.    Konflik batin
6.    Faktor genetik/bawaan

C.     Tanda-tanda Psikosomatis
      Seperti diketahui, pikiran dapat menyebabkan munculnya gejala fisik. Contohnya, ketika merasa takut atau cemas bisa muncul tanda-tanda seperti denyut jantung menjadi cepat, jantung berdebar-debar (palpitasi), mual atau ingin muntah, gemetaran (tremor), berkeringat, mulut kering, sakit dada, sakit kepala, sakit perut, napas menjadi cepat, nyeri otot, atau nyeri punggung. Gejala fisik tersebut disebabkan oleh meningkatnya aktivitas impuls saraf dari otak ke berbagai bagian tubuh.
.
7.     EKSHIBISIONIS
A.    Pengertian Ekshibisionis
Ekshibisinionis : tunjukkan, tontonan. Ekshibisionis disini lebih            dimaksud pada ekshibisionis seksual yaitu gejala seseorang mendapatkan kepuasan seks dengan memperlihatkan genitalia atau alat kelaminnya.
                                                                                                            10
     Seseorang yang ekshibisionis mendapatkan kepuasan jika orang       lain melihatnya, berekasi seperti menjerit. Akan tetatpi jika orang yang            melihat hanya diam dan acuh tak acuh, maka ekshibisionis ini tidak akan     mendapatkan kepuasan.
B.     Faktor Penyebab Ekshibisionis
1.      Perasaan tidak mapan, rasa tidak aman, rasa hilang dilupakan, rasa minder.
2.      Adanya kompulsi dan dambaan untuk diperlihatkan dan diakui kejantannya sebagai laki-laki yang paten, dengan jalan memperlihatkan kelaminnya.
3.      Ketidakmatangan diri
4.      Stress yang terjadi dalam rumah tangga seperti ekonomi
5.      Kurang mendapat perhatiaan dari keluarga dan lingkungan
6.      Kurang memahami nilai dan norma
7.      Faktor tuntuntan profesi yang lama kelamaan menjadi suatu kebutuhan yang harus dipenuhi demi tercapainya kepuasan batin seks
C.     Tanda-tanda Ekshibisionis
Pernderita ekshibisionis ini tidak memiliki ciri yang terlalu signifikan, ia sama seperti orang pada umumnya. Banyak diantara mereka adalah pemalu, kurang percaya diri, berasal dari keluarga yang keras dalam hal seks. Penderita merasa gelisah, dan tegang ketika mereka belum beraksi. Dan akan merasa lega jika mereka telah berhasil memeperlihatkan kelaminnya kepeda lawan jenis.

8.     ABNORMALITAS SEKSUAL.
A.    Pengertian Abnormalitas Seksual
      Abnormalitas seksual adalah cara pemenuhan seks pada seseorang   dengan cara yang tidak wajar dan menyimpang dari kebiasaan dan         bertentangan dengan norma dan nilai yang ada dalam masyarakat.
                                                                                                                                11
B.     Faktor Penyebab Abnormalitas Seksual
                   1. Faktor Biologis
            Adalah berbagai keadaan biologis atau jasmani yang dapat   menghambat perkembangan ataupun fungsi sang pribadi dalam kehidupan             sehari – hari seperti kelainan gen, kurang gizi, penyakit dsb. Pengaruh –             pengaruh faktor biologis lazimnya bersifat menyeluruh. Artinya       mempengaruhi seluruh aspek tingkah laku, mulai dari kecerdasan sampai     daya tahan terhadap stress.
                   2. Faktor – faktor psikososial
            a. Trauma Di Masa Kanak – Kanak
            Trauma Psikologis adalah pengalaman yang menghancurkan rasa                 aman, rasa mampu, dan harga diri sehingga menimbulkan luka psikologis       yang sulit disembuhkan sepenuhnya. Trauma psikologis yang dialami pada    masa kanak – kanak cenderung akan terus dibawa sampai ke masa dewasa.
            b. Deprivasi Parental
            Tiadanya kesempatan untuk mendapatka rangsangan emosi dari      orang tua, berupa kehangatan, kontak fisik,rangsangan intelektual,   emosional dan social. Ada beberapa kemungkinan sebab misalnya:
1. Dipisahkan dari orang tua dan dititipkan di panti asuhan.
 2. Kurangnya perhatian dari pihak orang tua kendati tinggal bersama                      orang tua di rumah.
            c. Hubungan orang tua – anak yang patogenik
            Hubungan patogenik adalah hubungan yang tidak serasi, dalam hal             ini hubungan antara orang tua dan anak yang berakibat menimbulkan     masalah atau gangguan tertentu pada anak.
            d. Struktur keluarga yang patogenik
            Struktur keluarga sangat menentukan corak komunikasi yang           berlangsung diantara para anggotanya. Struktur keluarga tertentu          melahirkan pola komunikasi yang kurang sehat dan selanjutnya muncul             pola gangguan perilaku pada sebagian anggotanya.
                                                                                                                                    12
                 Yaitu seperti keluarga yang:
                 1)   Keluarga yang tidak mampu mengatasi masalah sehari-hari. Kehidupan keluarga karena berbagai macam sebab seperti tidak memiliki cukup     sumber atau karena orang tua tidak memiliki pengetahuan dan             keterampilan secukupnya .
            2) Keluarga yang antisosial Keluarga yang menganut nilai – nilai yang         bertentangan dengan masyarakat luas
            3) Keluarga yang tidak akur dan keluarga yang bermasalah
            4) Keluarga yang tidak utuh. Keluarga dimana ayah / ibu yang tidak ada di            rumah, entah karena sudah meninggal atau sebab lain seperti perceraian,             ayah memiliki dua istri dll.
e. Stress berat
            Stress adalah keadaan yang menekan khususnya secara psikologis. Keadaan ini dapat ditimbulkan oleh berbagai sebab, seperti :
            1) Frustasi yang menyebabkan hilangnya harga diri
            2) Tekanan kehidupan modern
            C. Tanda-tanda Abnormalitas Seksual
                                    Tanda-tanda abnormalitas seksual tergantung dari gangguan            abnormalitas yg dialaminya seperti, gangguan seksual pada anak dan             remaja:
1.      Gangguan identitas gender (gender identity disorder / GID)
                                    Definisinya adalah terjadinya konflik antara anatomi gender            seseorang dengan identitas gendernya. Gangguan ini dapat bermula ketika         masih pada masa kanak-kanak. Anak-anak dengan gangguan ini             menemukan bahwa anatomi gender mereka merupakan sumber distress       yang terus menerus dan intensif. Diagnosis ini diterapkan pada anak-anak       yang secara kuat menolak sifat anatomi mereka (contoh: anak laki-laki             yang menolak testis mereka).


                                                                                                                                           13
                                    Gangguan ini bisa berakhir atau berkurang pada masa remaja           ketika anak lebih dapat menerima identitas gender mereka. Atau bisa juga    tetap bertahan pada masa remaja atau dewasa dan menyebabkan identitas          transeksual.
2.      Parafilia
A.    Tipe Fetishisme
                                    Fetishisme adalah ketergantungan kepada benda-benda mati untuk             menimbulkan gairah seksual. Berulang, intens, dan terjdi dalam kurun       waktu setidaknya 6 bulan, fantasi, dorongan, atau perilaku yang   menimbulkan gairah seksual berkaitan dengan penggunaan benda-benda     mati.
                                    Gangguan tersebut biasanya berawal pada masa remaja. Fetishis                  sering mengidap parafilia lain seperti sadisme, pedofilia dan masokisme.        Salah satu jenis fetishisme adalah fetishisme  transvestik,  yaitu seorang   laki-laki mengalami gairah seksual ketika memakai    pakaian perempuan     meski ia tetap merasa sebagai laki-laki.
                                    Fetishisme transvestik biasanya diawali dengan separuh memakai    pakaian lawan jenis di masa kanak-kanak atau remaja. Para transverstik       adalah heteroseksual, selalu laki-laki dan secara umum hanya memakai          pakaian lawan jenis secara episodik, bukan secara rutin.

B.      Tipe Voyeurisme
                                    Voyeurisme adalah kondisi di mana seseorang memiliki preferensi   tinggi untuk mendapatkan kepuasan seksual dengan melihat orang lain   yang sedang tanpa busana karena voyeur merasa bergairah dengan             kemungkinan reaksi si perempuan yang diintipnya jika mengetahuinya.        Voyeurisme umumya berawal di masa remaja.



                                                                                                                                            14            3. Homo seksual
                                    Orang yang diserang gejala ini berkeinginan untuk bergabung          dengan orang yang sejenis saja. Mungkin cinta sejenis ini beralasan, dan             mungkin pula hanya sepihak, yaitu yang melakukan hal itu hanya satu       orang saja. Bahkan hubungan itu mungkin lebih jauh dari itu, yaitu ingin     melakukan hubungan seksual dengan orang yang sama jenis kelaminnya.    Keadaan seperti itu mungkin terjadi pada orang-orang yang hidup terpisah             dan mungkin tidak dapat berhubungan dengan lawan jenisnya.
            4. Sadism
                                    Seseorang yang tidak dapat merasakan kepuasan seksual, kecuali     apabila ia dapat menimbulkan kesakitan (fisik atau perasaan) terhadap           orang yang dicintainya. Bahkan mungkin ia melukai, memukul, atau             membunuh orang yang dicintainya, demi kepuasan seksualnya.
           
9.      KLEPTO
A.    Pengertian Kleptomania
            Kleptomania merupakan kondisi yang termasuk ke kelompok gangguan kendali impulsif, yaitu ketika penderita tidak dapat menahan diri untuk mengutil atau mencuri. Sebagian besar penderita kleptomania adalah perempuan. Biasanya gangguan ini mulai terbentuk di masa remaja atau ada juga yang ketika memasuki usia dewasa.
            Kleptomania berbeda dengan pencurian biasa yang mana rencana dan motif mencari keuntungan ada di dalamnya. Pada kasus kleptomania, pengutilan dilakukan tanpa niat dan didasari oleh dorongan psikologis mereka secara spontan. Barang-barang yang dicuri oleh penderita kleptomania umumnya sepele dan bisa tidak memiliki nilai tinggi (murah). Mereka pun sebenarnya mampu membeli barang yang dicuri. Selain itu, penderita kleptomania tidak pernah menggunakan barang hasil curiannya.
                                                                                                       15
            Ada yang hanya dikoleksi dan ada juga yang dibagi-bagikan kepada orang-orang terdekat mereka. Bahkan sebagian penderita kleptomania ada yang mengembalikan barang curian ke tempat semula.
B.     Faktor Penyebab Klepto
            Penyebab kleptomania belum diketahui secara pasti. Kondisi ini diperkirakan terbentuk akibat adanya perubahan komposisi kimia di dalam otak atau hasil dari gabungan perubahan di dalam otak. Sebagai contoh, munculnya perilaku impulsif (salah satunya kleptomania) terjadi akibat menurunnya kadar serotonin (hormon yang bertugas mengatur emosi).
            Diperkirakan seseorang yang memiliki riwayat penyakit psikologis lainnya, seperti gangguan kepribadian, gangguan bipolar, dan gangguan kecemasan rentan mengalami kleptomania. Risiko untuk menderita kondisi ini juga akan meningkat bagi mereka yang pernah mengalami cedera di kepala dan mereka yang memiliki keluarga dekat penderita kleptomania.
C.     Tanda-tanda Klepto   
1.      Keinginan tak tertahankan untuk melakukan pencurian. Dapat dilakukan di lokasi ramai seperti supermarket atau toko, maupun di tempat pribadi seperti rumah teman atau rekan kerja.
2.      Merasakan kelegaan atau kenikmatan setelah mencuri. Sekaligus merasa malu, bersalah, menyesal, benci kepada diri sendiri, hingga rasa takut akan ditangkap.
3.      Pencurian kleptomania tidak didasarkan alasan halusinasi, delusi, marah, ataupun balas dendam.Wanita lebih sering mengidap kleptomania dibandingkan pria. Umumnya pengidap kleptomania memiliki gangguan kejiwaan lain seperti depresi dan kecemasan berlebihan.
BAB III
PENUTUP
A.    KESIMPULAN
Gangguan kejiwaan pada manusia merupakan suatu keadaan sakit atau gangguan yang di hadapi jiwa atau fisik dengan factor dan gejala-gejala tertentu yang akan menunjukkan seseorang mengalami gangguan. Gangguan kejiwaan diantaranya yaitu:
1.      Ilusi
Merupakan suatu pengamatan keliru yang diterima oleh indra salah semua sifatnya sehingga subjek menginterpretasikan pengamatannya secara keliru.
2.      Delusi
Gambar yang memperdayai dengan kesesatan-kesetatan yang tidak bisa dibenarkan dan tidak cocok dengan pikiran dan pendapat sendiri.
3.      Halusinasi
Pengamatan khayalan tinggi atau sesuatu yang tidak ada, namun dialami sebagai suatu realitas.
4.      Phobia
merupakan ketakutan yang intens dan tidak rasional terhadap objek atau kejadian tertentu.
5.      Anxienty neurosis
ketakutan yang terus menerus terhadap bahaya yang seolah-olah terus mengancam, yang sebenarnya tidak nyata
6.      Psikosomatis
keluhan fisik yang disebabkan atau diperburuk oleh faktor psikologis (pikiran).
7.      Ekshibiosinisme
seseorang mendapatkan kepuasan seks dengan memperlihatkan genitalia atau alat kelaminnya.
16
                                                                                                                           17
8.      Abnormalitas seksual
pemenuhan seks pada seseorang dengan cara yang tidak wajar dan menyimpang dari kebiasaan dan bertentangan dengan norma dan nilai yang ada dalam masyarakat.
9.      Klepto
penderita tidak dapat menahan diri untuk mengutil atau mencuri.

B.     SARAN
Gangguan kejiwaan dapat dialami oleh siapa saja, tanpa memandang siapa, umur dan lainnya. Gangguan kejiwaan dapat disadari adanya ada juga yang tidak dapat diasadari. Dengan mengetahui gejala-gejala dan factor dari gangguan kejiwaan berupa ilusi, delusi, halusinasi, phobia, anxienty neurosis, psikosomatis, ekshibiosinis, abnormalitas seksual, dan klepto hendaknya mengantisipasi dalam bersikap dan sadar diri akan gangguan yang dihadapi.
















DAFTAR PUSTAKA
www.alodokter.com
https://mediskus.com/penyakitpsikosomatis
Baihaqi, MIF. Dkk. (2007). Psikiatri (Konsep Dasar dan Gangguan-   Gangguan). Bandung: Refika Aditama















Tidak ada komentar:

Posting Komentar

kel 5 afgan SISTEM SARAF TEPI

ANATOMI, FISIOLOGI, NEUROLOGI, DAN GENETIKA SISTEM SARAF TEPI DISUSUN OL...