Rabu, 08 November 2017

afgan kel 4 MODULLA SPINALIS



ANATOMI FISIOLOGI GENETIKA dan NEUROLOGI
“MODULLA SPINALIS (SUMSUM TULANG BELAKANG )”
Dosen Pengampu
Prof. Dr. Mega Iswari, M.Pd
Disusun oleh :
Rika Dahlia (17003033, No Absen 8)
Taskia Hanum (17003157 No Absen 38)
Suci Syafrimadani (17003038 No Absen 10)
Nanda Turna Putra(17003096 No Absen )
Kurnia(17003094 No Absen 20)
Sukma Wulandari(17003154 No Absen 37)
PENDIDIKAN LUAR BIASA
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah berjudul “Medulla Spinalis”. Sholawat beriring salam kita sampaikan kepada Nabi Muhammad Saw yang telah menunjukkan kita ke alam yang terang dan penuh dengan pengetahuan.
Terima kasih kepada dosen pembimbing mata kuliah “Anatomi Fisiologi Genetika dan Neurologi” yang telah memberikan berbagai masukan dan bimbingan selama mengikuti kegiatan pembelajaran guna membantu dalam memaham pembelajaran dan pembuatan makalah ini. Selanjutnya terima kasih juga kepada semua pihak yang telah banyak membantu baik secara langsung maupun tidak langsung dalam pembuatan makalah ini.
Demikian makalah ini kami buat agar dapat berguna  bagi kita semua, walaupun begitu makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kami perlu saran dan kritik serta tambahan dari berbagai pihak agar dapat membangun makalah ini jauh lebih baik. Itulah yang kami harapakan dari saudara-saudara. Akhir kata kami mengucapakan terimakasih kasih.
Padang, 7 November 2017

penulis







BAB I
PENDAHULUAN
A.   LATAR BELAKANG
trauma pada tulang belakang adalah cidera mengenai servikalis, vertebralis dan lumbalis, akibat dari suatu trauma yang mengenai tulang belakang, seringkali oleh kecelakaan lalu lintas. Semua trauma tulang belakang harus dianggap suatu trauma yang hebat, sehingga sejak awal pertolongan dan transportasi ke rumah sakit penderita harus diperlukan secara hati-hati trauma pada tulang belakang dapat mengenai jaringan lunak pada tulang belakang yaitu ligamen, dan diskus tulang belakang sendiri dan sumsum tulang belakang. (Suzane C. Smeltzer :2008)
klien yang mengalami cedera medulla spinalis membutuhkan perhatian lebih diantaranya dalam pemenuhan ADL dan dalam pemenuhan kebutuhan mobilissi pada L2- membutuhkan perhatian lebih diantaranya dalam pemenuhan kebutuhan ADL dan dalam pemunahan kebutuhan untuk mobilisasi. Selain itu, klien juga beresiko mengalami komplikasi cedera spinal bearti syok spinal, trombosis vena profunda, gagal napas : pneumonia dan hiperfleksia automatic.
Sumsum tulang belakang adalah saraf tipis yang merupakan perpanjangan sistem saraf pusat dari otak dan melengkung yang dilindungi oleh ruas-ruas tulang belakang. Sumsum tulang belakang memanjang dari pangkal leher, hingga ke selangkangan.Medulla spinalis terletak di canalis vertebralis columna dan dibungkus oleh tiga meninges yaitu durameter, arachnoid dan piamater. Sumsum tulang belakang terdiri dari 31 pasang saraf spinalis yang terdiri dari 7 pasang segmen servikal, 12 pasang segmen thorakal5 pasang segmen lumbalis, 5 pasang segmen sacralis dan 1 pasang dari segmen koxigeus.

B.     RUMUSAN MASALAH
1.      Dimana letak dan susunan medulla spinalis?
2.      Apa saja bagian-bagian modulla spinalis?
3.      Apa saja fungsi Modulla Spinalis?
4.      Apa kelainan pada modulla spinalis?
5.      Faktor-faktor penyebab kelainan?

C.    TUJUAN PENULISAN
1.      Untuk mengetahui letak dan susunan medulla spinalis.
2.      Untuk mengetahui bagian-bagian modulla spinalis.
3.      Untuk mengetahui fungsi modulla spinalis.
4.      Untuk mengetahui kelainan pada modulla spinalis.
5.      Untuk mengetahui faktor-faktor penyebab kelainan.
















BAB II
PEMBAHASAN
A.   Letak dan Susunan Modulla Spinalis
Medulla spinalis terletak di canalis vertebralis columna vertebralis dan dibungkus oleh tiga meninges, durameter, arachnoidea mater dan pia mater. Pelindungan dilakukan cairan serebrospinal yang mengelilingi medula spinalis di dalam ruang subarachnoid.
Bagian superior dimulai dari foramen magnum pada tengkorak., tempat bergabungnya dengan medulla oblongata otak. Medula spinalis berakhir di inferior di regio lumbar. Di bawah, medula spinalis menipis menjadi conus medullaris dari ujungnya yang merupakan lanjutan pia mater, yaitu filum terminale yang berjalan ke bawah dan melekat di bagian belakang os coccygea.
Di sepanjang medula spinalis melekat 31 pasang saraf spinal melalui radix anterior atau radix motoria dan radix posterior atau radix sensoria. Masing-masing radix melekat pada medulla spinalis melalui fila radikularia yang membentang di sepanjang segmen-segmen medula spinalis yang sesuai. Masing-masing radix saraf memiliki sebuah ganglion radix posterior, yaitu sel-sel yang membentuk serabut saraf pusat dan tepi.
Medula spinalis terdiri dari substansi grisea yang dikelilingi oleh substansi alba. Pada potongan melintang, substansi grisea nampak seperti huruf H dengan columna atau kornu anterior dan posterior substansia grisea yang dihubungkan dengan comissura grisea yang tipis. Di dalamnya terdapat canalis centralis yang kecil.
Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgJrmtud4EZjRmRYTGQGPzW_WxhEryeOo2lIsrmGYUOeOviXoxK2ShmibcNDVZVVFQgLceQeeKS-PGIJTVcAr9X1uMUGrsMbDmkekpFsZV04_C2rPAr957N2giHohumZGXO-SzEIJ_RlTOz/s320/Picture1.jpg
B.   Bagian-bagian Medulla Spinalis
Sumsum tulang belakang terdiri dari 31 pasang saraf spinalis yang terdiri dari 7 pasang segmen servikal, 12 pasang segmen thorakal5 pasangsegmen lumbalis, 5 pasang segmen sacralis dan 1 pasang dari segmen koxigeus.
Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgXqKjsTxIPnKsviCt7Mo5vrrhfxJQDuhoA073o375gu4bRV713aY7fJKKxvE-DngJoOcQfW6rmxCP-uHRGzLLQLSXK5Wrp07at1L3MUqlZogcQ0eVnwyhCGmAGkEcyT5EvZ8akuaqHSGoi/s400/spinediagram.jpg
  1. Vertebra Servikalis (ruas tulang leher) yang berjumlah 7 buah dan membentuk daerah tengkuk.
  2. Vertebra Torakalis (ruas tulang punggung) yang berjumlah 12 buah dan membentuk bagian belakang torax atau dada.
  3. Vertebra Lumbalis (ruas tulang pinggang) yang berjumlah 5 buah dan membentuk daerah lumbal atau pinggang.
  4. Vertebra Sakralis (ruas tulang kelangkang) yang berjumlah 5 buah dan membentuk ossakrum (tulang kelangkang).
  5. Vertebra koksigeus (ruas tulang tungging) yang berjumlah 4 buah dan membentuk tulang koksigeus (tulang tungging)
Pada potongan melintang, bentuk sumsum tulang belakang tampak terbagi dua bagian, yaitu bagian tepi atau luar yang berwarna putih dan bagian dalam berwarna abu-abu. Bagian tepi berwarna putih mengandung dendrit dan akson yang berbentuk seperti tiang dan berjalan ke atas (naik) dan ke bawah (turun). Traktus yang berjalan naik mengantar rangsangan dari perifer ke pusat, yaitu meliputi traktus spinotalamikus membawa rangsangan, traktus grasialis dan kuneatus untuk rasa dalam. Traktus yang berjalan turun membawa rangsangan dari pusat ke perifer, antara lain traktus piramidalis(untuk penggerakan), traktus rubrospinalis (untuk koordinasi), traktus estibularis spinalis (untuk keseimbangan). Sel-sel di kornu anterior juga mengurus kegiatan reflek spinalis, seperti reflek lutut, reflek bisep dan trisep. Gangguan pada medulla spinalis menyebabkan bermacam-macam gejala klinis tergantung daerah mana yang terkena. Yang masih banyak terdapat pada anak-anak adalah infeksi virus pada kornu anterior yaitu penyakit folio atau disebut juga foliomielitis akutainterior.
Sedangkan bagian dalam berwarna abu-abu dan bentuknya seperti sayap atau seperti huruf H. Sayap (bentuk huruf H) yang letaknya mengarah ke perut disebut sayap ventral. Sayap ventral banyak mengandung badan neuron motorik dan akson yang menuju ke efektor. Selain itu terdapat vsayap yang mengarah ke punggung disebutsayap dorsal. Sayap dorsal mengandung badan neuron sensorik. Sumsum tulang belakang berfungsi sebagai pusat gerak refleks, sebagai penghantar impuls dari kulit atau otot ke otak, dan membawa impuls motorik dari otak ke otot tubuh.
Sumsum tulang belakang merupakan salah satu bagian dari sistem saraf pusat manusia yang menghubungkan sistem saraf tepi dan sistem saraf pusat di otak. Sumsum tulang belakang berfungsi menghantarkan impuls menuju otak dan berperan dalam proses gerak refleks. Sumsum tulang belakang pada laki-laki umumnya mempunyai panjang sekitar 45 cm, sedangkan pada wanita adalah 43 cm. Sumsum tulang belakang dilindungi oleh bagian-bagian tulang belakang, yaitu tulang serviks, toraks, lumbar, dan sakral. Setiap bagian tulang tersebut mempunyai dua fungsi jenis saraf dalam tubuh yang berlainan. Selain berfungsi menghubungkan impuls ke otak, sumsum tulang belakang berperan juga dalam mekanisme pergerakan refleks.Akibatnya timbul kelumpuhan yang layu (flaksid) terdapat atropi (pengecilan otot yang terkena),
refleks anggota gerak yang terserat tadi menjadi hilang atau negatif. Kelumpuhan dapat menyerang satu atau lebih anggota gerak. Kalau terjadi gangguan pada akhir medulla spinalis makan akan timbul gejala yang disebut sindorma kornu, yaitu kedua tungkai lumpuh (paraplegia) gangguan pada buang air besar dan buang air kecil serta impotent (tidak bertenaga).

C.   Fungsi Medulla Spinalis
Fungsi sumsum tulang belakang secara umum adalah mengadakan komunikasi antara otak dan semua bagian tubuh gerak refleks. Namun dapat diuraikan berikut ini:
  1. Menghubungkan sistem saraf tepi ke otak. Informasi melalui neuron sensori ditransmisikan dengan bantuan interneuron
  2. Memungkinan jalan terpendek dari gerak refleks. Sehingga sumsum tulang belakang juga biasa disebut saraf refleks.
  3. Mengurusi persarafan tubuh, anggota badan dan kepala
  4. Untuk menyampaikan pesan dari otak ke berbagai bagian tubuh (biasanya otot) untuk dikenakan tindakan
  5. Untuk menyampaikan pesan dari reseptor sensorik yang ditemukan di seluruh tubuh ke otak
  6. Melakukan koordinasi reflek
7.       Pusat gerakan otot tubuh terbesar yaitu dikornu motorik atau kornu ventralis.
8.       Mengurus kegiatan refleks spinalis dan refleks tungkai
9.       Menghantarkan rangsangan koordinasi otot dan sendi menuju cerebellum
10.    Mengadakan komunikasi antara otak dengan semua bagian tubuh

D.   Kelainan Medulla Spinalis.
1.         Cedera Medula Spinalis Akibat Kecelakaan
Jika medula spinalis mengalami cedera karena kecelakaan, bisa terjadi kerusakan fungsi (sebagian maupun total). Contohnya kerusakan hebat dari medula spinalis di pertengahan punggung bisa menyebabkan kelumpuhan tungkai, tetapi lengan tetap berfungsi secara normal.
2.         Kompresi Medula Spinalis
Dalam keadaan normal, medulla spinalis dilindungi oleh kolumna spinalis yang memiliki struktur seperti tulang, tetapi penyakit tertentu dapat menekan medulla spinalis dan mengganggu fungsi normalnya. Jika penekannya sangat hebat, maka sinyal saraf ke atas dan ke bawah medulla spinalis akan terhambat total. Penekanan yang tidak terlalu hebat hanya akan mengganggu beberapa sinyal. Jika penekanan telah ditemukan dan diobati sebelum terjadinya kerusakan saraf, maka biasanya fungsi medulla spinalis akan kembali seperti semula.
3.         Spondilosis Servikalis
Spondilosis servikalis merupakan suatu penyakit yang menyerang usia pertengahan dan usia lanjut, dimana diskus dan tulang belakang di leher mengalami kemunduran (degenerasi). Spondilosis servikalis menyebabkan menyempitnya kanal spinalis (tempat lewatnya medula spinalis) di leher dan menekan medula spinalis atau akar saraf spinalis, sehingga menyebabkan kelainan fungsi. Pertanda awalnya biasanya adalah perubahan pada cara berjalan, gerakan kaki menjadi kaku dan penderita berjalan dengan goyah.Leher terasa nyeri, teutama jika akar sarafnya terkena.Kelemahan dan penciutan otot pada salah satu atau kedua lengan bisa terjadi sebelum maupun sesudah timbulnya gejala penekanan medula spinalis.
4.         Kista Medula Spinalis & Otak
Siring adalah kantung yang berisi cairan (kista) di dalam otak (siringobulbia) atau medula spinalis (siringomielia). Kista medula spinalis dan otak jarang ditemukan.Kista yang didapat bisa merupakan akibat dari cedera atau tumor. Kista yang tumbuh di dalam medula spinalis akan menekan medula spinalis dari dalam.Paling sering terjadi di daerah leher, tetapi tidak menutup kemungkinan kista tumbuh di tempat lainnya di sepanjang medula spinalis.
Biasanya yang terkena adalah saraf perasa nyeri dan saraf untuk perubahan suhu.Penderita sering mengalami luka bakar atau luka gores karena jari tangannya tidak dapat merasakan nyeri ataupun panas.Selanjutnya kista bisa menyebabkan kejang dan kelemahan, yang dimulai di tungkai.Pada akhirnya, otot yang dipersarafi oleh saraf yang terkena bisa mengalami atrofi (penyusutan).

5.    Gangguan Aliran Darah Ke Medula Spinalis
Sebagai jaringan yang hidup, medula spinalis memerlukan persediaan darah yang mengandung oksigen yang memadai. Jika terjadi gangguan pada aliran darah ke medula spinalis maka fungsi dari medula spinalis akan terganggu.Berkurangnya aliran darah ke medula spinalis jarang terjadi karena aliran darah ke sana sangat banyak.Gangguan aliran darah ke medula spinalis bisa terjadi jika terdapat penekanan pada arteri dan vena yang dapat disebabkan oleh tumor, ruptur diskus, aterosklerosis atau bekuan darah (sangat jarang).Daerah yang paling peka terhadap terjadinya gangguan aliran darah ini adalah daerah dada bagian atas.
6.    Hematoma Spinalis
Hematoma Spinalis adalah penimbunan darah di sekitar medula spinalis yang menekan medula spinalis. Penyebabnya bisa berupa cedera punggung, kelainan pembuluh darah (malformasi arteriovenosa), perdarahan pada orang-orang yang mengkonsumsi antikoagulan atau yang memiliki kecenderungan untuk mengalami perdarahan.
7.    Kelainan Akar Saraf Medula Spinalis
Penyebab yang paling sering adalah ruptur diskus (pecahnya lempengan) diantara tulang belakang. Kolaps tulang belakang yang terjadi karena pengeroposan tulang akibat kanker, osteoporosis atau cedera yang hebat. Artritis degeneratif (osteoartritis) yang menyebabkan terbentuknya penonjolan tulang yang tidak beraturan (taji tulang) yang menekan akar saraf. Stenosis spinalis (penyempitan rongga di sekitar korda spinalis), sering terjadi pada usia lanjut. Tumor atau infeksi medulla spinalis (misalnya meningitis atau herpes zoster). Kerusakan pada tulang belakang atau lempeng diantara tulang belakang bisa menyebabkan penekanan pada akar saraf medula spinalis. Penekanan ini bisa menyebabkan nyeri, yang seringkali bertambah parah jika penderita menggerakkan punggungnya, batuk, bersin atau mengedan.
8.    Syrinx : Rongga Berisi Cairan Pada Tulang Belakang
Syrinx adalah rongga berisi cairan yang terbentuk pada tulang belakang (disebut syringomyelia), pada tangkai otak (disebut syringobulbia), atau pada keduanya. Syrinx adalah langka. Pada sekitar separuh orang yang mengalami syrinx, hal ini terjadi ketika lahir, dan kemudian untuk alasan yang kurang dipahami, hal ini melebar selama usia remaja atau dewasa muda. Seringkali, anak yang mengalami syrinx juga mengalami kelainan struktur lain pada otak, tulang belakang, atau simpangan antara tengkorak dan tulang belakang. Biasanya, syrinx yang terbentuk kemudian di dalam kehidupan menyebabkan tumor atau luka. Sekitar 30% tumor yang berasal pada tulang belakang menghasilkan syrinx
9.    Tropical Spastic Paraparesis/HTLV-1 yang berhubungan dengan Myelopathy \
Tropical spastic paraparesis/HTLV-1-yang berhubungan dengan myelopathy adalah gangguan pada tali tulang belakang yang perkembangannya lambat disebabkan oleh virus manusia T-lymphotrophic 1/ human T-lymphotrophic virus1 (HTLV-1). Yang menyebabkan kelemahan disertai kejang otot (kelemahan disertai kekejangan) pada kedua kaki. Virus manusia T-lymphotrophic 1/ human T-lymphotrophic virus1 (HTLV-1) virus yang serupa dengan virus yang menyebabkan AIDS, virus human immunodeficiency virus (HIV). Virus HTLV-1 bisa menyebabkan jenis leukemia dan lymphoma tertentu (kanker pada sel darah putih). Virus ini ditularkan melalui hubungan seksual, menggunakan obat-obatan illicit melalui infus, atau kontak dengan darah. Yang bisa ditularkan dari ibu kepada anak melalui menyusui. Virus terdapat di dalam sel darah putih. Karena cairan tulang belakang mengandung sel darah putih, tali tulang belakang bisa rusak. Kerusakan pada tali tulang belakang lebih diakibatkan dari reaksi tubuh terhadap virus dibandingkan dari virus itu sendiri.

10.  Degenerasi Kombinasi Subakut : Membuat Lemah Tubuh
Gangguan Degenerasi Kombinasi Subakut mengenai sekitar 1 dari 10.000 orang, biasanya mereka yang berusia lebih tua dari 40 tahun. Hal ini disebabkan kekurangan vitamin B12, yang biasanya juga menyebabkan anemia pernicious. Biasanya, kekurangan tersebut tidak berhubungan dengan makanan tetapi dengan ketidakmampuan tubuh untuk menyerap vitamin B12. Vitamin B12 diperlukan untuk pembentukan dan perawatan lapisan lemak (lapisan myelin) yang mengelilingi beberapa sel syaraf dan yang mempercepat pergantian sinyal syaraf. Pada gangguan degenerasi kombinasi subakut, lapisan tersebut rusak, menyebabkan sensor dan penggerak serat syaraf dari tali tulang belakang mengalami kemunduran. Otak, syaraf pada mata, dan syaraf di sekitarnya kadangkala juga rusak.

 

E.    Faktor penyebab kelainan

1.      Tulang belakang yang patah atau tulang lainnya di dalam kolumna spinalis
2.      Ruptur pada satu atau beberapa diskus yang terletak diantara tulang belakang
3.      Infeksi (abses medula spinalis)
4.      Tumor medula atau kolumna spinalis
5.      Tekanan yang tiba-tiba biasanya berasal dari cedera atau perdarahan, tetapi bisa juga disebabkan oleh infeksi atau tumor.
6.      Suatu pembuluh darah yang abnormal (malformasi arteriovenosa) juga bisa menyebabkan penekanan pada medula spinalis.
7.      Kecelakaan lalu lintas
















BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
             Sumsum tulang belakang adalah saraf tipis yang merupakan perpanjangan sistem saraf pusat dari otak dan melengkung yang dilindungi oleh ruas-ruas tulang belakang. Sumsum tulang belakang memanjang dari pangkal leher, hingga ke selangkangan.Medulla spinalis terletak di canalis vertebralis columna dan dibungkus oleh tiga meninges yaitu durameter, arachnoid dan piamater. Sumsum tulang belakang terdiri dari 31 pasang saraf spinalis yang terdiri dari 7 pasang segmen servikal, 12 pasang segmen thorakal5 pasang segmen lumbalis, 5 pasang segmen sacralis dan 1 pasang dari segmen koxigeus.













DAFTAR PUSTAKA
Iswari Mega, dan Nurhastuti. 2010. Anatomi Fisiologi Genetika dan Neurologi. Padang: UNP      Press.
Riyawan, Edy Yuli. Sabtu, Juni 21 2014. Asuhan Keperawatan Medulla Spinalis. www.riyawan.com.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

kel 5 afgan SISTEM SARAF TEPI

ANATOMI, FISIOLOGI, NEUROLOGI, DAN GENETIKA SISTEM SARAF TEPI DISUSUN OL...