ANATOMI FISIOLOGI GENETIKA dan
NEUROLOGI
“MODULLA
SPINALIS (SUMSUM TULANG BELAKANG )”
Dosen
Pengampu
Prof.
Dr. Mega Iswari, M.Pd
Disusun
oleh :
Rika
Dahlia (17003033, No Absen 8)
Taskia
Hanum (17003157 No Absen 38)
Suci
Syafrimadani (17003038 No Absen 10)
Nanda
Turna Putra(17003096 No Absen )
Kurnia(17003094
No Absen 20)
Sukma
Wulandari(17003154 No Absen 37)
PENDIDIKAN LUAR BIASA
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT
yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah berjudul “Medulla Spinalis”. Sholawat beriring salam kita sampaikan
kepada Nabi Muhammad Saw yang telah menunjukkan kita ke alam yang terang dan
penuh dengan pengetahuan.
Terima kasih kepada dosen pembimbing mata
kuliah “Anatomi Fisiologi Genetika dan Neurologi” yang telah memberikan
berbagai masukan dan bimbingan selama mengikuti kegiatan pembelajaran guna
membantu dalam memaham pembelajaran dan pembuatan makalah ini. Selanjutnya
terima kasih juga kepada semua pihak yang telah banyak membantu baik secara
langsung maupun tidak langsung dalam pembuatan makalah ini.
Demikian makalah ini kami buat agar dapat
berguna bagi kita semua, walaupun begitu
makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kami perlu saran dan
kritik serta tambahan dari berbagai pihak agar dapat membangun makalah ini jauh
lebih baik. Itulah yang kami harapakan dari saudara-saudara. Akhir kata kami
mengucapakan terimakasih kasih.
Padang,
7 November 2017
penulis
BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
trauma
pada tulang belakang adalah cidera mengenai servikalis, vertebralis dan
lumbalis, akibat dari suatu trauma yang mengenai tulang belakang, seringkali
oleh kecelakaan lalu lintas. Semua trauma tulang belakang harus dianggap suatu
trauma yang hebat, sehingga sejak awal pertolongan dan transportasi ke rumah
sakit penderita harus diperlukan secara hati-hati trauma pada tulang belakang
dapat mengenai jaringan lunak pada tulang belakang yaitu ligamen, dan diskus
tulang belakang sendiri dan sumsum tulang belakang. (Suzane C. Smeltzer :2008)
klien
yang mengalami cedera medulla spinalis membutuhkan perhatian lebih diantaranya
dalam pemenuhan ADL dan dalam pemenuhan kebutuhan mobilissi pada L2-
membutuhkan perhatian lebih diantaranya dalam pemenuhan kebutuhan ADL dan dalam
pemunahan kebutuhan untuk mobilisasi. Selain itu, klien juga beresiko mengalami
komplikasi cedera spinal bearti syok spinal, trombosis vena profunda, gagal
napas : pneumonia dan hiperfleksia automatic.
Sumsum
tulang belakang adalah saraf
tipis yang merupakan perpanjangan sistem saraf pusat dari otak dan
melengkung yang dilindungi oleh ruas-ruas tulang belakang. Sumsum tulang
belakang memanjang dari pangkal leher, hingga ke selangkangan.Medulla
spinalis
terletak di canalis vertebralis columna dan dibungkus oleh tiga meninges yaitu durameter,
arachnoid
dan
piamater.
Sumsum tulang belakang terdiri dari 31 pasang saraf spinalis yang
terdiri dari 7 pasang segmen servikal, 12 pasang segmen thorakal, 5 pasang
segmen lumbalis,
5 pasang segmen sacralis dan 1 pasang dari
segmen koxigeus.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Dimana
letak dan susunan medulla spinalis?
2. Apa
saja bagian-bagian modulla spinalis?
3. Apa
saja fungsi Modulla Spinalis?
4. Apa
kelainan pada modulla spinalis?
5. Faktor-faktor
penyebab kelainan?
C. TUJUAN PENULISAN
1. Untuk
mengetahui letak dan susunan medulla spinalis.
2. Untuk
mengetahui bagian-bagian modulla spinalis.
3. Untuk
mengetahui fungsi modulla spinalis.
4. Untuk
mengetahui kelainan pada modulla spinalis.
5. Untuk
mengetahui faktor-faktor penyebab kelainan.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Letak dan Susunan Modulla Spinalis
Medulla spinalis terletak di canalis vertebralis columna vertebralis
dan dibungkus oleh tiga meninges, durameter, arachnoidea mater dan pia mater.
Pelindungan dilakukan cairan serebrospinal yang mengelilingi medula spinalis di
dalam ruang subarachnoid.
Bagian superior dimulai dari foramen magnum pada tengkorak., tempat bergabungnya dengan medulla oblongata otak. Medula spinalis berakhir di inferior di regio lumbar. Di bawah, medula spinalis menipis menjadi conus medullaris dari ujungnya yang merupakan lanjutan pia mater, yaitu filum terminale yang berjalan ke bawah dan melekat di bagian belakang os coccygea.
Di sepanjang medula spinalis melekat 31 pasang saraf spinal melalui radix anterior atau radix motoria dan radix posterior atau radix sensoria. Masing-masing radix melekat pada medulla spinalis melalui fila radikularia yang membentang di sepanjang segmen-segmen medula spinalis yang sesuai. Masing-masing radix saraf memiliki sebuah ganglion radix posterior, yaitu sel-sel yang membentuk serabut saraf pusat dan tepi.
Bagian superior dimulai dari foramen magnum pada tengkorak., tempat bergabungnya dengan medulla oblongata otak. Medula spinalis berakhir di inferior di regio lumbar. Di bawah, medula spinalis menipis menjadi conus medullaris dari ujungnya yang merupakan lanjutan pia mater, yaitu filum terminale yang berjalan ke bawah dan melekat di bagian belakang os coccygea.
Di sepanjang medula spinalis melekat 31 pasang saraf spinal melalui radix anterior atau radix motoria dan radix posterior atau radix sensoria. Masing-masing radix melekat pada medulla spinalis melalui fila radikularia yang membentang di sepanjang segmen-segmen medula spinalis yang sesuai. Masing-masing radix saraf memiliki sebuah ganglion radix posterior, yaitu sel-sel yang membentuk serabut saraf pusat dan tepi.
Medula spinalis terdiri dari substansi grisea yang dikelilingi oleh
substansi alba. Pada potongan melintang, substansi grisea nampak seperti huruf
H dengan columna atau kornu anterior dan posterior substansia grisea yang dihubungkan
dengan comissura grisea yang tipis. Di dalamnya terdapat canalis centralis yang
kecil.
B.
Bagian-bagian
Medulla Spinalis
Sumsum tulang belakang terdiri dari 31 pasang saraf
spinalis yang terdiri dari 7 pasang segmen servikal, 12 pasang segmen thorakal, 5 pasangsegmen lumbalis, 5 pasang segmen sacralis dan 1 pasang dari
segmen koxigeus.
- Vertebra Servikalis (ruas tulang leher) yang berjumlah 7 buah dan membentuk daerah tengkuk.
- Vertebra Torakalis (ruas tulang punggung) yang berjumlah 12 buah dan membentuk bagian belakang torax atau dada.
- Vertebra Lumbalis (ruas tulang pinggang) yang berjumlah 5 buah dan membentuk daerah lumbal atau pinggang.
- Vertebra Sakralis (ruas tulang kelangkang) yang berjumlah 5 buah dan membentuk ossakrum (tulang kelangkang).
- Vertebra koksigeus (ruas tulang tungging) yang berjumlah 4 buah dan membentuk tulang koksigeus (tulang tungging)
Pada potongan melintang, bentuk sumsum tulang
belakang tampak terbagi dua bagian, yaitu bagian tepi atau luar yang berwarna
putih dan bagian dalam berwarna abu-abu. Bagian tepi berwarna putih mengandung
dendrit dan akson yang berbentuk seperti tiang dan berjalan ke atas (naik) dan
ke bawah (turun). Traktus yang
berjalan naik mengantar rangsangan dari perifer ke pusat, yaitu meliputi traktus spinotalamikus membawa
rangsangan, traktus grasialis dan kuneatus untuk rasa dalam. Traktus yang berjalan turun membawa
rangsangan dari pusat ke perifer, antara lain traktus piramidalis(untuk penggerakan), traktus rubrospinalis (untuk koordinasi), traktus estibularis spinalis (untuk keseimbangan). Sel-sel di kornu anterior juga mengurus kegiatan
reflek spinalis, seperti reflek lutut, reflek bisep dan trisep. Gangguan pada medulla spinalis menyebabkan
bermacam-macam gejala klinis tergantung daerah mana yang terkena. Yang masih
banyak terdapat pada anak-anak adalah infeksi virus pada kornu anterior yaitu penyakit folio atau disebut juga foliomielitis akutainterior.
Sedangkan bagian dalam berwarna abu-abu
dan bentuknya seperti sayap atau seperti huruf H. Sayap (bentuk huruf H) yang
letaknya mengarah ke perut disebut sayap ventral. Sayap ventral
banyak mengandung badan neuron motorik dan akson yang menuju ke efektor. Selain
itu terdapat vsayap yang mengarah ke punggung disebutsayap dorsal. Sayap
dorsal mengandung badan neuron sensorik. Sumsum tulang belakang berfungsi
sebagai pusat gerak refleks, sebagai penghantar impuls dari kulit atau otot ke
otak, dan membawa impuls motorik dari otak ke otot tubuh.
Sumsum
tulang belakang merupakan salah satu bagian dari sistem saraf pusat manusia
yang menghubungkan sistem saraf tepi dan sistem saraf pusat di otak. Sumsum tulang
belakang berfungsi menghantarkan impuls menuju otak dan berperan dalam proses
gerak refleks. Sumsum tulang belakang pada laki-laki umumnya mempunyai panjang
sekitar 45 cm, sedangkan pada wanita adalah 43 cm. Sumsum tulang belakang
dilindungi oleh bagian-bagian tulang belakang, yaitu
tulang serviks, toraks, lumbar, dan sakral. Setiap bagian
tulang tersebut mempunyai dua fungsi jenis saraf dalam tubuh yang berlainan.
Selain berfungsi menghubungkan impuls ke otak, sumsum tulang belakang berperan
juga dalam mekanisme pergerakan refleks.Akibatnya timbul kelumpuhan yang layu (flaksid) terdapat atropi (pengecilan otot yang terkena),
refleks
anggota gerak yang terserat tadi menjadi hilang atau negatif. Kelumpuhan dapat
menyerang satu atau lebih anggota gerak. Kalau terjadi gangguan pada akhir medulla spinalis makan akan timbul
gejala yang disebut sindorma kornu,
yaitu kedua tungkai lumpuh (paraplegia)
gangguan pada buang air besar dan buang air kecil serta impotent (tidak bertenaga).
C.
Fungsi Medulla Spinalis
Fungsi sumsum tulang belakang
secara umum adalah mengadakan komunikasi antara otak dan semua bagian tubuh
gerak refleks. Namun dapat diuraikan berikut ini:
- Menghubungkan sistem saraf tepi ke otak. Informasi melalui neuron sensori ditransmisikan dengan bantuan interneuron
- Memungkinan jalan terpendek dari gerak refleks. Sehingga sumsum tulang belakang juga biasa disebut saraf refleks.
- Mengurusi persarafan tubuh, anggota badan dan kepala
- Untuk menyampaikan pesan dari otak ke berbagai bagian tubuh (biasanya otot) untuk dikenakan tindakan
- Untuk menyampaikan pesan dari reseptor sensorik yang ditemukan di seluruh tubuh ke otak
- Melakukan koordinasi reflek
7.
Pusat gerakan otot tubuh terbesar yaitu
dikornu motorik atau kornu ventralis.
8.
Mengurus kegiatan refleks spinalis dan
refleks tungkai
9.
Menghantarkan rangsangan koordinasi otot
dan sendi menuju cerebellum
10.
Mengadakan komunikasi antara otak dengan
semua bagian tubuh
D.
Kelainan Medulla Spinalis.
1.
Cedera Medula Spinalis
Akibat Kecelakaan
Jika medula
spinalis mengalami cedera karena kecelakaan, bisa terjadi kerusakan fungsi
(sebagian maupun total). Contohnya kerusakan hebat dari medula spinalis di
pertengahan punggung bisa menyebabkan kelumpuhan tungkai, tetapi lengan tetap
berfungsi secara normal.
2.
Kompresi Medula Spinalis
Dalam keadaan normal, medulla
spinalis dilindungi oleh kolumna
spinalis yang memiliki struktur seperti tulang, tetapi penyakit tertentu
dapat menekan medulla spinalis dan
mengganggu fungsi normalnya. Jika penekannya sangat hebat, maka sinyal saraf ke
atas dan ke bawah medulla spinalis
akan terhambat total. Penekanan yang tidak terlalu hebat hanya akan mengganggu
beberapa sinyal. Jika penekanan telah ditemukan dan diobati sebelum terjadinya
kerusakan saraf, maka biasanya fungsi medulla
spinalis akan kembali seperti semula.
3.
Spondilosis Servikalis
Spondilosis
servikalis merupakan suatu penyakit yang menyerang usia pertengahan dan usia
lanjut, dimana diskus dan tulang belakang di leher mengalami kemunduran
(degenerasi). Spondilosis servikalis menyebabkan menyempitnya kanal spinalis
(tempat lewatnya medula spinalis) di leher dan menekan medula spinalis atau
akar saraf spinalis, sehingga menyebabkan kelainan fungsi. Pertanda awalnya
biasanya adalah perubahan pada cara berjalan, gerakan kaki menjadi kaku dan
penderita berjalan dengan goyah.Leher terasa nyeri, teutama jika akar sarafnya
terkena.Kelemahan dan penciutan otot pada salah satu atau kedua lengan bisa
terjadi sebelum maupun sesudah timbulnya gejala penekanan medula spinalis.
4.
Kista Medula Spinalis &
Otak
Siring
adalah kantung yang berisi cairan (kista) di dalam otak (siringobulbia) atau
medula spinalis (siringomielia). Kista medula spinalis dan otak jarang
ditemukan.Kista yang didapat bisa merupakan akibat dari cedera atau tumor. Kista
yang tumbuh di dalam medula spinalis akan menekan medula spinalis dari
dalam.Paling sering terjadi di daerah leher, tetapi tidak menutup kemungkinan
kista tumbuh di tempat lainnya di sepanjang medula spinalis.
Biasanya yang terkena adalah saraf perasa nyeri dan saraf untuk perubahan suhu.Penderita sering mengalami luka bakar atau luka gores karena jari tangannya tidak dapat merasakan nyeri ataupun panas.Selanjutnya kista bisa menyebabkan kejang dan kelemahan, yang dimulai di tungkai.Pada akhirnya, otot yang dipersarafi oleh saraf yang terkena bisa mengalami atrofi (penyusutan).
Biasanya yang terkena adalah saraf perasa nyeri dan saraf untuk perubahan suhu.Penderita sering mengalami luka bakar atau luka gores karena jari tangannya tidak dapat merasakan nyeri ataupun panas.Selanjutnya kista bisa menyebabkan kejang dan kelemahan, yang dimulai di tungkai.Pada akhirnya, otot yang dipersarafi oleh saraf yang terkena bisa mengalami atrofi (penyusutan).
5.
Gangguan Aliran Darah Ke
Medula Spinalis
Sebagai
jaringan yang hidup, medula spinalis memerlukan persediaan darah yang
mengandung oksigen yang memadai. Jika terjadi gangguan pada aliran darah ke
medula spinalis maka fungsi dari medula spinalis akan terganggu.Berkurangnya
aliran darah ke medula spinalis jarang terjadi karena aliran darah ke sana
sangat banyak.Gangguan aliran darah ke medula spinalis bisa terjadi jika
terdapat penekanan pada arteri dan vena yang dapat disebabkan oleh tumor,
ruptur diskus, aterosklerosis atau bekuan darah (sangat jarang).Daerah yang
paling peka terhadap terjadinya gangguan aliran darah ini adalah daerah dada
bagian atas.
6.
Hematoma Spinalis
Hematoma
Spinalis adalah penimbunan darah di sekitar medula spinalis yang menekan medula
spinalis. Penyebabnya bisa berupa cedera punggung, kelainan pembuluh darah
(malformasi arteriovenosa), perdarahan pada orang-orang yang mengkonsumsi
antikoagulan atau yang memiliki kecenderungan untuk mengalami perdarahan.
7.
Kelainan Akar Saraf Medula
Spinalis
Penyebab yang paling sering adalah ruptur diskus (pecahnya lempengan)
diantara tulang belakang. Kolaps tulang belakang yang terjadi karena
pengeroposan tulang akibat kanker, osteoporosis atau cedera yang hebat.
Artritis degeneratif (osteoartritis) yang menyebabkan terbentuknya penonjolan
tulang yang tidak beraturan (taji tulang) yang menekan akar saraf. Stenosis
spinalis (penyempitan rongga di sekitar korda spinalis), sering terjadi pada
usia lanjut. Tumor atau infeksi medulla spinalis (misalnya meningitis atau
herpes zoster). Kerusakan pada tulang belakang atau lempeng diantara tulang
belakang bisa menyebabkan penekanan pada akar saraf medula spinalis. Penekanan
ini bisa menyebabkan nyeri, yang seringkali bertambah parah jika penderita
menggerakkan punggungnya, batuk, bersin atau mengedan.
8.
Syrinx : Rongga Berisi Cairan
Pada Tulang Belakang
Syrinx
adalah rongga berisi cairan yang terbentuk pada tulang belakang (disebut
syringomyelia), pada tangkai otak (disebut syringobulbia), atau pada keduanya.
Syrinx adalah langka. Pada sekitar separuh orang yang mengalami syrinx, hal ini
terjadi ketika lahir, dan kemudian untuk alasan yang kurang dipahami, hal ini
melebar selama usia remaja atau dewasa muda. Seringkali, anak yang mengalami
syrinx juga mengalami kelainan struktur lain pada otak, tulang belakang, atau
simpangan antara tengkorak dan tulang belakang. Biasanya, syrinx yang terbentuk
kemudian di dalam kehidupan menyebabkan tumor atau luka. Sekitar 30% tumor yang
berasal pada tulang belakang menghasilkan syrinx
9.
Tropical Spastic
Paraparesis/HTLV-1 yang berhubungan dengan Myelopathy \
Tropical
spastic paraparesis/HTLV-1-yang berhubungan dengan myelopathy adalah gangguan
pada tali tulang belakang yang perkembangannya lambat disebabkan oleh virus
manusia T-lymphotrophic 1/ human T-lymphotrophic virus1 (HTLV-1). Yang
menyebabkan kelemahan disertai kejang otot (kelemahan disertai kekejangan) pada
kedua kaki. Virus manusia T-lymphotrophic 1/ human T-lymphotrophic virus1
(HTLV-1) virus yang serupa dengan virus yang menyebabkan AIDS, virus human
immunodeficiency virus (HIV). Virus HTLV-1 bisa menyebabkan jenis leukemia dan
lymphoma tertentu (kanker pada sel darah putih). Virus ini ditularkan melalui
hubungan seksual, menggunakan obat-obatan illicit melalui infus, atau kontak
dengan darah. Yang bisa ditularkan dari ibu kepada anak melalui menyusui. Virus
terdapat di dalam sel darah putih. Karena cairan tulang belakang mengandung sel
darah putih, tali tulang belakang bisa rusak. Kerusakan pada tali tulang
belakang lebih diakibatkan dari reaksi tubuh terhadap virus dibandingkan dari virus
itu sendiri.
10. Degenerasi Kombinasi Subakut : Membuat Lemah Tubuh
Gangguan Degenerasi Kombinasi Subakut mengenai sekitar 1 dari 10.000 orang,
biasanya mereka yang berusia lebih tua dari 40 tahun. Hal ini disebabkan
kekurangan vitamin B12, yang biasanya juga menyebabkan anemia pernicious.
Biasanya, kekurangan tersebut tidak berhubungan dengan makanan tetapi dengan
ketidakmampuan tubuh untuk menyerap vitamin B12. Vitamin B12 diperlukan untuk
pembentukan dan perawatan lapisan lemak (lapisan myelin) yang mengelilingi
beberapa sel syaraf dan yang mempercepat pergantian sinyal syaraf. Pada
gangguan degenerasi kombinasi subakut, lapisan tersebut rusak, menyebabkan
sensor dan penggerak serat syaraf dari tali tulang belakang mengalami
kemunduran. Otak, syaraf pada mata, dan syaraf di sekitarnya kadangkala juga
rusak.
E. Faktor penyebab kelainan
1.
Tulang belakang yang patah atau tulang lainnya di
dalam kolumna spinalis
2.
Ruptur pada satu atau beberapa diskus yang terletak
diantara tulang belakang
3.
Infeksi (abses medula spinalis)
4.
Tumor medula atau kolumna spinalis
5.
Tekanan yang tiba-tiba biasanya berasal dari cedera
atau perdarahan, tetapi bisa juga disebabkan oleh infeksi atau tumor.
6.
Suatu pembuluh darah yang abnormal (malformasi
arteriovenosa) juga bisa menyebabkan penekanan pada medula spinalis.
7.
Kecelakaan lalu lintas
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Sumsum
tulang belakang adalah saraf
tipis yang merupakan perpanjangan sistem saraf pusat dari otak dan
melengkung yang dilindungi oleh ruas-ruas tulang belakang. Sumsum tulang
belakang memanjang dari pangkal leher, hingga ke selangkangan.Medulla
spinalis
terletak di canalis vertebralis columna dan dibungkus oleh tiga meninges yaitu durameter,
arachnoid
dan
piamater.
Sumsum tulang belakang terdiri dari 31 pasang saraf spinalis yang
terdiri dari 7 pasang segmen servikal, 12 pasang segmen thorakal, 5 pasang
segmen lumbalis,
5 pasang segmen sacralis dan 1 pasang dari
segmen koxigeus.
DAFTAR PUSTAKA
Iswari Mega, dan
Nurhastuti. 2010. Anatomi Fisiologi Genetika
dan Neurologi. Padang: UNP
Press.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar