Artikel Non-Penelitian Dalam Penulisan Karya Ilmiah
Dosen Pembimbing
:
Dr. Jon Effendi,
M.Pd
Disusun oleh :
Kelompok 4
1. Ainul
Mardiyah (17003047)
2. Fairuz
Luthfiyah (17003162)
3. Shintia
Andrisani (17003072)
4. Suci
Syafrimadani (17003038)
5. Yaumul
Hasani (17003079)
6. Vera
Zulsianti (17003106)
7. Vika
Ullya (17003158)
Pendidikan Luar Biasa
Fakultas Ilmu
Pendidikan
Universitas Negeri
Padang
2017
KATA PENGANTAR
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Tuhan Yang Maha Esa atas segala
kemudahan yang diberikan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini
yang diharapkan dapat bermanfaat bagi para pembaca.
Ucapan
terima kasih kepada dosen pembimbing yang telah memberikan dorongan dan
bimbingan untuk penyelesaian tugas ini dengan sebaik-baiknya. Ucapan
terimakasih juga penulis ucapkan kepada kedua orang tua, kakak dan adik penulis
yang telah memotivasi dan ikut berpartisipasi.
Makalah
ini dibuat dalam rangka penyelesaian tugas mata kuliah Penulisan Karya Ilmiah
yang membahas tentang artikel non penelitian. Konsep kajian makalah ini disusun
dengan efektif dan menarik serta beruntun mulai dari perkembangan hingga
penyelesaian tugas berupa kesimpulan. Sistematika penyajiannya diharapkan dapat
memberikan pemahaman yang maksimal.
Waktu,
tenaga, pikiran telah kami berikan agar makalah ini selesai dengan baik. Namun,
dalam usaha yang maksimal tersebut penulis menyadari tiada gading yang tak
retak. Saran dan kritikan yang konstruktif sangat diharapkan untuk perbaikan
makalah ini selanjutnya.
14, November 2017
Tim Penulis
i
DAFTAR
ISI
KATA
PENGANTAR.........................................................................................i
DAFTAR
ISI.....................................................................................................ii
BAB
I PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang.........................................................................1
B. Rumusan
Masalah.....................................................................1
C. Tujuan
Masalah........................................................................1
BAB
II PEMBAHASAN
A. Ciri-ciri
pokok artikel non penelitian...........................................2
B. Isi
dan sistematikan non penelitian............................................3
BAB
III PENUTUP
A. Kesimpulan...........................................................................12.
B. Saran....................................................................................12
DAFTAR
PUSTAKA........................................................................................13
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Artikel
hasil pemikiran adalah hasil pemikiran penulis atas suatu permasalah, yang
dituangkan dalam bentuk tulisan. Dalam upaya untuk menghasilkan artikel jenis
ini penulis terlebih dahulu mengkaji sumber-sumber yang relevan dengan
permasalahannya, baik yang sejalan maupun yang bertentangan dengan apa yang
dipikirkannya. Sumber-sumber yang dianjurkan untuk dirujuk dalam rangka
menghasilkan artikel hasil pemikiran adalah juga artikel-artikel hasil
pemikiran yang relevan, hasil-hasil penelitian terdahulu, di samping
teori-teori yang dapat digali dari buku-buku teks.
B.
Rumusan
Masalah
1.
Apa saja ciri-ciri pokok artikel non penelitian?
2.
Bagaimana sistematika artikel non penelitian?
C.
Tujuan
1. Memiliki wawasan serta pemahaman
tentang artikel non penelitian.
2. Mengetahui ciri-ciri pokok
artikel non penelitian.
3. Paham dan mengerti tentang
sistematika artikel non penelitian.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Ciri Pokok Artikel Non Penelitian
Ciri-ciri Karya Tulis Ilmiah (Dalman) Objektif (berdasarkan
fakta/bukti), Netral (tidak bersifat pribadi),
Sistematis (uraian-pengembangan tertentu), Logis (pola nalar
deduktif/induktif), Menyajikan fakta,
Tidak pleonastis, Bahasa forma.
Ketentuan untuk penulisan artikel
nonpenelitian pada dasarnya berlaku juga untuk penulisan makalah pendek (yaitu
makalah yang panjangnya tidak lebih dari 20 halaman), kecuali dalam makalah
pendek abstrak dan kata-kata kunci tidak harus ada.
Istilah artikel nonpenelitian mengacu
kepada semua jenis artikel ilmiah yang bukan merupakan laporan hasil
penelitian. Artikel yang termasuk kategori artikel nonpenelitian antara lain
berupa artikel yang menelaah suatu teori, konsep, atau prinsip, mengembangkan
suatu model, mendiskripsikan fakta atau fenomena tertentu, menilai suatu
produk, dan masih banyak jenis yang lain. Karena beragamnya jenis artikel ini,
maka cara penyajiannya di dalam jurnal sangat bervariasi.
B. Isi
dan Sistematika Artikel Non Penelitian
Sebuah artikel nonpenelitian berisi
hal-hal yang sangat esensial; karena itu biasanya jumlah halaman yang
disediakan tidak banyak (antara 10 – 20 halaman). Unsur pokok yang harus ada
dalam artikel nonpenelitian dan sistematikanya adalah: (1) judul artikel, (2)
nama penulis, (3) abstrak dan kata kunci, (4) pendahuluan, (5) bagian inti, (6
penutup, dan (7) daftar rujukan.
1. Judul
Judul artikel sebagai label yang
mencerminkan secara tepat inti isi yang terkandung dalam artikel. Untuk itu,
pemilihan kata yang dipakai dalam judul artikel hendaknya dilakukan secara
cermat. Di samping aspek ketepatannya, pilihan kata untuk judul perlu juga
mempertimbangkan pengaruhnya terhadap daya tarik judul bagi pembaca. Judul
artikel sebaiknya terdiri atas 5 – 15 kata.
Judul artikel hasil pemikiran
hendaknya mencerminkan dengan tepat masalah yang dibahas. Pilihan kata-kata
harus tepat, mengandung unsu-unsur utama maslah, jelas, dan setelah disusun
dalm bentuk judul harus memiliki daya tarik yang cukup kuat bagi calon pembaca.
Judul dapat ditulis dalam bentuk berita atau kalimat tanya. Salah satu ciri
penting judul artike hasil pemikiran adalah ”provokatif”, dalam arti merangsang
pembaca untuk membaca artikel yang bersangkutan. Hal ini penting karena artikel
hasil pemikiran pada dasarnya bertujuan untuk membuka wacana diskusi
argumentasi, analisis, dan sintesis pendapat-pendapat para ahli atau pemerhati
bidang tertentu.
Perhatikan judul-judul artikel di bawah
ini, dan lakukan evaluasi terhadap judul-judul tersebut untuk melihat apakah
kriteria yang tersebut di atas terpenuhi.
·
Membangun Teori melalui
Pendekatan Kualitatif (Forum Penelitian Kependidikan Tahun 7, No. 1)
·
Repelita IV: Cautious Development Plan for
Steady Growth (Kaleidoscope International Vol. IX No.1)
·
Interpreting Student’s and Teacher’s
Discourse in Science Classes: An Underestimated Problem? ( Journal of Research
in Science Teaching Vol. 33, No. 2 ).
Di dalam contoh-contoh judul di atas
seharusnya tercermin ciri-ciri yang diharapkan ditunjukkan oleh artikel hasil
pemikiran seperti provokatif, argumentatif, dan analitik.
2.
Nama Penulis
Untuk menghindari bias terhadap
senioritas dan wibawa atau inferioritas penulis, nama penulis artikel tanpa
disertai gelar akademik atau gelar profesional yang lain. Jika dikehendaki
gelar kebangsawanan atau keagamaan boleh disertakan. Nama lembaga tempat
penulis bekerja ditulis sebagai catatan kaki di halaman pertama. Jika penulis
lebih dari 2 orang, hanya nama penulis utama saja yang dicantumkan di bawah
judul disertai tambahan dkk. (dan kawan-kawan). Nama penulis lain ditulis dalam
catatan kaki atau di dalam catatan akhir jika tempat pada catatan kaki tidak
mencukupi.
3.
Abstrak dan Kata Kunci
Untuk artikel nonpenelitian,
abstrak berisi ringkasan dan isi artikel yang dituangkan secara padat, bukan
komentar atau pengantar dari penyunting atau redaksi. Panjang abstrak 50 – 75
kata dan ditulis dalam satu paragraf. Abstrak diketik dengan spasi tunggal
dengan menggunakan format yang lebih sempit dari teks utama (margin kanan dan
kiri menjorok masuk 1,2 cm).
Dengan membaca abstrak diharapkan calon
pembaca segera memperoleh gambara umum dari masalah yang dibahas dalam artikel.
Ciri-ciri umum hasil pemikiran seperti kritis dan provokatif hendaknya juga
sudah terlihat dalam abstrak ini sehingga calon pembaca tertarik untuk
meneruskan pembacannya.
Abstrak
hendaknya juga disertai dengan 3-5 kata kunci, yaitu istilah-istilah yang
mewakili ide-ide atau konsep-konsep dasar yang terkait dengan ranah
permasalahan yang dibahas dalam artikel, atau kata pokok yang menggambarkan
daerah masalah yang diteliti atau istilah-istilah yang merupakan dasar
pemikiran gagasan dalam karangan asli, berupa kata tunggal atau gabungan kata.
Jumlah kata kunci antara 3 – 5 buah. Jika dapat diperoleh, kata-kata kunci
hendaknya diambil dari tesaurus bidang ilmu terkait. Perlu dicatat bahwa
kata-kata kunci tidak hanya dapat dipetik dari judul artikel, tetapi juga dari
tubuh artikel walaupun ide-ide atau konsep-konsep yang diwakili tidak secara
eksplisit dinyatakan atau dipaparkan di dalam judul atu tubuh artikel. Kata
kunci diperlukan untuk komputerisasi sistem informasi ilmiah. Dengan kata kunci
dapat ditemukan judul-judul penelitian beserta abstraknya dengan mudah.
4.
Pendahuluan
Bagian pendahuluan artikel nonpenelitian
berisi uraian yang mengantarkan pembaca kepada topik utama yang akan dibahas.
Bagian ini menguraikan hal-hal yang dapat menarik perhatian pembaca dan
memberikan acuan (konteks) bagi permasalahan yang akan dibahas misalnya dengan
menonjolkan hal-hal yang kontroversial atau belum tuntas dalam pembahasan
permasalahan terkait dalam artikel-artikel atau naskah-naskah lain yang telah
dipublikasikan terdahulu. Oleh karena itu, isi bagian pendahuluan menguraikan
hal-hal yang mampu menarik pembaca sehingga mereka ”tergiring” untuk mendalami
bagian selanjutnya. Selain itu, bagian pendahuluan hendaknya diakhiri dengan
rumusan singkat (1 – 2 kalimat) tentang hal-hal pokok yang akan dibahas. Bagian
pendahuluan tidak diberi judul.
5.
Bagian Inti
Judul,
judul bagian, dan isi bagian inti sebuah artikel nonpenelitian sangat bervariasi,
lazimnya berisi kupasan, analisis, argumentasi, komparasi, keputusan, dan
pendirian atau sikap penulis mengenai masalah yang dibicarakan, tergantung pada
topik yang dibahas. Hal yang perlu mendapat perhatian pada bagian inti adalah
pengorganisasian isinya. Uraian yang lebih rinci mengenai cara pengorganisasian
isi dibahas pada paparan berikutnya.
Banyaknya subbagian juga tidak
ditentukan, tergantung kepada kecukupan kebutuhan penulis untuk menyampaikan
pikiran-pikirannya. Di antara sifat-sifat artikel terpenting yang seharusnya
ditampilkan di dalam bagian ini adalah kupasan yang argumentatif, analitik, dan
kritis dengan sistematika yang runtut dan logis, sejauh mungkin dengan berciri
komparatif dan menjauhi sifat tertutup dan instruktif. Walaupun demikian perlu
dijaga agar tampilan bagian ini tidak terlalu panjang dan menjadi bersifat
enumeratif seperti diktat. Penggunaan subbagian-subbagian yang terlalu banyak
juga akan menyebabkan artikel tampil seperti diktat.
6.
Penutup
Istilah penutup dipakai sebagai
judul bagian akhir dari sebuah artikel nonpenelitian, jika isinya hanya berupa
catatan akhir atau yang sejenisnya. Jika uraian pada bagian akhir berisi
kesimpulan hasil pembahasan pada bagian sebelumnya, perlu dimasukkan pada
bagian kesimpulan. Kebanyakan artikel nonpenelitian membutuhkan kesimpulan. Ada
beberapa artikel nonpenelitian yang dilengkapi dengan saran. Sebaiknya saran
ditempatkan dalam bagian tersendiri.
Penutup biasanya diisi dengan
simpulan atau penegasan pendirian penulis atau masalah yang dibahs pada bagian
sebelumnya. Banyak juga penulis yang berusaha menampilkan segala apa yang telah
dibahas dibagian terdahulu, secara ringkas. Sebagian penulis mnyertakan
saran-saran atau pendirian alternatif. Jika memang dianggap tepat bagian terakhir
ini dapat disajikan dalam subbagian tersendiri.
7.
Daftar Rujukan
Bahan rujukan yang dimasukkan dalam daftar
rujukan hanya yang benar-benar dirujuk di dalam tubuh artikel. Jadi, bahan
pustaka yang dimasukkan dalam daftar rujukan harus sudah disebutkan dalam
batang tubuh artikel. Karena itu, Daftar rujukan harus lengkap, mencakup semua
bahan pustaka yang telah disebutkan dalam batang tubuh artikel.
Sebaliknya, semua rujukan yang telah
disebutkan dalam tubuh artikel harus tercatat di dalam daftar rujukan. Penulisan
daftar rujukan dilakukan pada halaman terakhir artikel, tidak pada halaman
baru. Tata aturan penulisan daftar rujukan bervariasi, tergantung gaya
selingkung yang dianut. Walaupun demikian, harus senantiasa diperhatikan bahwa
tata aturan ini secara konsisten didiikuti dalam setiap nomor penerbitan.
8.
Pengorganisasian Isi
Pengorganisasian isi mengacu
kepada cara penataan urutan isi yang akan dipaparkan dalam artikel. Isi yang
dimaksud dapat berupa fakta, konsep, prosedur, atau prinsip. Tipe isi yang
berbeda memerlukan penataan urutan yang berbeda, tergantung pada struktur
isinya.
Berikut ini adalah langkah yang
perlu dilewati untuk menghasilkan pengiorganisasian isi artikel yang baik: (1)
mengidentifikasi tipe isi yang akan dideskripsikan dalam artikel, (2)
menetapkan struktur isi, (3) menata isi ke dalam strukturnya, (4) menata urutan
isi, dan (5) mendeskripsikan isi mengikuti urutan yang telah ditetapkan.
Mengidentifikasi tipe isi yang akan
dideskripsikan dalam artikel merupakan langkah paling awal. Isi yang dimaksud
perlu dikaji secara cermat apakah berupa konsep, prosedur, atau prinsip.
Tipe isi dikatakan konsep apabila menekankan uraian tentang ”apanya”, tipe isi
prosedur menekankan ”bagaimana”, dan tipe isi dikatakan prinsip apabila
menekankan ”mengapa”.
Menetapkan struktur isi
merupakan langkah lanjutan setelah penetapan tipe isi. Struktur isi mengacu
kepada kaitan antarisi. Penataan isi artikel perlu memperhatian struktur
isinya. Dari struktur isi akan dapat diketahui isi mana yang selayaknya
diuraikan lebih dulu dan isi mana yang diuraikan kemudian, serta seberapa dalam
setiap isi perlu diuraikan.
Tipe isi yang berbeda menuntut
struktur isi yang berbeda. Apabila isi yang akan diuraikan dalam artikel berupa
konsep-konsep, maka isi ini sebaiknya ditata ke dalam struktur konseptual.
Apabila isi yang akan diuraikan berupa prosedur, maka penataannya menuntut
penggunaan struktur prosedural. Apabila isi yang akan diuraikan berupa prinsip,
tatanan prinsip-prinsip itu ditata ke dalam struktur teoretik.
Langkah ketiga adalah menata
isinya ke dalam strukturnya. Apabila hasil langkah kedua ternyata mengarah ke
pembuatan struktur konseptual, maka langkah berikutnya adalah memilih semua
konsep penting yang akan diuraikan dan manatanya menjadi suatu struktur yang
bermakna, yang secara jelas menunjukkan keterkaitan antarkonsep itu.
Langkah keempat adalah menata urutan isi.
Penataan ini dilakukan berpijak pada struktur yang telah dibuat pada langkah
ketiga. Pada langkah ini semua konsep atau prosedur, atau prinsip yang telah
dimasukkan dalam strukturnya ditata urutan pemaparannya. Beberapa ketentuan
penataan urutan yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut.
Pertama, paparkan
struktur isi, sedapat mungkin pada bagian paling awal dari artikel. Struktur
isi yang memuat bagian-bagian penting artikel dan kaitan-kaitan antarbagian itu
perlu dipaparkan pada bagian awal untuk dijadikan kerangka acuan paparan isi
yang lebih rinci.
Kedua,
Paparkan bagian isi terpenting di bagian pertama. Pada tahap pemaparan isi yang
diambil dari suatu struktur, upayakan memaparkan isi yang paling penting
pertama kali. Penting tidaknya bagian isi ditentukan oleh sumbangannya untuk
memahami keseluruhan isi artikel. Misalnya, jika konsepkonsep yang akan
dipaparkan memiliki hubungan prasyarat belajar, maka konsep-konsep yang
mempersyarati sebaiknya dipaparkan terlebih dulu.
Ketiga, sajikan isi secara bertahap
dari umum ke rinci. Isi yang lebih umum sebaiknya disajikan mendahului isi yang
lebih rinci. Selain itu, setiap paparan suatu bagian isi sebaiknya selalu
ditunjukkan kaitannya dengan bagian isi yang lain.
Setelah melewati keempat langkah tersebut,
penulis artikel tinggal membuat paparan isi sesuai dengan urutan yang telah
ditetapkan sebelumnya. Dalam memaparkan isi upayakan menggunakan tahapan
tingkat umum ke rinci secara bertahap. Dengan cara ini, tingkat sajian yang
lebih umum akan menjadi pijakan bagian sajian isi yang lebih rinci.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Istilah
artikel nonpenelitian mengacu kepada semua jenis artikel ilmiah yang bukan
merupakan laporan hasil penelitian. Artikel yang termasuk kategori artikel
nonpenelitian antara lain berupa artikel yang menelaah suatu teori, konsep,
atau prinsip, mengembangkan suatu model, mendiskripsikan fakta atau fenomena
tertentu, menilai suatu produk, dan masih banyak jenis yang lain. Karena
beragamnya jenis artikel ini, maka cara penyajiannya di dalam jurnal sangat
bervariasi. Sistematika penulisannya antara lain: Judul, Nama penulis, Abstrak dan kata kunci, Pendahuluan, Bagian inti, Penutup, Daftar
rujukan.
B. Saran
Dalam Penulisan karya ilmiah harus di perhatikan
sistematika penulisan artikel non penelitian. Sehingga penulisan artikel
tersebut dalam karya ilmiah menjadi lebih baik dan tersusun.
DAFTAR
PUSTAKA
Zulmiyetri.
2012.Penulisan Karya Ilmiah.UNP Press:Padang.
Nasution dan M
Tomas.2011.Buku Penuntun Pembuatan Tesis, Sekripsi, Disertasi Makalah.
Jakarta:PT Bumi Aksara
ii
Tidak ada komentar:
Posting Komentar