Minggu, 17 September 2017

afgan indrapenglihatan (K2)




INDRA PENGLIHATAN






Disusun Oleh:
kelompok 2
Monica Rumapea (17003136)
Reza Silvi Chania (17003147)
Risky Hidayatullah (17003070)
Mardatillah (17003132)
Shintia Andrisani (17003072)
Yefermida (15003201)
Fairuz Luthfiyah (17003162)


Universitas Negri Padang
Pendidikan Luar biasa
PADANG
2017





KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada tuhan yang maha esa yang telah melimpahkan rahmat Dan hidayahnya serta kesehatan  sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah dengan judul “Indra Penglihatan” .
Dengan selesainya makalah ini kami harap dapat  mempermudah ibu/bapak dosen dalam penyampaian materi kami, serta membantu  teman- teman dalam proses pemahaman materi yang kami sajikan sebagai bahan pembelajaran yang akan bermanfaat untuk menambah wawasan kita.
Kami menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun agar lebih baik lagi untuk selanjutnya.

                                                           
                                                                                    Padang, 02 September 2017








i
Daftar Isi
Halaman depan
Kata Pengantar ..................................................................................................................i
Daftar Isi .............................................................................................................................ii
Bab I    PENDAHULUAN
            1.1 Latar Belakang .............................................................................................. 1
            1.2. Perumusan Masalah ......................................................................................1
            1.3 Tujuan .............................................................................................................1
Bab II    PEMBAHASAN
            2.1 Anatomi Fisioligi Indra Penglihatan ................................................................2
            2.2 Bagian Bagian Bola Mata ...............................................................................2
            2.3 Saraf Mata dan Cara Kerjanya .......................................................................4
            2.4 Proses Penglihatan .........................................................................................5
            2.5 Kelainan / Gangguan Pada Indra Penglihatan.................................................6
            2.6 Cara pemeriksa ketajaman mata ....................................................................7
Bab III   Penutup
            3.1 Saran  ............................................................................................................9
            3.2 Kesimpulan ....................................................................................................9
Daftar Pustaka...................................................................................................................10




BAB I
Pendahuluan
1.2 Latar belakang
Indera adalah kumpulan dari reseptor yang membentuk organ atau alat khusus.sedangkan reseptor adalah ujung syaraf yang berfungsi untuk menerima rangsang, propioseptor adalah kumpulan reseptor yang tidak membentuk alat khusus.
              Mata adalah alat indra penglihat yang di dalam nya terdapat jaringan-jaringan indera penglihatan tersebut berpotensi menimbul kan penyakit atau kelainan dalam penglihatan.
              Alat indera penglihat pada manusia adalah mata. Indera penglihat (mata) disebut juga fotoreseptor karena mata sangat peka terhadap rangsangan cahaya. Mata memiliki sejumlah reseptor khusus untuk mengenali perubahan sinar dan warna.

1.2  Rumusan Masalah
            1. Apa itu anatomi fisiologi indra penglihatan?
            2. Jelaskan bagian-bagian bola mata?
            3. Jelaskan saraf mata dan cara kerjanya?
            4. Bagaimana proses penglihatan?
            5. Apa kelainan/gangguan pada indra penglihatan?
            6. Bagaimana cara pemeriksaan ketajaman penglihatan?

1.3 Tujuan
   Untuk mengetahui anatomi fisiologi indra penglihatan, bagian-bagian bola mata, saraf mata dan cara kerjanya, proses penglihatan, kelainan/gangguan pada indra penglihatan dan cara pemeriksaan ketajaman mata.



BAB II
PEMBAHASAN

 2.1 Anatomi Fisioligi Indra Penglihatan
      Indra penglihatan pada manusia adalah mata.  Mata adalah organ penglihatan yang mendeteksi cahaya.  Yang dilakukan mata yang paling sederhana tak lain hanya mengetahui apakah lingkungan sekitarnya adalah terang atau gelap.
Mata yang lebih kompleks dipergunakan untuk memberikan pengertian visual.
Mata memiliki bagian - bagiannya yang di sebut juga Anatomi, serta dari bagian  tersebut memiliki fungsi masing – masing yakni Fisiologi.
2.2 Bagian – bagian Bola mata



 





1. Kornea
    
Disebut juga selaput bening mata, jika mengalami kekeruhan akan sangat mengganggu penglihatan dan bisa diganti dengan jaringan kornea dari donor mata (pencangkokan kornea). Kornea merupakan selaput yang tembus cahaya, melalui kornea kita dapat melihat membran pupil dan iris. Penampang kornea lebih tebal dari sklera, terdiri dari 5 lapisan epitel kornea, 2 lamina elastika anterior (bowmen, 3 substansi propia, 4 lamina elastika posterior, dan 5 endotelium. Kornea tidak mengandung pembuluh darah peralihan, antara kornea ke sklera disebut selero corneal junction. Kornea juga merupakan jalan masuk cahaya pada mata dengan menempatkannya pada retina.

2. Sklera
Lapisan berwarna putih di bawah konjungtiva serta merupakan bagian dengan konsistensi yang relatif lebih keras untuk membentuk bola mata.
3. Camera Oculi Anterior (COA)
Merupakan ruangan antara kornea dengan iris yang membentuk rongga yang berisi cairan (humor aquous) yang memudahkan iris untuk bergerak.
4. Camera Oculi Posterior (COP)  
Merupakan ruangan yang terdapat antara lensa dengan iris berisi humor aquos.
5. Uvea
Terdiri dari 3 bagian yaitu iris, badan siliar dan koroid. Iris adalah lapisan yang dapat bergerak untuk mengatur banyaknya cahaya yang masuk ke dalam mata. Badan siliar berfungsi menghasilkan cairan yang mengisi bilik mata. Sedangkan koroid merupakan lapisan yang banyak mangandung pembuluh darah untuk memberi nutrisi pada bagian-bagian mata.
6. Pupil
Merupakan suatu "lubang" tempat cahaya masuk ke dalam mata, dimana lebarnya diatur oleh gerakan iris.

7. Lensa Kristalina
     Sesuai dengan namanya, berfungsi untuk memfokuskan cahaya yang masuk agar diperoleh penglihatan yang jelas. Jika mengalami kekeruhan akan menyebabkan kaburnya penglihatan seperti pada penyakit katarak.
8. Badan Siliar (Corpus Ciliaris)
Terdapat di belakang iris, merupakan tempat menempelnya zonula zonii. Berfungsi memproduksi humor aquous.Berperan dalam proses akomodasi lensa.
9. Badan Vitreus   
Bagian terbesar yang mengisi bola mata, disebut juga sebagai "badan kaca" karena konsistensinya yang berupa gel dan bening dapat meneruskan cahaya yang masuk sampai ke retina.
10. Retina
Merupakan merupakan reseptor saraf yang peka terhadap cahaya (fotoreseptor). Rangsang cahaya akan diubah menjadi arus listrik untuk disalurkan melalui saraf optik (saraf mata).
11. Koroid
Merupakan lapisan antara retina dan sklera.Terdiri dari pembuluh darah yang memberi nutrisi kepada mata. Koroid berhubungan dengan badan siliar dan bagian belakang dengan nervus optikus.

2.3 Saraf mata dan cara kerjanya
·       saraf optikus (Nervus II),  Saraf optikus merupakan kumpulan jutaan serat saraf yang membawa pesan visual dari retina ke otak. Rangsangan berupa cahaya bisa di interpretasikan di otak melalui saraf optikus. Berarti saraf optikus mengubah cahaya menjadi stuktur kimia/listrik agar bisa dihantarkan ke sistem saraf pusat (otak).   Bagian mata yang mengandung saraf optikus adalah pada bagian retina. Retina mengandung saraf-saraf cahaya dan pembuluh darah. Bagian retina yang paling sensitif adalah makula, yang memiliki ratusan ujung saraf. Banyaknya ujung saraf ini menyebabkan gambaran visuil yang tajam. Retina mengubah gambaran tersebut menjadi gelombang listrik yang oleh saraf optikus dibawa ke otak.
·       saraf okulomotoris (Nervus III), saraf mata ini bertanggung jawab terhadap pergerakan bola mata, membuka kelopak mata, dan mengatur konstraksi pupil mata. Saraf okulomotoris ini lebih banyak berperan untuk mendukung proses penglihatan yang sempurna. Misalnya, jika jumlah cahaya yang masuk kemata, maka saraf optikus akan menggerakkan iris untuk mengecilkan pupil. Kelainan pada saraf okulomotoris ini, akan menyebabkan kelainan pada pergerakan bola mata seperti mata juling dan lain-lain.
·       saraf lakrimalis, yang merangsang dalam pembentukan air mata oleh kelenjar air mata. Kelenjar Lakrimalis terletak di puncak tepi luar dari mata kiri dan kanan dan menghasilkan air mata yang encer. Air mata mengalir dari mata ke dalam hidung melalui 2 duktus lakrimalis; setiap duktus memiliki lubang di ujung kelopak mata atas dan bawah, di dekat hidung. Air mata berfungsi menjaga kelembaban dan kesehatan mata, juga menjerat dan membuang partikel-partikel kecil yang masuk ke mata. Selain itu, air mata kaya akan antibodi yang membantu mencegah terjadinya infeksi. Kelenjar lakrimalis juga akan mengeluarkan air mata jika seseorang dalam keadaan sedih (menangis).

2.4 Proses penglihatan









Proses penglihatan oleh mata diibaratkan  sebuah kamera. Kamera membutuhkan lensa dan film untuk membentuk sebuah gambar. Mata sebagai kamera mempunyai lensa (kornea, lensa kristalina dan` vitreus) untuk memfokuskan cahaya dan film (retina). Jika ada kerusakan pada salah satu bagian maka gambar yang terbentuk tidak sempurna.
Pada saat melihat sebuah obyek, cahaya akan direfleksikan pada kornea. Kemudian cahaya direfraksi dan difokuskan oleh kornea, lensa dan vitreus ke retina untuk membentuk sebuah bayangan. Bayangan yang terbentuk adalah terbalik.  Pada retina terjadi proses fotokimia penglihatan yang mengubah energi cahaya menjadi impuls saraf. Impuls yang terbentuk ditransmisikan melalui nervus optikus ke otak. Otak akan menerjemahkan impuls tersebut dan mempersepsikan obyek sebagai bayangan yang tegak.




2.5 Kelainan/ gangguan pada indra penglihatan
     Struktur maupuan fungsi sistem pengindraan manusia dapat mengalami gangguan atau kelainan. Kelainan tersebut dapat disebabkan oleh berbagai hal.
Macam-macam kelainan pada mata, antara lain:
1). Hipermotropia(rabun dekat)
Penyebab :  lensa mata tidak dapat mencembung atau bola mata terlalu pendek
sehingga bayangan benda jatuh di belakang retina.
Teknologi :  ditolong dengan lensa cembung(konvergen/positif).
2). Miopia(rabun jauh)
Penyebab :  lensa mata terlalu cembung atau bola mata terlalu panjang
sehingga bayangan benda jatuh di depan retina.
Teknologi :  ditolong dengan lensa cekung(divergen/negatif).
3). Presbiopia
Penyebab :  elastisitas lensa mata berkurang karena usia tua.
Teknologi :  ditolong dengan lensa rangkap(dua macam lensa).
4). Astigmatisme
Penyebab :  permukaan lensa mata tidak sama sehingga fokusnya tidak sama,
dan bayangan benda yang terbentuk tidak sama.
Teknologi :  ditolong dengan lensa silindris(silinder)
5). Katarak
Penyebab :  lensa mata buram, tidak elastis akibat pengapuran, sehingga daya
akomodasi berkurang.
Teknologi :  operasi.
6). Glaukoma
Penyebab :  adanya penambahan tekanan dalam mata, karena cairan dalam
bilik anterior mata(aqueous humor) belum sempat disalurkan
keluar sehingga tegangan yang ditimbulkan dapat menyebabkan
tekanan pada saraf optik;  lama-kelamaan akan menyebabkan
hilangnya daya penglihatan.
Teknologi : obat-obatan, operasi dengan menggunakan laser.
2.6 Cara memeriksa ketajaman mata
            Dengan cara visus :
     Visus adalah ketajaman penglihatan. Pemeriksaan visus merupakan pemeriksaan untuk melihat ketajaman penglihatan.
Cara memeriksa visus ada beberapa tahap:
1) Menggunakan 'chart' => yaitu membaca 'chart' dari jarak yang ditentukan, biasanya 5 atau 6 meter. Digunakan jarak sepanjang itu karena pada jarak tersebut mata normal akan relaksasi dan tidak berakomodasi.
Kartu yang digunakan ada beberapa macam :
ΓΌ Snellen chart, kartu bertuliskan beberapa huruf dengan ukuran yang berbeda untuk pasien yang bisa membaca.









Cara memeriksa :
·         Kartu diletakkan pada jarak 5 atau 6 meter dari pasien dengan posisi lebih         tinggi atau sejajar dengan mata pasien.
*Bila jarak 5 meter, maka visus normal akan bernilai 5/5 artinya mata normal dapat melihat pada jarak 5 meter, pasien juga dapat melihat pada jarak 5 meter. Bila berjarak 6 m, berarti visus normalnya 6/6. Satuan selain meter ada kaki = 20/20, ada juga log (logaritma).
·         Pastikan cahaya harus cukup
·         Bila ingin memeriksa visus mata kanan, maka mata kiri harus ditutup dan pasien diminta membaca kartu

ΓΌ   Tes Wuta Warna


           












BAB III
Penutup
3.1 Saran 
Bagi para pembaca yang telah membaca makalah ini kiranya dapat memberikan saran/kritik serta masukan yang berarti pada perbaikan selanjutnya supaya makalah ini menjadi makalah yang sempurna.
           
3.2 Kesimpulan
   Sistem penglihatan adalah bagian dari sistem indra yang menbuat organisme mampu melihat. Sitem penglihatan menafsirkan informasi dari cahaya untuk mendirikan representasi dunia disekeliling tubuh. Mata adalah alat utama sistem ini.
   Mata adalah organ mata yang memiliki reseptor  peka cahaya yang disebut fotoreseptor. Saraf indra penglihatan, saraf  optikus (urat saraf kranial kedua) , muncul dari sel-sel ganglion dalam rebina, bergabung untuk membentuk saraf optikus.













                                                DAFTAR PUSTAKA
        Evelyn C Pearce. 1979. Anatomi dan Fisiologi untuk Para Medis.Gramedia:Jakarta.
       Sumekar Ganda.2009.Anak Berkebutuhan Khusus.UNP Press:Padang
       Cambridge.1999. Comunication Limited. ECG:Jakarta
http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/53426



 






ii

kel 5 afgan SISTEM SARAF TEPI

ANATOMI, FISIOLOGI, NEUROLOGI, DAN GENETIKA SISTEM SARAF TEPI DISUSUN OL...