MAKALAH
Perkembangan Anak dan Gangguan Neurologis
Dosen Pembimbing:
Rila Muspita, M.Pd
Disusun Oleh: Kelompok 3
Desmia Rahmadani(17003006)
Monica Rumapea(1700)
Novita Sari Devi (17003021)
Suci Aulia Annisa(17003105)
Suci Syafrimadani(17003038)
Vera Zulsianti(17003106)
Fakultas Ilmu Pendidikan
Pendidikan Luar Biasa
Universitas Negeri Padang
2017
Kata
Pengantar
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah
SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Sholawat serta
salam kita sampaikan kepada nabi Muhammad SAW yang telah membawa kita ke alam
yang terang dan penuh pengetahuan.
Terima kasih kepada dosen mata kuliah
“Perkembangan Anak” yang telah memberikan berbagai masukkan dan bimbingan selama
mengikuti kegiatan pembelajaran guna membantu dan memahami pelajaran dan
pembuatan makalah ini. Selanjutnya
terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu baik secara langsung maupun
tidak langsung dalam pembuatan makalah ini , makalah ini terdiri dari tiga
bagian yaitu Bab I(latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan makalah),
Bab II (isi), dan Bab III (kesimpulan dan saran)
Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh
dari kesempurnaan, untuk itu
Segala saran dan kritik dari berbagai pihak yang sifatnya membangun akan
diterima dengan senang hati demi kesempurnaan makalah ini. Dan semoga makalah
ini dapat berguna bagi kita semua, akhir kata penulis mengucapkan terima kasih.
Padang,11 September 2017
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR.............................................................................i
DAFTAR
ISI...........................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................iii
A.LATAR
BELAKANG..............................................................1
B.RUMUSAN
MASALAH.........................................................1
BAB II PEMBAHASAN
A. TUMBUH KEMBANG ANAK DARI
SEGI INTELEKTUAL, MORAL DAN PERKEMBANGAN KEPRIBADIAN.....................................................................2
B. GANGGUAN PERKEMBANGAN
NEUROLOGIS......................................................................4
BAB III PENUTUP
A.KESIMPULAN......................................................................7
B.SARAN...................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Pertumbuhan berkaitan
dengan masalah perubahan dalam besar, jumlah, ukuran atau dimensi tingkat sel,
organ maupun individu, yang bisa diukur dengan ukuran berat (gram, kilogram),
ukuran panjang (centimeter, meter), dan ukuran tulang. Perkembangan adalah
bertambahnya kemampuan (skill) dalam
struktur dan fungsi yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat
diramalkan, sebagai hasil dari proses pematangan yang menyangkut adanya proses
diferensiasi dari sel-sel tubuh, jaringan tubuh, organ-organ dan sistem organ
yang berkembang sedemikian rupa, sehingga masing-masing dapat memenuhi
fungsinya. Termasuk juga perkembangan emosi, intelektual dan tingkah laku
sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya.
Tumbuh kembang merupakan
proses kontinu sejak dari konsepsi sampai maturasi atau dewasa yang dipengaruhi
oleh faktor bawaan dan lingkungan. Anak merupakan individu yang unik, karena
faktor bawaan dan lingkungan yang berbeda, maka pertumbuhan dan pencapaian
kemampuan perkembangan juga berbeda.
B.Rumusan Masalah
1. Bagaimana tumbuh kembang anak dari segi intelektual,
moral dan perkembangan kepribadian.
2.Apa saja gangguan perkembangan neurologis.
C.Tujuan Makalah
1.
untuk mengetahui tumbuh kembang anak dari segi intelektual, moral dan
perkembangan kepribadian
2. untuk mengetahui apa saja perkembangan
neurologis.
1
BAB II
PEMBAHASAN
A.Tumbuh kembang anak dari segi intelektual, moral, dan
perkembangan kepribadian
-
Segi intelektual
Istilah intelek berasal dari
bahasa Inggris yakni: “ intellect” Intelek adalah kecakapan mental, yang
menggambarkan kemampuan untuk berfikir. Inteligensi berasal dari bahasa latin “
Intellegere “ yang berarti menghubungkan atau menyatukan satu sama lain.
Inteligensi dapat diartikan sebagai kemampuan seseorang dalam berpikir dan
bertindak. Dikatakan orang yang intelligent adalah orang yang dapat
menyelesaikan persoalan dalam waktu yang singkat, memahami masalahnya lebih
cepat dan cermat, serta mampu bertindak cepat, dan segi intelektual merupakan
kemampuan yang sudah dimiliki sejak lahir tetapi dapat dikembangkan/ditambah
setelah anak lahir.
Usia 0-2 tahun : pada masa
ini anak hanya dapat menerima semua informasi dari luar tetapi belum dapat
dicerna dengan baik. Disinilah si anak dituntun oleh orangtua untuk membimbing
dan mengarahkan anak atas informasi yang didapatnya.
Usia 2-5 tahun : Pada masa
ini anak sudah dapat mengungkapkan atau menceritakan hal apa yang terjadi
Usia 6-12 tahun : pada masa
ini akan terlihat dimana anak memiliki kecerdasan yang baik ,diatas rata rata atau
sebaliknya
Maupun dibawah rata rata.
Usia 13-17 tahun : Pada masa
ini intelektualnya sangat intensif sehingga kemauannya pada dunia luar
sangatlah besar, sifat ini menimbulkan fungsi psikis serta rasa ingi tahu
sehingga munculnya dorongan untuk mencari ilmu pengetahuan.
-
Segi moral
Perkembangan moral (moral development) berkaitan
dengan atuan dan konvensi tentang apa yang seharusnya dilakukan oleh manusia
dalam interaksinya dengan orang lain. Bentuk perkembangan moral: pemikiran,
tindakan dan perasaan. Mengevaluasi sisi positif dari perkembangan moral pada anak-anak.
2
Menurut pandangan Piaget tentang penalaran moral anak-anak berkembang, Piaget menyimpulkan bahwa anak-anak berfikir dengan dua cara
yang jelas-jelas berbeda tentang moralitas, bergantung pada kedewasaan
perkembangan mereka.
a. Heteronomous moralitas adalah tahap
pertama perkembangan moral menurut piaget, yang terjadi kira-kira pada usia 4
hingga 7 tahun. Keadilan dan aturan-aturan di bayangkan sebagai sifat-sifat
dunia yang tidak boleh berupa yang lepas dari kendali manusia.
b. Autonomous morality ialah tahap kedua
perkembangan moral menurut teori Piaget, yang di perlihatkan oleh anak-anak
yang tua (kira-kira usia 10 tahun dan lebih). Anak menjadi sadar bahwa
aturan-aturan dan hukum diciptakan untuk manusia dan dalam menilai suatu
tindakan seseorang harus mempertimbangkan maksud-masksud pelaku dan juga
akibat-akibatnya.
Usia 0-2 tahun: Pada masa ini anak belum memiliki
suara hati, anak tergolong non moral/tidak bermoral, dalam artian bahwa
prilakunya tidak dibimbing norma norma sosial karna lambat laun akan
mempelajari kode moral dari orang tua, kemudian dari guru, teman bermain dan
juga belajar pentingnya mengikuti kode kode moral tersebut.
Usia 2-5 tahun: Pada masa ini anak berada di usia pertumbuhan tingkat intelektual yang
belum dapat memahami nilai nilai moral dengan baik karena anak masih dalam masa
pembelajaran.
Usia 6-12 tahun : Pada masa ini anak mengalami
perubahan moral dimana ketika ia berbuat salah atau hal buruk ,ia akan
berbohong guna menutupi kesalahan yang ia perbuat, anak sangat rentan ia bisa
meniru apa yang ia lihat sehingga butuh perhatian dari orang disekitarnya.
Usia 13-17 tahun : Pada masa ini anak belajar
membentuk sikap yang sehat sebagai mahluk sosial, anak mulai berfikir rasional
dan objektif
Perkembangan moral anak dapat berlangsung melalui
beberapa cara :
1. Pendidikan langsung
2. Proses coba coba
-
Segi perkembangan kepribadian
Definisi dari perkembangan menurut KBBI adalah suatu
perubahan menjadi bertambah sempurna dalam hal pikiran atau akal, pengetahuan,
dan lain sebagainya. Pengertian perkembangan menunjuk pada suatu proses kearah
yang lebih baik atau sempurna. Perkembangan menunjuk
3
adanya perubahan yang bersifat tetap dan tidak
dapat di putar kembali, sedangkan definisi dari
kepribadian berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia yakni keadaan manusia
sebagai perseorangan atau keseluruhan sifat-sifat yang merupakan watak-watak
seseorang. Kepribadian bukan
sebagai bakat kodrati yang tidak bisa diubah melainkan kepribadian dapat
dibentuk oleh proses sosialisasi, kemampuan sosial anak diperoleh dari berbagai
kesempatan dan pengalaman bergaul dengan orang dilingkungannya. Faktor
lingkungan keluarga merupakan
faktor yang paling
mempengaruhi perkembangan sosial anak, semakin bagus tata cara keluarga, maka
perkembangan sosial anak juga semakin bagus. Perkembangan sosial juga sangat
mempengaruhi kepribadian anak, anak yang mempunyai daya intelegensi yang
tinggi, perkembangan sosial yang baik pada umumnya memiliki kepribadian yang
baik.
Usia 0-2 tahun : Pada
masa ini bayi belajar mengembangkan pribadi dengan cara mencoba penghafalan
panca indra dan pengahayatan perasaan yang merupakan satu kesatuan yang belum
bisa dipisahkan seperti perasaan tak suka dan mereaksi ketika mendengar bunyi
bunyi yang keras. Indera peraba baru sedikit berkembang seperti bereaksi ketika
memakai pakaian yang sempit.
Usia 2-5 tahun : Pada
masa ini perkembangan kepribadian anak dipengaruhi perilaku dari orang tua
ataupun dari faktor lingkungan sekitar Usia 6-12 tahun: Pada masa ini
perkembangan kepribadian anak akan mudah terpengaruh, karna anak harus
memperbaiki konsep dirinya karna anak memandang dirinya dari konsep orang tua
dan guru.
Usia 13-17 tahun:
Pada masa ini anak mulai melatih dirinya sendiri dalam proses pencarian jati
diri melalui keluarga maupun lingkungan masyarakat,tetapi bila proses itu tidak
terpupuk dengan baik maka kepribadian anak tidak akan terkontrol.
B.Gangguan Perkembangan Neurologis
Neurologis berasal dari kata neuro yang berarti saraf
dan logos yang berarti ilmu. Neurologis adalah ilmu pengetahuan tentang saraf
dan erat kaitannya dengan neurofisiologis yang disebut juga sensorimotor, yaitu
kemampuan seseorang untuk mengkoordinasikan gerakan- gerakan yang
dikehendakinya.
4
Gangguan perkembangan neurologis yaitu kegagalan untuk
mempunyai fungsi (kemampuan) neorologis yang seharusnya dimiliki. Yang
disebabkan oleh adanya efek dari otak yang terjadi pada awal pertumbuhan otak.
Penyebab gangguan yang dipengaruhi oleh perkembangan neurologis yang
terletak pada masa pranatal,natal
ataupun postnatal.
Faktor-faktor
yang mempengaruhi :
1.
Faktor
pranatal
Dipengaruhi oleh faktor genetik yaitu pada saat ibu
hamil sering menghirup asap rokok atau perokok pasif, peminum alkohol,
narkotika, terkena TBC, hypertensi,diabetes melitus , dan anemia)
2.
Faktor
natal
Dipengaruhi trauma lahir akibat pendarahan,
terganggunya perkembangan dari neurologis yang mengakibatkan kerusakan otak.
3.
Faktor
pascanatal
Dipengaruhi
trauma kapitis,tumor otak, gangguan pembuluh darah pada otak dan kelainan
tulang belakang.
Gangguan perkembangan
neurologis:
A.
Cerebral
Palsy
Cerebral palsy adalah salah satu bentuk kelainan saraf
yang menyebabkan penderita mengalami penumpukan cairan pada otak, sehingga
mempengaruhi keseluruhan fungsi tubuhnya. Keadaan ini mempengaruhi fungsi otak
dan jaringan saraf sehingga penyandang CP mengalami gangguan pada
gerakan,pembelajaran,pendengaran, penglihatan, sampai dengan kemampuan
berfikir.
Ciri
penyandang cerebral palsy :
1. Bisa
terjadi mulai bayi berusia 3-6 bulan, dengan tanda tidak mampu melakukan reflkes
menggenggam, lemas, tidak mampu berguling, dan merangka.
2. Balita berjalan dengan satu kaki yang diseret.
3. Terjadi
gerakan ritmis, tak terkontrol, beranjak pada kekakuan dan kelumpuhan tubuh.
4. Adanya
kelainan penglihatan seperti juling, penglihatan ganda, srabismus, miopi,
presbiopi, dan rabun.
5
5. Terganggunya
persepsi anak, persepsi bisa saja berlebihan atau kurang tepat terhadap objek
atau benda yang dimaksud.
B. Autis
Autis
ialah gangguan perkembangan disalah satu sistem saraf dalam otak yang tidak
bisa berfungsi sebagaimana mestinya. Penyandang autis seakan hidup dalam
dunianya sendiri dan gagal mengembangkan sifat empati serta simpati kepada
orang lain. Egosentrisme atau pemusatan pada diri sendiri ini tak tampak pada tahun tahun awal kehidupan seorang anak karna memang
egosentris merupakan ciri khas pada balita. Namun, lambat laun akan tampak
bahwa anak tersebut berbeda dibandingkan anak-anak lain, terutama dalam perilaku
kesehariannya yang sulit dipeluk.
Ciri khas anak-anak
autis:
1.
Saat bayi tidak respon
ketika dipanggil namanya dan digenggam tangannya.
2.
Hambatan dalam berbahasa dan
berkomunikasi.
3.
Kesulitan dalam membangun
hubungan sosial dengan orang lain.
4.
Melakukan permainan dan
merespon dengan tidak sewajarnya.
5.
Membeo dan suka
menggerak-gerakkan tangan orang yang dewasa.
6.
Bersifat statis dan suka
berperilaku impulsif
7.
Tidak mampu mengendalikan
emosi apabila keinginannya tidak terpenuhi atau karena tidak suka terhadap satu
hal dihadapannya.
C.Epilepsi
Epilepsi adalah gangguan saraf
yang ditandai dengan kejang mendadak dan tanpa alasan jelas, yang sering muncul
berulang kali. di dalam otak manusia terdapat neuron atau sel-sel saraf yang
merupakan bagian dari sistem saraf, tiap sel saraf saling berkomunikasi dengan
menggunakan impuls listrik. Pada kasus epilepsi, kejang terjadi ketika impuls
listrik itu terjadi secara berlebihan yang menyebabkan perilaku atau gerakan
tubuh yang tidak terkendali.
6
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Dari pembahasan yang telah
dijelaskan diatas maka dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan dan perkembangan yang terjadi pada setiap
individu memiliki karakteristik masing-masing. Selain itu dipengaruhi pula oleh
faktor-faktor internal (turunan, hormon) dan eksternal (lingkungan sosial). Penting bagi kita
untuk memahami tentang pertumbuhan dan
perkembangan individu agar dapat mengembangkan secara maksimal
potensi yang dimiliki oleh setiap individu tersebut.
B. Saran
Dalam penulisan
makalah ini masih terdapat beberapa kekurangan dan kesalahan. Baik dari segi penulisan maupun dari segi
penyusunan kalimatnya dan dari segi isi juga masih banyak yang perlu
ditambahkan. Oleh karena itu, saya mengharapkan kepada para pembaca makalah ini
agar dapat memberikan kritikan dan masukan yang bersifat membangun.
7
DAFTAR PUSTAKA
Murtie, Afin
S.Psi .2014, ensiklopedi anak
berkebutuhan khusus.Yogyakarta : Maxima.
Drs.Mudjiran,M.S.Dkk.2007.perkembangan peserta didik.Padang:UNP
Press.
8
Tidak ada komentar:
Posting Komentar