Sabtu, 07 Oktober 2017

karya ilmiah (6)KALIMAT EFEKTIF

KARYA ILMIAH
Description: logoKALIMAT EFEKTIF

   

Dosen pembimbing :
Dra. Zulmiyetri M.Pd
Disusun oleh :
KELOMPOK VI
1. MUTIARA APRIANA LUSMA (17003138)
2. WENNI WILIATI (17003108)
3. WIDYA NINGSIH (17003042)
4. RISKA AISYAH LUBIS (17003034)
5. RISKY HIDAYATULLAH (                  )
7. NADIA NABILAH PUTRI (                 )

PENDIDIKAN LUAR BIASA
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG



KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadiran Allah SWT yang telah melimpahkan nikmat dan hidayah-NYA kepada kita semua. Sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu.
Makalah ini berisikan tentang hal-hal yang berkaitan dengan Kalimat Efektif, yang mana didalamnya juga berisikan tentang penjabaran-penjabaran dari Kalimat Efektif.
Diharapkan makalah ini dapat membantu pembaca dalam mengenali Kalimat Efektif secara lebih jelas dan tepat. Kami menyadari makalah ini jauh dari kata sempurna dan  masih banyak lagi kekurangan. Oleh karea itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun tentunya kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini. 
                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                           Terima kasih kami sampaikan kepada dosen mata kuliah karya ilmiah Ibu Dra. Zulmiyetri M.Pd dan juga kepada tim yang telah konsisten dalam menyelesikan makalah ini dan tentunya kepada semua pihak yang turut membantu yang mana tentunya tidak bisa kami sebutkan satu persatu.
Padang, 03 Oktober 2017
Penulis


DAFTAR ISI
Kata Pengantar....................................................................................................... i
Daftar Isi................................................................................................................ ii
Bab I  PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang.......................................................................................1
1.2  Perumusan Makalah...............................................................................2
1.3  Tujuan Penulisan   ..................................................................................3
Bab II PEMBAHASAN
2.1  Pengertian Kalimat Efektif....................................................................4
2.2 Syarat-Syarat Kalimat Efektif...............................................................4
 2.3 Ciri-Ciri Kalimat Efektif.......................................................................5
2.4 Mengindetifikasi Kalimat Efektif Sebuah Artikel/Koran....................12
2.5 Merevisi Sebuah Kalimat Menjadi Kalimat efektif.............................14
Bab  III PENUTUP
3.1 Kesimpulan dan Saran.........................................................................22
            3.2  Kata penutup.......................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................23
  













BAB I
  PENDAHULUAN
1.1              LATAR BELAKANG
Bahasa adalah alat untuk berkomunikasi yang digunakan manusia dengan sesama anggota masyarakat lain pemakai bahasa itu. Bahasa itu berisi pikiran, keinginan, atau perasaan yang ada pada diri si pembicara atau penulis. Bahasa yang digunakan itu hendaklah dapat mendukung maksud secara jelas agar apa yang dipikirkan, diinginkan, atau dirasakan itu dapat diterima oleh pendengar atau pembaca. Kalimat yang dapat mencapai sasarannya secara baik disebut dengan kalimat efektif.
Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mengungkapkan gagasan pemakainya secara tepat dan dapat dipahami oleh pendengar/pembaca secara tepat pula. Jika gagasan yang disampaikan sudah tepat, pendengar/pembaca dapat memahami pikiran tersebut dengan mudah, jelas, dan lengkap seperti apa yang dimaksud oleh penulis atau pembicaranya. Akan tetapi, kadang-kadang harapan itu tidak tercapai. Misalnya, ada sebagian lawan bicara atau pembaca tidak memahami apa maksud yang diucapkan atau yang dituliskan. Agar kalimat yang dibuat dapat mengungkapkan gagasan pemakainya secara tepat, unsur kalimat yang digunakan harus lengkap dan eksplisit. Artinya, unsur-unsur kalimat seharusnya ada yang tidak boleh dihilangkan. Sebaliknya, unsur-unsur yang seharusnya tidak ada tidak perlu dimunculkan. Kelengkapan dan keeksplisitan semacam itu dapat diukur berdasarkan keperluan komunikasi dan kesesuaiannya dengan kaidah (Mustakim, 1994:86).
Dalam karangan ilmiah sering kita jumpai kalimat-kalimat yang tidak memenuhi syarat sebagai bahasa ilmiah. Hal ini disebabkan oleh, antara lain, mungkin kalimat-kalimat yang dituliskan kabur, kacau, tidak logis, atau bertele-tele. Dengan adanya kenyataan itu, pembaca sukar mengerti maksud kalimat yang kita sampaikan karena kalimat tersebut tidak efektif. Berdasarkan kenyataan inilah penulis tertarik untuk membahas kalimat efektif dengan segala permasalahannya.

1.2  PERUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian latar belakang dapat dirumuskan beberapa permasalahan sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan kalimat efektif ?
2. Apa saja syarat-syarat kalimat efektif ?
3. Apa saja ciri-ciri kalimat efektif?
4. Bagaimana mengidentifikasi kalimat efektif sebuah artikel/koran ?
5. Bagaimana merivisi sebuah kalimat menjadi kalimat efektif ?


1.3   TUJUAN PENULISAN
Sesuai dengan permasalahan yang dikemukakan, maka tujuan penulisan makalah ini adalah sebagia berikut :
1. Untuk mengetahui pengertian kalimat efektif
2. Untuk mengetahui syarat-syarat kalimat efektif
3. Untuk mengetahui ciri-ciri kalimat efektif
4. Untuk mengetahui cara mengidentifikasi kalimat efektif sebuah artikel/koran
5. Untuk mengetahui cara merivisi sebuah kalimat menjadi kalimat efektif
2.1  Pengertian Kalimat Efektif
Kalimat efektif menurut Dra.Zulmiyetri, M.Pd (2012 : 23) adalah kalimat yang sesuai dengan tuntutan bahasa baku, jelas, ringkas atau lugas, koherensi antar kalimat harus hidup dan tidak ada unsur yang tidak berfungsi.
Ditegaskan oleh Drs. Suparlan (2014 : 139) Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mengungkapkan gagasan penutur/penulisannya dengan baik sehingga pendengar/pembaca akan menangkap gagasan dibalik kalimat tersebut dengan tepat. Karena tujuan seseorang menulis adalah mengkomunikasikan gagasan yang dimilikinya, kalimat efektif merupakan sarana yang tepat untuk mencapai tujuan tersebut. Dalam kegiatan menulis, populer maupun ilmiah, laporan ataupun artikel, kalimat yang digunakan berupa kalimat efektif.
Kalimat efektif disimpulkan sebagai kalimat yang jelas, ringkas, lugas dan dapat menginformasikan gagasan atau maksud penulis yang secara tepat dapat di tangkap oleh pembaca/pendengar.
2.2  Syarat-Syarat Kalimat Efektif
1.      Sesuai EYD
Sebuah kalimat efektif haruslah menggunakan ejaan maupun tanda baca yang tepat. Kata baku pun mesti menjadi perhatian agar tidak sampai kata yang kamu tulis ternyata tidak tepat ejaannya.
2.      Sistematis
Sebuah kalimat paling sederhana adalah yang memiliki susunan subjek dan predikat, kemudian ditambahkan dengan objek, pelengkap, hingga keterangan. Sebisa mungkin guna mengefektifkan kalimat, buatlah kalimat yang urutannya tidak memusingkan. Jika memang tidak ada penegasan, subjek dan predikat diharapkan selalu berada di awal kalimat.
3.       Tidak Boros dan Bertele-tele
Jangan sampai kalimat yang kalian buat terlalu banyak menghambur-hamburkan kata dan terkesan bertele-tele. Pastikan susunan kalimat yang dirumuskan pasti dan ringkas agar orang yang membacanya mudah menangkap gagasan yang dituangkan.
4.      Tidak Ambigu
Syarat kalimat efektif yang terakhir, kalimat efektif menjadi sangat penting untuk menghindari pembaca dari multiftafsir (salah pemahaman). Dengan susunan kata yang ringkas, sistemastis, dan sesuai kaidah kebahasaan, pembaca tidak akan kesulitan mengartikan ide dari kalimat sehingga tidak ada kesan ambigu.
2.3  Ciri-Ciri Kalimat Efektif
1.      Kesepadanan
Kesepadanan adalah Seimbangnya gagasan atau pemikiran dengan struktur bahasa yang dipakai dalam kalimat. Kesepadanan kalimat ini diperlihatkan dengan adanya kesatuan gagasan dan kesatuan pikiran. Suatu kalimat efektif harus memenuhi unsur gramatikal yaitu subjek, predikat, objek dan keterangan. Di dalam kalimat efektif harus memiliki keseimbangan dalam pemakaian struktur bahasa.
Ciri-ciri kalimat yang memiliki kesepadanan struktur, yaitu:
a.       Memiliki subjek dan predikat yang jelas
Contoh:
Bagi semua siswa kelas 12 harus mengikuti kegiatan perpisahan.       (Tidak efektif)
Semua siswa kelas 12 harus mengikuti kegaiatan perpisahan.              (Efekti)
Untuk menghindari ketidak jelasan subjek, hindarilah pemakaian kata depan (Preposisi) di depan Subjek
b.    Tidak memiliki subjek ganda dalam sebuah kalimat tunggal
Contoh:
Pembangunan Jalan itu kami dibantu oleh semua warga desa.                       (Tidak Efekti)
Dalam membangun jembatan itu, kami dibantu oleh semua warga desa. (Efektif)
c.       Gagasan pokok(terletak diawal kalimat)
Contoh:
Ia ditembak mati ketika masih dalam tugas militer
d.      Penggabungan dengan “yang”,”dan”
Contoh:
Masyarakat merasakan bahwa mutu pendidikan kita masih rendah dan perbaikannya adalah tugas utama perguruan tinggi.
e.       Penggabungan yang menyatakan sebab dan waktu
Contoh:
Ketika banjir besar melanda desa, penduduk melarikan diri ketempat yang lebih tinggi
Karena hujan lebat kami berteduh di sebuah gubuk

2.     Kesejajaran Bentuk (Keparalelan)

Keparalelan bentuk adalah kesamaan bentuk kata yang digunakan dalam kalimat itu. Dalam kalimat yang efektif, gaya paralelisme menempatkan unsur yang setara dalam konstruksi yang sama. Selain itu paralelisme atau kesejajaran bentuk membantu memberi kejelasan dalam unsur gramatikal dengan memperhatikan bagian-bagian yang sederajat dalam konstruksi yang sama. Artinya jika bentuk pertama menggunakan nomina, bentuk kedua dan bentuk ketiga menggunakan verbal. Dengan kata lain, kalau berawalan me- sama-sama berawalan me-, berawalan di- sama sama berawalan di-, dan jika ke-an sama-sama ke-an pula.
Contoh:
Langkah-langkah dalam menulis kalimat efektif adalah memahami, mengetahui, dan pengaplikasian definisi kalimat efektif.       (Tidak efektif)
Langkah-langkah dalam menulis kalimat efektif adalah memahami, mengetahui, dan mengaplikasikan definisi kalimat efektif.          (Efektif)

3.         Kehematan Kata

Kehematan kata dalam kalimat efektif adalah hemat menggunakan kata, frasa, atau bentuk lain yang dianggap tidak perlu. Kehematan tidak berarti harus menghilangkan kata-kata yang dapat menambah kejelasan kalimat. Artinya membuang kata yang memang tidak perlu, sejauh tidak menyalahi kaidah bahasa. Kalimat efektif tidak menggunakan kata-kata atau frasa yang tidak perlu digunakan. Untuk menghindari pemborosan kata di dalam kalimat, berikut hal-hal yang harus diperhatikan adalah:
a.       Penghematan dapat dilakukan dengan cara menghilangkan pengulangan subjek
Contoh:
Karena ia tidak belajar dia tidak naik kelas (tidak efektif)
Karena tidak belajar dia tidak naik kelas (efektif)
b.      Pengehematan dapat dilakukan dengan cara tidak menjamakkan kata-kata yang berbentuk jamak
Contoh:
1.      Beberapa oarang-orang (tidak efektif)
Beberapa orang (efektif)
2.      Para mahasiswa-mahasiswa berunjuk rasa di depan gedung rektorat.    (Tidak efektif)
Para mahasiswa berunjuk rasa di depan gedung rektorat.                          (Efektif)
c.         Menghindari pemakaian kata penghubung yang berlebihan
contoh: Walaupun membutuhkan waktu yang panjang, tetapi penelitian ini selesai juga. Walaupun membutuhkan waktu yang panjang, penelitian ini selesai juga.
d.   Menghindari pemakaian kata-kata yang memiliki makna sama
contoh: Pengumpulan data menggunakan sampel dilakukan agar supaya mempercepat penelitian. (tidak efektif)
Pengumpulan data menggunakan sampel dilakukan agar mempercepat penelitian (efektif)

4.    Kecermatan Penalaran

Yang dimaksud kecermatan adalah cermat dan tepat dalam memilih kata sehingga tidak menimbulkan kerancuan dan makna ganda.
Contoh:
Guru baru pergi ke ruang guru.            (Tidak efektif)
Guru yang baru pergi ke ruang guru.   (Efektif)

5.    Ketegasan Makna

Kalimat efektif memberikan penegasan kepada ide pokonya sehingga ide pokonya menonjol di dalam kalimat tersebut.  Berikut adalah cara memberikan penegasan pada kalimat efektif.

a.       Meletakan kata kunci di awal kalimat
Contoh:
Sudah saya baca buku itu.      (Tidak efektif)
Buku itu sudah saya baca.      (Efektif)
b.      Mengurutkan kata secara bertahap.
Contoh:
Pertemuan itu dihadiri oleh menteri pendidikan, gubernur dan presiden.   (Tidak efektif)
Pertemuan itu dihadiri oleh presiden, menteri pendidikan dan gubernur.     (Efektif)

6.         Kepaduan Gagasan

Kalimat efektif memiliki kepaduan pernyataan sehingga informasi yang disampaikan tidak terpecah-pecah.
Contoh:
Budi membicaran tentang pengalaman liburannya.   (Tidak efektif)
Budi membicarak pengalaman liburannya.                   (Efekti)

7.          Kelogisan Bahasa

Ide kalimat dalam kaliamat efektif dapat diterima atau dimengerti oleh akal dan sesuai dengan kaidah EYD.
Contoh:
Waktu dan tempat kami persilahkan!     (Tidak efektif)
Bapak kepala sekolah kami persilahkan! (Efektif)
8.         Variasi
 Untuk membuat kalimat yang tidak monoton dan menjemukan, diperlukan adanya variasi. Kevariasian dapat ditempuh dengan berbagai cara berikut.
1)Variasi penggunaan kata
contoh: Bab pembahasan membahas hasil analisis data. (monoton) Bab pembahasan memaparkan hasil analisis data.(variatif)
2) Variasi dalam pembukaan kalimat
contoh: Dari sebuah laboratorium sederhana munculah konsep perancangan robot. Ketika sinyal mati, komunikasi terputus.



2.4              Mengidentifikasi kalimat efektif sebuah artikel atau koran


 

Kalimat pada artikel diatas dapat diganti agar pembaca dapat memahami arti dan isi dari artikel tersebut. Berikut ini adalah kalimat yang tidak efektif pada artikel tersebut :
a.       Denger Ortu Ribut Ama Tetangga Kakak-Adik Marah Tetangga Dibacok
Seharusnya : Mendengar orang tua ribut dengan tetangga, Kakak-beradik marah dan menikam tetangga.
b.      Kakak Ketangkep, Adiknya Buron
Seharusnya : Kakaknya tertangkap, adiknya berstatus buron.
c.       Kesal karena orangtuanya diajak berantem, seorang pemuda bersama adiknya melakukan aksi penganiyaan, warga di lokasi, di Pondok Ungu RT 03/07, Medansatria, Kota Bekasi, Selasa (02/07) Petang Kemarin, Riuh.
Seharusnya : Kesal karena orangtuanya diajak bertengkar dengan tetangganya, dua orang pemuda melakukan aksi penganiyayaan terhadap warga di Pondok Ungu RT 03/07, Medansatria, Kota Bekasi, Selasa (02/07) Petang Kemarin, Riuh.
d.      Dia mendapatkan kabar kalau orangtuanya ribut dengan tetangganya, bernama Ali Somad naik pitam.
Seharusnya : Dia mendapatkan kabar bahwa orangtuanya bertengkar dengan tetangganya yang bernama Ali Somad yang saat itu sedang naik pitam.
e.       Tanpa basa-basi langsung mendatangi rumah Ali bersama musa, diknya.
Seharusnya : Tanpa basa-basi, Somad bersama Musa (adiknya) langsung mendatangi rumah Ali.
2.5         Merevisi Sebuah Kalimat Menjadi Kalimat Efektif
a.       Kalimat tanpa Subjek
Dalam menyusun sebuah kalimat sering kali dengan kata depan atau preposisi, lalu verbanya menggunakan bentuk aktif atau berawalan men-baik dengan atau tanpa akhiran -kan. Dengan demikian dihasilkan kalimat-kalimat salah seperti di bawah ini.
(1)    Bagi yang merasa kehilangan buku tersebut harap mengambilnya di kantor.
(2)    Untuk perbaikan prasarana pengairan tersebut memerlukan partisipasi aktif dari masyarakat.
(3)    Dengan beredarnya koran masuk desa bermanfaat sekali bagi masyarakat pedesaan.
Untuk membetulkan kalimat di  atas dapat dilakukan dengan menghilangkan kata depan pada masing-masing kalimat tersebut, atau mengubah verba pada kalimat tersebut, misalnya dari aktif menjadi pasif. Jadi kemungkinan pembetulan kelima kalimat adalah sebagai berikut.
(1)    Yang merasa kehilangan buku tersebut harap mengambilnya di kantor.
(2)    Perbaikan prasarana pengairan tersebut memerlukan partisipasi aktif dari masyarakat.
(3)    Beredarnya koran masuk desa bermanfaat sekali bagi masyarakat pedesaan.
Dalam pembetulan di atas, maka subjeknya menjadi lebih jelas, yaitu berturut-turut adalah yang merasa kehilangan buku tersebut, perbaikan prasarana pengairan tersebut, dan beredarnya koran masuk desa.
b.      Kalimat dengan Objek Berkata Depan
Kesalahan yang telah dibicarakan di atas dapat dikatakan sebagai kesalahan pemakaian kata depan pada awal kalimat yang biasanya diduduki subjek. Kesalahan pemakaian kata depan itu juga sering ditemui pada objek. Sebagai contoh:
(1)    Hari ini kita tidak akan membicarakan lagi mengenai soal harga,    tetapi soal ada tidaknya barang itu.
(2)    Dalam setiap kesempatan mereka tidak bosan – bosannya mendiskusikan tentang dampak positif pembuatan waduk itu.
Kalimat (1) dan (2) dapat dibetulkan dengan menghilangkan kata depan mengenai pada kalimat (1) dan tentang pada kalimat (2). Kesalahan seperti pada contoh (1 dan 2) ini juga terjadi karena mengacaukan dua bentuk yang benar, yaitu:
1.      Membicarakan soal harga
2.      Berbicara mengenai soal harga
3.      Mendiskusikan dampak positif pembuatan waduk
4.      Berdiskusi tentang dampak positif pembuatan waduk
Perlu dicatat bahwa dalam bahasa Indonesia terdapat beberapa verba dan kata depan yang sudah merupakan paduan, misalnya: bertentangan dengan, bergantung pada, berbicara tentang, menyesal atas, keluar dari, sesuai dengan, serupa dengan.
c.          Konstruksi Pemilik Berkata Depan
Kesalahan pemakaian kata depan lain yang ditemui pada konstruksi frase: termilik + pemilik. Secara berlebihan sering ditemui adanya kecenderungan mengeksplisitkan hubungan antara termilik dengan pemilik dengan memakai kata depan dari atau daripada, misalnya:
(1)    Kebersihan lingkungan adalah kebutuhan dari warga.
(2)    Buku-buku daripada perpustakaan perlu ditambah.
Konstruksi frase yang sejenis dengan kebutuhan dari warga dan buku-buku daripada perpustakaan ini sering kita dengar dalam pidato-pidato (umumnya tanpa teks). Misalnya:
(3)    Biaya dari pembangunan jembatan ini; kenaikan daripada harga – harga barang elektronik.
Dalam karangan keilmuan konstruksi frase yang tidak baku seperti di atas hendaknya dihindari karena dalam bahasa Indonesia hubungan “termilik” + pemilik bersifat implisit. Karena terpengaruh oleh (antara lain) bahasa Jawa hubungan “termilik + pemilik” sering dieksplisitkan dengan sufiks-nya, misalnya:
(4)        rumahnya Heri
bajunya Riki
Pemakaian -nya seperti contoh (4) perlu dihindari. Namun hal yang lain, “termilik + pemilik itu perlu dipertegas dengan sufiks -nya. Bandingkan kedua contoh di bawah ini.

guru Parman                           dengan                                 gurunya Parman
Bapak Martono                     dengan                                bapaknya Martono
Kesalahan yang sering terjadi ialah pemakaian verba seperti pada kalimat di bawah ini, misalnya:
(5)    Setelah semuanya siap, mereka menaburi benih ikan yang terpilih.
(6)    (setiap bulan), kakaknya selalu mengirimi uang.
(7)    Panitia menyerahkan hadiah lomba ketramilan remaja pada acara penutupan.
Kesalahan seperti kalimat (5) dapat dibetulkan dengan melengkapi ‘tempat’ menaburi benih ikan yang terpilih, misalnya kolam itu, sehingga kalimat yang betul adalah:
(5a) Setelah semuanya siap, menaburi benih ikan yang terpilih kolam itu.
(5b) Setelah semuanya siap, mereka mereka menaburi kolam itu dengan benih ikan yang terpilih.
Dengan pembetulan itu, maka makna kalimatnya menjadi jelas. Jika dipertahankan seperti kalimat (5a) makna kalimat itu tidak jelas karena dapat ditafsirkan juga ‘menaburi sesuatu pada benih yang terpilih’. Padahal penafsiran yang demikian bukan yang dimaksud  dalam kalimat (5b).
d.      Kalimat yang ‘pelaku’ dan verbanya tidak bersesuaian
Dalam kalimat dasar, verba dapat dibedakan menjadi verba yang menuntut hadirnya satu ‘pelaku’ dan verba yang menuntut hadirnya lebih dari satu ‘pelaku’. Dalam pembentukan kalimat, kesalahan yang mungkin terjadi ialah yang penggunaan verba dua ‘pelaku’, namun salah satu ‘pelakunya’ tidak tercantumkan, contoh:
(1)    Dalam perkelahian itu dia berpukul-pukulan dengan gencarnya.
(2)    Dalam seminar itu dia mendiskusikan perubahan sosial masyarakat pedesaan sampai berjamjam.
Dalam kalimat (1) verba berpukul-pukulan menuntut hadirnya dua pelaku, yaitu dia dan orang lain, misalnya Joni. Demikian pula kalimat (2), di samping pelaku dia diperlukan hadirnya pelaku lain sebagai mitra diskusi, misalnya para pakar.
e.       Penempatan yang salah kata aspek pada kalimat pasif  berpronomina
Menurut kaidah, konstruksi pasif berpronomina berpola aspek + pronomina + verba dasar. Jadi tempat kata aspek adalah di depan pronomina. Kesalahan yang sering terjadi ialah penempatan aspek di antara pronomina dengan verba atau dalam pola: *pronomina + aspek +  verba dasar, misalnya:
(1)        saya sudah katakan bahwa….
kita sedang periksa….
kami telah teliti….
Bentuk-bentuk seperti contoh (1) dapat dibetulkan dengan memindahkan kata aspek ke depan pronomina menjadi sebagai berikut :
(1a)      sudah saya katakan bahwa …..
sedang kita periksa ….
telah kami teliti ….
f.       Kesalahan Pemakaian Kata Sarana
Dalam menyusun kalimat sering dipakai kata sarana,kata sarana itu dapat berupa kata depan dan kata penghubung. Kata depan lazimnya terdapat dalam satu frase depan, sedang kata penghubung umumnya terdapat dalam kalimat majemuk baik yang setara maupun yang bertingkat.
Kesalahan pemakaian kata depan umumnya terjadi pada pemakaian kata depan di, pada, dan dalam. Ketiga kata depan ini sering dikacaukan, misalnya:
(1)    Di saat istirahat penyuluh mendatangi para petani.
(2)    Benih itu ditaburkan pada kolam yang baru.
(3)    Dalam tahun 1965 terjadi pemberontakan G 30 S/PKI.
Kata depan di (1) seharusnya adalah pada; kata depan pada (2) seharusnya adalah dalam atau ke dalam; kata depan dalam (3) seharusnya adalah pada.
Adapun kesalahan pemakaian kata penghubung umumnya terjadi karena ketidaksesuaian antara pemakaian kata penghubung dan makna hubungan antar klausanya, misalnya:
(4)    Rapat hari ini ditunda berhubung peserta tidak memenuhi kuorum.
Kata penghubung berhubung (4) seharusnya diganti karena atau sebab.
Kesalahan pemakaian kata penghubung lain, misalnya:
(5)    Penanaman rumput gajah bagi masyarakat pedesaan berguna untuk menyediakan pakan ternak juga mencegah adanya penggembalaan liar.
(6)    Pemasukan negara dari sektor pariwisata cukup besar, maka pemerintah berusaha terus membangun daerah-daerah wisata baru.
Pemakaian kata juga (5) seharusnya diganti kata dan, sedangkan kata maka (6) tidak tepat karena kata maka lazimnya hadir berpasangan dengan kata penghubung karena.



 

BAB III
PENUTUP
3.1  KESIMPULAN
Kalimat efektif disimpulkan sebagai kalimat yang jelas, ringkas, lugas dan dapat menginformasikan gagasan atau maksud penulis yang secara tepat dapat di tangkap oleh pembaca/pendengar.
Syarat-syarat kalimat efektif : sesuai EYD, sistematis, tidak boros dan tidak bertele-tele, dan tidak ambigu.
Ciri-ciri kalimat efektif: kesepadanan, keparalelan bentuk, kehematan kata, kecermatan penalaran, ketegasan makna, kepaduan gagasan, kelogisan bahasa, dan variasi.

3.2  SARAN
Dari makalah “Kalimat Efektif” semoga dapat diambil manfaat untuk penulis dan pembaca. Semoga pembaca dapat mengambil beberapa hal-hal yang penting dan memiliki keahlian tentang penulisan kalimat efektif dan teknik penulisannya.
Dari pembahasan ini pula penulis mengalami banyak kendala. Maka banyak kesalahan oleh penulis. Oleh karena itu penulis membutuhkan saran dari pembaca untuk menyempurnakan makalah ini.



DAFTAR PUSTAKA
Zulmiyetri. 2012. Bahan Ajar Mata Kuliah Penulisan Karya Ilmiah. Padang:UNP Press







Tidak ada komentar:

Posting Komentar

kel 5 afgan SISTEM SARAF TEPI

ANATOMI, FISIOLOGI, NEUROLOGI, DAN GENETIKA SISTEM SARAF TEPI DISUSUN OL...