KARYA ILMIAH
KALIMAT EFEKTIF
Dosen pembimbing :
Dra. Zulmiyetri M.Pd
Dra. Zulmiyetri M.Pd
Disusun oleh :
KELOMPOK VI
1. MUTIARA APRIANA LUSMA (17003138)
2. WENNI WILIATI (17003108)
3. WIDYA NINGSIH (17003042)
4. RISKA AISYAH LUBIS (17003034)
5. RISKY HIDAYATULLAH ( )
7. NADIA NABILAH PUTRI ( )
PENDIDIKAN
LUAR BIASA
FAKULTAS
ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
NEGERI PADANG
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita
panjatkan kehadiran Allah SWT yang telah melimpahkan nikmat dan hidayah-NYA
kepada kita semua. Sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat
waktu.
Makalah ini berisikan tentang hal-hal
yang berkaitan dengan Kalimat Efektif, yang mana didalamnya juga berisikan
tentang penjabaran-penjabaran dari Kalimat Efektif.
Diharapkan
makalah ini dapat membantu pembaca dalam mengenali Kalimat Efektif secara lebih
jelas dan tepat. Kami menyadari makalah ini jauh dari kata sempurna dan masih banyak lagi kekurangan. Oleh karea itu
kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun tentunya kami
harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Terima kasih kami sampaikan kepada dosen mata kuliah karya ilmiah Ibu Dra. Zulmiyetri M.Pd dan juga kepada tim yang telah konsisten dalam menyelesikan makalah ini dan tentunya kepada semua pihak yang turut membantu yang mana tentunya tidak bisa kami sebutkan satu persatu.
Terima kasih kami sampaikan kepada dosen mata kuliah karya ilmiah Ibu Dra. Zulmiyetri M.Pd dan juga kepada tim yang telah konsisten dalam menyelesikan makalah ini dan tentunya kepada semua pihak yang turut membantu yang mana tentunya tidak bisa kami sebutkan satu persatu.
Padang, 03 Oktober 2017
Penulis
DAFTAR
ISI
Kata
Pengantar.......................................................................................................
i
Daftar Isi................................................................................................................
ii
Bab I PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang.......................................................................................1
1.2 Perumusan
Makalah...............................................................................2
1.3 Tujuan
Penulisan ..................................................................................3
Bab II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Kalimat Efektif....................................................................4
2.2
Syarat-Syarat Kalimat
Efektif...............................................................4
2.3 Ciri-Ciri Kalimat Efektif.......................................................................5
2.4
Mengindetifikasi Kalimat Efektif Sebuah Artikel/Koran....................12
2.5
Merevisi Sebuah Kalimat Menjadi Kalimat efektif.............................14
Bab III PENUTUP
3.1
Kesimpulan dan Saran.........................................................................22
3.2
Kata
penutup.......................................................................................22
DAFTAR
PUSTAKA............................................................................................23
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
LATAR
BELAKANG
Bahasa adalah alat untuk berkomunikasi
yang digunakan manusia dengan sesama anggota masyarakat lain pemakai bahasa
itu. Bahasa itu berisi pikiran, keinginan, atau perasaan yang ada pada diri si
pembicara atau penulis. Bahasa yang digunakan itu hendaklah dapat mendukung
maksud secara jelas agar apa yang dipikirkan, diinginkan, atau dirasakan itu
dapat diterima oleh pendengar atau pembaca. Kalimat yang dapat mencapai
sasarannya secara baik disebut dengan kalimat efektif.
Kalimat efektif adalah kalimat yang
dapat mengungkapkan gagasan pemakainya secara tepat dan dapat dipahami oleh
pendengar/pembaca secara tepat pula. Jika gagasan yang disampaikan sudah tepat,
pendengar/pembaca dapat memahami pikiran tersebut dengan mudah, jelas, dan
lengkap seperti apa yang dimaksud oleh penulis atau pembicaranya. Akan tetapi,
kadang-kadang harapan itu tidak tercapai. Misalnya, ada sebagian lawan bicara
atau pembaca tidak memahami apa maksud yang diucapkan atau yang dituliskan.
Agar kalimat yang dibuat dapat mengungkapkan gagasan pemakainya secara tepat,
unsur kalimat yang digunakan harus lengkap dan eksplisit. Artinya, unsur-unsur
kalimat seharusnya ada yang tidak boleh dihilangkan. Sebaliknya, unsur-unsur
yang seharusnya tidak ada tidak perlu dimunculkan. Kelengkapan dan
keeksplisitan semacam itu dapat diukur berdasarkan keperluan komunikasi dan
kesesuaiannya dengan kaidah (Mustakim, 1994:86).
Dalam karangan ilmiah sering kita jumpai
kalimat-kalimat yang tidak memenuhi syarat sebagai bahasa ilmiah. Hal ini
disebabkan oleh, antara lain, mungkin kalimat-kalimat yang dituliskan kabur,
kacau, tidak logis, atau bertele-tele. Dengan adanya kenyataan itu, pembaca
sukar mengerti maksud kalimat yang kita sampaikan karena kalimat tersebut tidak
efektif. Berdasarkan kenyataan inilah penulis tertarik untuk membahas kalimat
efektif dengan segala permasalahannya.
1.2 PERUMUSAN MASALAH
Berdasarkan
uraian latar belakang dapat dirumuskan beberapa permasalahan sebagai berikut :
1. Apa
yang dimaksud dengan kalimat efektif ?
2. Apa
saja syarat-syarat kalimat efektif ?
3. Apa
saja ciri-ciri kalimat efektif?
4.
Bagaimana mengidentifikasi kalimat efektif sebuah artikel/koran ?
5.
Bagaimana merivisi sebuah kalimat menjadi kalimat efektif ?
1.3 TUJUAN PENULISAN
Sesuai
dengan permasalahan yang dikemukakan, maka tujuan penulisan makalah ini adalah
sebagia berikut :
1. Untuk
mengetahui pengertian kalimat efektif
2. Untuk
mengetahui syarat-syarat kalimat efektif
3. Untuk
mengetahui ciri-ciri kalimat efektif
4.
Untuk mengetahui cara mengidentifikasi kalimat efektif sebuah artikel/koran
5. Untuk mengetahui cara merivisi
sebuah kalimat menjadi kalimat efektif
2.1 Pengertian Kalimat Efektif
Kalimat
efektif menurut Dra.Zulmiyetri, M.Pd (2012 : 23) adalah kalimat yang sesuai dengan
tuntutan bahasa baku, jelas, ringkas atau lugas, koherensi antar kalimat harus
hidup dan tidak ada unsur yang tidak berfungsi.
Ditegaskan
oleh Drs. Suparlan (2014 : 139) Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat
mengungkapkan gagasan penutur/penulisannya dengan baik sehingga
pendengar/pembaca akan menangkap gagasan dibalik kalimat tersebut dengan tepat.
Karena tujuan seseorang menulis adalah mengkomunikasikan gagasan yang
dimilikinya, kalimat efektif merupakan sarana yang tepat untuk mencapai tujuan tersebut.
Dalam kegiatan menulis, populer maupun ilmiah, laporan ataupun artikel, kalimat
yang digunakan berupa kalimat efektif.
Kalimat
efektif disimpulkan sebagai kalimat yang jelas, ringkas, lugas dan dapat
menginformasikan gagasan atau maksud penulis yang secara tepat dapat di tangkap
oleh pembaca/pendengar.
2.2 Syarat-Syarat Kalimat Efektif
1. Sesuai
EYD
Sebuah
kalimat efektif haruslah menggunakan ejaan maupun tanda baca yang tepat. Kata
baku pun mesti menjadi perhatian agar tidak sampai kata yang kamu tulis
ternyata tidak tepat ejaannya.
2. Sistematis
Sebuah
kalimat paling sederhana adalah yang memiliki susunan subjek dan predikat,
kemudian ditambahkan dengan objek, pelengkap, hingga keterangan. Sebisa mungkin
guna mengefektifkan kalimat, buatlah kalimat yang urutannya tidak memusingkan.
Jika memang tidak ada penegasan, subjek dan predikat diharapkan selalu berada
di awal kalimat.
3. Tidak Boros dan Bertele-tele
Jangan
sampai kalimat yang kalian buat terlalu banyak menghambur-hamburkan kata dan
terkesan bertele-tele. Pastikan susunan kalimat yang dirumuskan pasti dan
ringkas agar orang yang membacanya mudah menangkap gagasan yang dituangkan.
4. Tidak
Ambigu
Syarat
kalimat efektif yang terakhir, kalimat efektif menjadi sangat penting untuk
menghindari pembaca dari multiftafsir (salah pemahaman). Dengan susunan kata
yang ringkas, sistemastis, dan sesuai kaidah kebahasaan, pembaca tidak akan
kesulitan mengartikan ide dari kalimat sehingga tidak ada kesan ambigu.
2.3 Ciri-Ciri Kalimat Efektif
1.
Kesepadanan
Kesepadanan adalah Seimbangnya gagasan atau pemikiran dengan
struktur bahasa yang dipakai dalam kalimat. Kesepadanan kalimat ini
diperlihatkan dengan adanya kesatuan gagasan dan kesatuan pikiran. Suatu
kalimat efektif harus memenuhi unsur gramatikal yaitu subjek, predikat, objek
dan keterangan. Di dalam kalimat efektif harus memiliki keseimbangan dalam
pemakaian struktur bahasa.
Ciri-ciri kalimat yang memiliki kesepadanan struktur, yaitu:
a.
Memiliki subjek dan predikat yang jelas
Contoh:
Bagi semua siswa kelas 12 harus
mengikuti kegiatan perpisahan. (Tidak
efektif)
Semua siswa kelas 12 harus mengikuti
kegaiatan
perpisahan.
(Efekti)
Untuk
menghindari ketidak jelasan subjek, hindarilah pemakaian kata depan (Preposisi)
di depan Subjek
b.
Tidak memiliki subjek ganda dalam sebuah kalimat
tunggal
Contoh:
Pembangunan Jalan itu kami dibantu
oleh semua warga
desa.
(Tidak Efekti)
Dalam
membangun jembatan itu, kami dibantu oleh semua warga desa. (Efektif)
c. Gagasan
pokok(terletak diawal kalimat)
Contoh:
Ia ditembak mati ketika masih dalam tugas militer
d.
Penggabungan dengan “yang”,”dan”
Contoh:
Masyarakat
merasakan bahwa mutu pendidikan kita masih rendah dan perbaikannya adalah tugas
utama perguruan tinggi.
e.
Penggabungan yang menyatakan sebab dan waktu
Contoh:
Ketika
banjir besar melanda desa, penduduk melarikan diri ketempat yang lebih tinggi
Karena hujan
lebat kami berteduh di sebuah gubuk
2. Kesejajaran Bentuk (Keparalelan)
Keparalelan
bentuk adalah kesamaan bentuk kata yang digunakan dalam kalimat itu. Dalam
kalimat yang efektif, gaya paralelisme menempatkan unsur yang setara dalam
konstruksi yang sama. Selain itu paralelisme atau kesejajaran bentuk membantu
memberi kejelasan dalam unsur gramatikal dengan memperhatikan bagian-bagian yang
sederajat dalam konstruksi yang sama. Artinya jika bentuk pertama menggunakan
nomina, bentuk kedua dan bentuk ketiga menggunakan verbal. Dengan kata lain,
kalau berawalan me- sama-sama berawalan me-, berawalan di- sama sama berawalan
di-, dan jika ke-an sama-sama ke-an pula.
Contoh:
Contoh:
Langkah-langkah
dalam menulis kalimat efektif adalah memahami, mengetahui, dan pengaplikasian
definisi kalimat efektif. (Tidak efektif)
Langkah-langkah dalam
menulis kalimat efektif adalah memahami, mengetahui, dan mengaplikasikan
definisi kalimat efektif.
(Efektif)
3. Kehematan Kata
Kehematan
kata dalam kalimat efektif adalah hemat menggunakan kata, frasa, atau bentuk
lain yang dianggap tidak perlu. Kehematan tidak berarti harus menghilangkan
kata-kata yang dapat menambah kejelasan kalimat. Artinya membuang kata yang
memang tidak perlu, sejauh tidak menyalahi kaidah bahasa. Kalimat efektif tidak
menggunakan kata-kata atau frasa yang tidak perlu digunakan. Untuk menghindari
pemborosan kata di dalam kalimat, berikut hal-hal yang harus diperhatikan
adalah:
a. Penghematan
dapat dilakukan dengan cara menghilangkan pengulangan subjek
Contoh:
Karena
ia tidak belajar dia tidak naik kelas (tidak efektif)
Karena
tidak belajar dia tidak naik kelas (efektif)
b. Pengehematan
dapat dilakukan dengan cara tidak menjamakkan kata-kata yang berbentuk jamak
Contoh:
1. Beberapa
oarang-orang (tidak efektif)
Beberapa
orang (efektif)
2. Para
mahasiswa-mahasiswa berunjuk rasa di depan gedung rektorat.
(Tidak efektif)
Para mahasiswa berunjuk
rasa di depan gedung
rektorat.
(Efektif)
c.
Menghindari pemakaian kata penghubung
yang berlebihan
contoh: Walaupun
membutuhkan waktu yang panjang, tetapi penelitian ini selesai juga. Walaupun
membutuhkan waktu yang panjang, penelitian ini selesai juga.
d. Menghindari
pemakaian kata-kata yang memiliki makna sama
contoh: Pengumpulan
data menggunakan sampel dilakukan agar supaya mempercepat penelitian. (tidak
efektif)
Pengumpulan data
menggunakan sampel dilakukan agar mempercepat penelitian (efektif)
4. Kecermatan Penalaran
Yang
dimaksud kecermatan adalah cermat dan tepat dalam memilih kata sehingga tidak
menimbulkan kerancuan dan makna ganda.
Contoh:
Contoh:
Guru baru pergi ke ruang
guru. (Tidak
efektif)
Guru
yang baru pergi ke ruang guru. (Efektif)
5. Ketegasan Makna
Kalimat
efektif memberikan penegasan kepada ide pokonya sehingga ide pokonya menonjol
di dalam kalimat tersebut. Berikut adalah cara memberikan penegasan pada
kalimat efektif.
a.
Meletakan kata kunci di awal kalimat
Contoh:
Sudah saya baca buku
itu. (Tidak efektif)
Buku itu sudah saya
baca. (Efektif)
b.
Mengurutkan kata secara bertahap.
Contoh:
Pertemuan itu dihadiri
oleh menteri pendidikan, gubernur dan presiden. (Tidak efektif)
Pertemuan itu dihadiri
oleh presiden, menteri pendidikan dan gubernur.
(Efektif)
6. Kepaduan Gagasan
Kalimat efektif
memiliki kepaduan pernyataan sehingga informasi yang disampaikan tidak
terpecah-pecah.
Contoh:
Contoh:
Budi
membicaran tentang pengalaman liburannya. (Tidak efektif)
Budi membicarak
pengalaman
liburannya.
(Efekti)
7. Kelogisan Bahasa
Ide kalimat dalam
kaliamat efektif dapat diterima atau dimengerti oleh akal dan sesuai dengan
kaidah EYD.
Contoh:
Contoh:
Waktu dan tempat kami
persilahkan! (Tidak efektif)
Bapak kepala sekolah
kami persilahkan! (Efektif)
8.
Variasi
Untuk membuat kalimat yang tidak monoton dan
menjemukan, diperlukan adanya variasi. Kevariasian dapat ditempuh dengan
berbagai cara berikut.
1)Variasi penggunaan
kata
contoh: Bab pembahasan
membahas hasil analisis data. (monoton) Bab pembahasan memaparkan hasil
analisis data.(variatif)
2) Variasi dalam
pembukaan kalimat
contoh: Dari sebuah
laboratorium sederhana munculah konsep perancangan robot. Ketika sinyal mati,
komunikasi terputus.
2.4
Mengidentifikasi
kalimat efektif sebuah artikel atau koran
Kalimat
pada artikel diatas dapat diganti agar pembaca dapat memahami arti dan isi dari
artikel tersebut. Berikut ini adalah kalimat yang tidak efektif pada artikel
tersebut :
a. Denger
Ortu Ribut Ama Tetangga Kakak-Adik Marah Tetangga Dibacok
Seharusnya
: Mendengar orang tua ribut dengan tetangga, Kakak-beradik marah dan menikam
tetangga.
b. Kakak
Ketangkep, Adiknya Buron
Seharusnya
: Kakaknya tertangkap, adiknya berstatus buron.
c. Kesal
karena orangtuanya diajak berantem, seorang pemuda bersama adiknya melakukan aksi
penganiyaan, warga di lokasi, di Pondok Ungu RT 03/07, Medansatria, Kota
Bekasi, Selasa (02/07) Petang Kemarin, Riuh.
Seharusnya
: Kesal karena orangtuanya diajak bertengkar dengan tetangganya, dua orang
pemuda melakukan aksi penganiyayaan terhadap warga di Pondok Ungu RT 03/07,
Medansatria, Kota Bekasi, Selasa (02/07) Petang Kemarin, Riuh.
d. Dia mendapatkan kabar kalau
orangtuanya ribut dengan tetangganya, bernama Ali Somad naik pitam.
Seharusnya
: Dia mendapatkan kabar bahwa orangtuanya bertengkar dengan tetangganya yang
bernama Ali Somad yang saat itu sedang naik pitam.
e. Tanpa
basa-basi langsung mendatangi rumah Ali bersama musa, diknya.
Seharusnya
: Tanpa basa-basi, Somad bersama Musa (adiknya) langsung mendatangi rumah Ali.
2.5
Merevisi
Sebuah Kalimat Menjadi Kalimat Efektif
a. Kalimat
tanpa Subjek
Dalam
menyusun sebuah kalimat sering kali dengan kata depan atau preposisi, lalu
verbanya menggunakan bentuk aktif atau berawalan men-baik dengan atau tanpa
akhiran -kan. Dengan demikian dihasilkan kalimat-kalimat salah seperti di bawah
ini.
(1) Bagi
yang merasa kehilangan buku tersebut harap mengambilnya di kantor.
(2) Untuk
perbaikan prasarana pengairan tersebut memerlukan partisipasi aktif dari
masyarakat.
(3) Dengan
beredarnya koran masuk desa bermanfaat sekali bagi masyarakat pedesaan.
Untuk
membetulkan kalimat di atas dapat dilakukan dengan menghilangkan kata
depan pada masing-masing kalimat tersebut, atau mengubah verba pada kalimat
tersebut, misalnya dari aktif menjadi pasif. Jadi kemungkinan pembetulan kelima
kalimat adalah sebagai berikut.
(1) Yang
merasa kehilangan buku tersebut harap mengambilnya di kantor.
(2) Perbaikan
prasarana pengairan tersebut memerlukan partisipasi aktif dari masyarakat.
(3) Beredarnya
koran masuk desa bermanfaat sekali bagi masyarakat pedesaan.
Dalam
pembetulan di atas, maka subjeknya menjadi lebih jelas, yaitu berturut-turut
adalah yang merasa kehilangan buku tersebut, perbaikan prasarana pengairan
tersebut, dan beredarnya koran masuk desa.
b. Kalimat
dengan Objek Berkata Depan
Kesalahan
yang telah dibicarakan di atas dapat dikatakan sebagai kesalahan pemakaian kata
depan pada awal kalimat yang biasanya diduduki subjek. Kesalahan pemakaian kata
depan itu juga sering ditemui pada objek. Sebagai contoh:
(1) Hari
ini kita tidak akan membicarakan lagi mengenai soal harga,
tetapi soal ada tidaknya barang itu.
(2) Dalam
setiap kesempatan mereka tidak bosan – bosannya mendiskusikan tentang dampak
positif pembuatan waduk itu.
Kalimat
(1) dan (2) dapat dibetulkan dengan menghilangkan kata depan mengenai pada
kalimat (1) dan tentang pada kalimat (2). Kesalahan seperti pada contoh (1 dan
2) ini juga terjadi karena mengacaukan dua bentuk yang benar, yaitu:
1.
Membicarakan soal harga
2.
Berbicara mengenai soal harga
3.
Mendiskusikan dampak positif pembuatan
waduk
4.
Berdiskusi tentang dampak positif
pembuatan waduk
Perlu
dicatat bahwa dalam bahasa Indonesia terdapat beberapa verba dan kata depan
yang sudah merupakan paduan, misalnya: bertentangan dengan, bergantung pada, berbicara
tentang, menyesal atas, keluar dari, sesuai dengan, serupa dengan.
c.
Konstruksi Pemilik Berkata Depan
Kesalahan
pemakaian kata depan lain yang ditemui pada konstruksi frase: termilik +
pemilik. Secara berlebihan sering ditemui adanya kecenderungan mengeksplisitkan
hubungan antara termilik dengan pemilik dengan memakai kata depan dari atau
daripada, misalnya:
(1) Kebersihan
lingkungan adalah kebutuhan dari warga.
(2) Buku-buku
daripada perpustakaan perlu ditambah.
Konstruksi
frase yang sejenis dengan kebutuhan dari warga dan buku-buku daripada
perpustakaan ini sering kita dengar dalam pidato-pidato (umumnya tanpa teks).
Misalnya:
(3) Biaya
dari pembangunan jembatan ini; kenaikan daripada harga – harga barang
elektronik.
Dalam
karangan keilmuan konstruksi frase yang tidak baku seperti di atas hendaknya
dihindari karena dalam bahasa Indonesia hubungan “termilik” + pemilik bersifat
implisit. Karena terpengaruh oleh (antara lain) bahasa Jawa hubungan “termilik
+ pemilik” sering dieksplisitkan dengan sufiks-nya, misalnya:
(4) rumahnya Heri
bajunya
Riki
Pemakaian
-nya seperti contoh (4) perlu dihindari. Namun hal yang lain, “termilik +
pemilik itu perlu dipertegas dengan sufiks -nya. Bandingkan kedua contoh di
bawah ini.
guru
Parman
dengan
gurunya Parman
Bapak
Martono
dengan
bapaknya Martono
Kesalahan
yang sering terjadi ialah pemakaian verba seperti pada kalimat di bawah ini,
misalnya:
(5) Setelah
semuanya siap, mereka menaburi benih ikan yang terpilih.
(6) (setiap
bulan), kakaknya selalu mengirimi uang.
(7) Panitia
menyerahkan hadiah lomba ketramilan remaja pada acara penutupan.
Kesalahan
seperti kalimat (5) dapat dibetulkan dengan melengkapi ‘tempat’ menaburi benih
ikan yang terpilih, misalnya kolam itu, sehingga kalimat yang betul adalah:
(5a) Setelah
semuanya siap, menaburi benih ikan yang terpilih kolam itu.
(5b) Setelah
semuanya siap, mereka mereka menaburi kolam itu dengan benih ikan yang
terpilih.
Dengan
pembetulan itu, maka makna kalimatnya menjadi jelas. Jika dipertahankan seperti
kalimat (5a) makna kalimat itu tidak jelas karena dapat ditafsirkan juga
‘menaburi sesuatu pada benih yang terpilih’. Padahal penafsiran yang demikian
bukan yang dimaksud dalam kalimat (5b).
d. Kalimat
yang ‘pelaku’ dan verbanya tidak bersesuaian
Dalam
kalimat dasar, verba dapat dibedakan menjadi verba yang menuntut hadirnya satu
‘pelaku’ dan verba yang menuntut hadirnya lebih dari satu ‘pelaku’. Dalam
pembentukan kalimat, kesalahan yang mungkin terjadi ialah yang penggunaan verba
dua ‘pelaku’, namun salah satu ‘pelakunya’ tidak tercantumkan, contoh:
(1) Dalam
perkelahian itu dia berpukul-pukulan dengan gencarnya.
(2) Dalam
seminar itu dia mendiskusikan perubahan sosial masyarakat pedesaan sampai
berjamjam.
Dalam
kalimat (1) verba berpukul-pukulan menuntut hadirnya dua pelaku, yaitu dia dan
orang lain, misalnya Joni. Demikian pula kalimat (2), di samping pelaku dia
diperlukan hadirnya pelaku lain sebagai mitra diskusi, misalnya para pakar.
e. Penempatan
yang salah kata aspek pada kalimat pasif
berpronomina
Menurut
kaidah, konstruksi pasif berpronomina berpola aspek + pronomina + verba dasar.
Jadi tempat kata aspek adalah di depan pronomina. Kesalahan yang sering terjadi
ialah penempatan aspek di antara pronomina dengan verba atau dalam pola:
*pronomina + aspek + verba dasar, misalnya:
(1) saya sudah katakan bahwa….
kita
sedang periksa….
kami
telah teliti….
Bentuk-bentuk
seperti contoh (1) dapat dibetulkan dengan memindahkan kata aspek ke depan
pronomina menjadi sebagai berikut :
(1a) sudah saya katakan bahwa …..
sedang
kita periksa ….
telah
kami teliti ….
f. Kesalahan
Pemakaian Kata Sarana
Dalam
menyusun kalimat sering dipakai kata sarana,kata sarana itu dapat berupa kata
depan dan kata penghubung. Kata depan lazimnya terdapat dalam satu frase depan,
sedang kata penghubung umumnya terdapat dalam kalimat majemuk baik yang setara
maupun yang bertingkat.
Kesalahan
pemakaian kata depan umumnya terjadi pada pemakaian kata depan di, pada, dan
dalam. Ketiga kata depan ini sering dikacaukan, misalnya:
(1) Di
saat istirahat penyuluh mendatangi para petani.
(2) Benih
itu ditaburkan pada kolam yang baru.
(3) Dalam
tahun 1965 terjadi pemberontakan G 30 S/PKI.
Kata
depan di (1) seharusnya adalah pada; kata depan pada (2) seharusnya adalah
dalam atau ke dalam; kata depan dalam (3) seharusnya adalah pada.
Adapun
kesalahan pemakaian kata penghubung umumnya terjadi karena ketidaksesuaian
antara pemakaian kata penghubung dan makna hubungan antar klausanya, misalnya:
(4) Rapat
hari ini ditunda berhubung peserta tidak memenuhi kuorum.
Kata
penghubung berhubung (4) seharusnya diganti karena atau sebab.
Kesalahan
pemakaian kata penghubung lain, misalnya:
(5) Penanaman
rumput gajah bagi masyarakat pedesaan berguna untuk menyediakan pakan ternak
juga mencegah adanya penggembalaan liar.
(6) Pemasukan
negara dari sektor pariwisata cukup besar, maka pemerintah berusaha terus
membangun daerah-daerah wisata baru.
Pemakaian
kata juga (5) seharusnya diganti kata dan, sedangkan kata maka (6) tidak tepat
karena kata maka lazimnya hadir berpasangan dengan kata penghubung karena.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Kalimat efektif disimpulkan sebagai
kalimat yang jelas, ringkas, lugas dan dapat menginformasikan gagasan atau
maksud penulis yang secara tepat dapat di tangkap oleh pembaca/pendengar.
Syarat-syarat kalimat efektif : sesuai
EYD, sistematis, tidak boros dan tidak bertele-tele, dan tidak ambigu.
Ciri-ciri kalimat efektif: kesepadanan, keparalelan
bentuk, kehematan kata, kecermatan penalaran, ketegasan makna, kepaduan
gagasan, kelogisan bahasa, dan variasi.
3.2 SARAN
Dari
makalah “Kalimat Efektif” semoga dapat diambil manfaat untuk penulis dan
pembaca. Semoga pembaca dapat mengambil beberapa hal-hal yang penting dan
memiliki keahlian tentang penulisan kalimat efektif dan teknik penulisannya.
Dari
pembahasan ini pula penulis mengalami banyak kendala. Maka banyak kesalahan
oleh penulis. Oleh karena itu penulis membutuhkan saran dari pembaca untuk
menyempurnakan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
Zulmiyetri.
2012. Bahan Ajar Mata Kuliah Penulisan
Karya Ilmiah. Padang:UNP Press
Tidak ada komentar:
Posting Komentar