Kesehatan
Anak (Pediatri) dan Kaitannya dengan PLB
Makalah
Tugas ini diselesaikan untuk memenuhi tugas semester 1 mata kuliah
Perkembangan Anak
Dosen Pembimbing :
Rila Muspita, S.Pd, M.Pd
Dra. Hj. Yarmis Hasan, M.Pd
Disusun
oleh :
Kelompok 5
1.
Mastayani Tumangger (17003014)
2.
Mela Karniati (17003015)
3.
Nadia Oktafiana (17003142)
4.
Nanda Turna Putra (17003096)
5.
Surya Rahmasari (17003155)
6. Vika
Ullya (17003158)
7. Zuhriyati (17003160)
Pendidikan Luar Biasa
Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Negeri Padang
2017
KATA PENGANTAR
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Tuhan Yang Maha Esa atas
segala kemudahan yang diberikan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah ini yang diharapkan dapat bermanfaat bagi para pembaca.
Ucapan terima kasih kepada dosen
pembimbing yang telah memberikan dorongan dan bimbingan untuk penyelesaian
tugas ini dengan sebaik-baiknya. Ucapan terimakasih juga penulis ucapkan kepada
kedua orang tua, kakak dan adik penulis yang telah memotivasi dan ikut
berpartisipasi.
Makalah ini dibuat dalam rangka penyelesaian
tugas mata kuliah Perkembangan Anak yang bertemakan Kesehatan Anak (Pediatri)
dan Kaitannya dengan PLB. Konsep kajian makalah ini disusun dengan efektif dan
menarik serta beruntun mulai dari Latar belakang hingga penyelesaian tugas
berupa kesimpulan. Sistematika penyajiannya diharapkan dapat memberikan
pemahaman yang maksimal.
Waktu, tenaga, pikiran telah kami
berikan agar makalah ini selesai dengan baik. Namun, dalam usaha yang maksimal
tersebut penulis menyadari tiada gading yang tak retak. Saran dan kritikan yang
konstruktif sangat diharapkan untuk perbaikan makalah ini selanjutnya.
September, 2017
Tim Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar 2
Daftar Isi 3
BAB 1 :
Pendahuluan
A. Latar Belakang 4
B. Tujuan 4
BAB 2 :
Isi
Kesehatan
Anak (Pediatri) dan Kaitannya dengan PLB 5
A. Asal-Usul Pediatri dalam
Perkembangannya 5
B. Ruang Lingkup Pediatri / Kesehatan
Anak 5
1. Pediatri Klinik 5
2. Pediatri Sosial 6
3. Pediatri Pencegahan 7
Jenis-Jenis Penyakit dan Pengobatannya
A. Campak (Morbili) 9
B. Cacar Air (Varicella) 9
C. Typhus Abdominalis (Tipes Perut) 9
D. Malaria 10
E. TBC 10
F. Demam Berdarah Dengue (DBD) 10
G. Diare 11
H. Hepatitis 12
1. Hepatitis A 12
2. Hepatitis B 13
3. Hepatitis C 13
4. Hepatitis D 13
5. Hepatitis E 13
6. Hepatitis G 13
BAB 3 :
Penutup
Kesimpulan dan Saran 14
Kata penutup 15
Daftar Pustaka 16
BAB 1
Pendahuluan
A. Latar Belakang
Mempelajari
ilmu pendidikan luar biasa (PLB) atau ilmu pendidikan anak berkebutuhan khusus,
pada umumnya didahului dengan mempelajari ilmu-ilmu yang melandasi atau
mendasarinya, seperti filsafat, psikologi, sosiologi, antropologi, ilmu
kedokteran, ilmu pendidikan, dsb.
Sebagaimana
diketahui bahwa sebab terjadinya kelainan atau ketunaan atau kecacatan dapat
terjadi ketika seseorang masih dalam proses tumbuh kembang atau masih dalam
usia anak-anak. Tuna netra, tuna rungu, tuna grahita, tuna wicara, tuna daksa,
gangguan motorik, kesulitan belajar, autistik, dan sebagainya semua dapat
terjadi ketika seseorang masih dalam usia anak-anak. Oleh karena itu, untuk
memiliki kompetensi dalam bidang PABK (Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus) perlu
mempelajari ilmu yang membahas tentang anak. Salah satu ilmu yang membahas
tentang anak dari sudut kedokteran adalah ilmu pediatri.
B. Tujuan
1. Memiliki wawasan serta pemahaman
tentang kesehatan anak (pediatri) dan kaitannya dengan Pendidikan Luar Biasa.
2. Menjelaskan pediatri dengan ruang
lingkupnya.
3. Mengetahui Hubungan Pediatri dengan
Pendidikan Luar Biasa.
BAB 2
Kajian Teori
Kesehatan Anak
(Pediatri) dan Kaitannya Dengan Pendidikan Luar Biasa
A. Asal-Usul Pediatri dalam
Perkembangannya
Pediatri
berasal dari bahasa Yunani, yaitu paedos yang berarti anak dan iatrica
yang berarti pengobatan. Secara etiologi, pediatri berarti ilmu pengobatan
anak. Pengobatan anak yang dimaksud adalah pengobatan penyakit anak. Dari
segita etiomologi, pediatri berarti cabang ilmu kedokteran yang mempelajari
penyakit anak dan pengobatannya.
Jika
dikaji menurut bahasa Indoneisa pediatri berarti ilmu pengobatan untuk anak.
WHO (World Health Organization) merubah nama pediatri menjadi child health.
Namun ditahun berikutnya, tepatnya pada tahun 1963 diubah menjadi ilmu
kesehatan anak, dikarenakan dalam ruang lingkupnya lebih luas cakupan ilmunya
dari pada sebelumnya. Dahulu kajian pediatri dalam perkembangannya tidak hanya
mempelajari dan mengobati anak-anak yang sakit saja, tapi juga mencakup hal-ha
yang lebih luas, sehingga WHO juga sepakat merubah sebutan pediatri menjadi
ilmu kesehatan anak.
B. Ruang Lingkup Pediatri / Kesehatan
Anak
Sesuai
dengan perkembangan ilmu kesehatan anak yang ada saat ini, maka kajian pediatri
umumnya memiliki 3 cakupan kajian, yaitu pediatri klinik (clinical pediatrics),
pediatri sosial (social pediatrics), dan pediatri pencegahan (preventive
pediatrics).
Pertama
kali, yang ada hanyalah pediatri klinik saja, tapi kemudian disadari bahwa
dengan hanya mempelajari pediatri klinik tidak akan bisa menyelesaikan semua
permasalahan dalam menangani penyakit pada anak. Kemudian timbul hasrat untuk
melakukan pencegahan kepada penyakit tersebut, maka timbullah pediatri
pencegahan. Namun, setelah penyakit tersebut dapat disembuhkan dan dicegah
ternyata penyakitnya kadang akan dengan mudah kambuh kembali, karena tidak
mempertimbangkan peran sosial dan lingkungan anak tersebut. Oleh karena itu,
muncullah pediatri sosial.
1. Pediatri Klinik
Pediatri klinik merupakan cabang ilmu
kedokteran yang mempelari pengobatan berbagai macam penyakit anak. Pediatri
klinik mempelajari penyakit anak dilihat dari segi:
-
Pathologi,
yaitu tingkat keparahan penyakit.
-
Simpthomatologi,
yaitu gejala-gejala penyakit.
-
Epidemiologi,
yaitu penyebaran penyakit.
-
Pengobatan
penyakit tersebut.
Para
ahli kesehatan anak meyakini bahwa masa anak-anak merupakan masa emas. Oleh
karena itu, setiap anak yang sakit harus diobati agar penyakitnya tidak menjadi
semakin parah atau agar anak terhindar dari cacat permanen serta terhindar dari
kematian.
Usia
anak yang paling rentan terhadap penyakit adalah usia balita (bawah 5 tahun),
hal ini disebabkan oleh kesulitan ekonomi dan merebaknya gizi buruk terutama di
Indonesia. Gizi buruk yang disertai diare menjadi penyebab kematian paling
banyak, namun sebenarnya morbiditas (angka pesakitan) juga menyebutkan penyakit
lainnya, seperti panas, batuk, pilek, sakit telinga, mencret, campak, kejang,
lumpuh, dan kecelakaan.
Kondisi
tersebut menunjukkan bahwa menjaga dan meningkatkan kualitas kesehatan bayi,
balita, dan anak-anak adalah sangat penting dan peran pediatri klinik menjadi
salah satu faktor yang sangat menentukan dalam mengatasi masalah kesehatan anak
umumnya dan khususnya pada aspek morbiditas anak.
2. Pediatri Sosial
Pediatri sosial merupakan sebagian dari ilmu
kedokteran umum yang mengamati dan memperhatikan anak-anak sehat dari
terjadinya konsepsi sampai masa remaja dengan memperhatikan pula keadaan
sosial, ekonomi, hygiene keluarga dan masyarakat. Terdapat bebarapa definisi
dari pediatri sosial:
a. Ryle (Oxford)
Pediatri sosial adalah pediatri yang
diterapkan di dinas kesehatan anak dan seorang anak dianggap sebagai socius
fellow human being (karena untuk pertumbuhan dan perkembangan, seorang anak
memerlukan orang lain sebagai teman), menghilangkan faktor-faktor yang kiranya
dapat menghambat kesehatan dan tidak hanya meringankan atau menghilangkan suatu
penyakit serta meningkatkan kesehatan anak secara optimal.
b. De Haas (Leiden)
Anak yang sehat dapat dibagi 2
golongan, yaitu anak normal (tidak cacat) dan anak cacat. Oleh karena keadaan
sosial, ekonomi, dan kebersihan keluarga atau masyarakat perlu diperhatikan,
maka diwajibkan pula untuk melakukan kunjungan rumah.
c. Senegal
Pediatri sosial mempelajari
pertumbuhan dan perkembangan anak secara jasmaniah, rohaniah, sosial, dan
pendidikan. Mempelajari pula faktor-faktor yang mempengaruhi anak pada waktu
sehat dan sakit.
d. Harsono Salimo
Pediatri sosial adalah suatu usaha
atau cara pendekatan yang dilakukan secara terus menerus pada anak, dimulai
sejak dalam kandungan, waktu lahir, bayi, sampai usia remaja, agar anak dapat
tumbuh dan berkembang dengan baik.
Yang
terpenting dalam pediatri sosial adalah follow up. Bentuk follow up tersebut
adalah mempelajari keadaan sosial (seperti jumlah anak kandung, jumlah orang
yang tinggal adalam rumah, dsb), keadaan ekonomi (sumber pendapatan keluarga,
besar pendapatan tiap bulan, dsb), dan kebersihan keluarga atau masyarakat anak
yang bersangkutan yang diketahui melalui tanya jawab di rumah sakit maupun
melalui kunjungan ke rumah dan daerah tempat tinggal anak. Manfaat melakukan
kunjungan rumah, antara lain untuk mengetahui:
-
Keadaan
lingkungan perumahannya.
-
Bagaimana
kebersihan halamannya.
-
Bagaimana
keadaan sosial ekonomi keluarganya.
-
Berapa
jumlah saudara atau anggota keluarga.
-
Bagaimana
sikap penerimaannya terhadap masalah-masalah kesehatan.
Setelah
melakukan kunjungan rumah, sebagai pemeriksa berikanlah saran yang dimaksudkan
sebagai berikut ini:
-
Meningkatkan
hygiene sanitasi rumah dan lingkungannya.
-
Memberikan
pendidikan kesehatan kepada orang tua.
3. Pediatri Pencegahan
Pediatri pencegahan merupakan cabang ilmu kedokteran
yang mempelajari cara-cara mencegah penyakit anak, termasuk usaha untuk
memberikan imunisasi dan memelihara kesehatan anak. Dalam lingkungan pediatri,
pediatri pencegahan sangatlah terbatas, yaitu dalam aspek pemberian kekebalan
atau imunitas pada anak, masalah gizi dan makanan bayi untuk meningkatkan dan
memelihara kesehatan bayi. Pencegahan yang terbatas ini secara internasional
telah disetujui dan sepakati.
Salah satu cara mencegah terjadinya gangguan
kesehatan adalah dengan memberikan imunisasi aktif. Tujuan imuniasasi aktif
(vaksin) adalah untuk memberikan kekebalan yang efektif dengan membangun
antibodi yang cukup banyak dan menambah populasi sel-sel yang dapat berkembang
biak dengan cepat bila ada kontak baru dengan antigen.
Melalui pemberian imunisasi diharapkan nantinya
individu yang telah memiliki daya imun meskipun terserang penyakit tertentu
dapat terhindar dari sakit, cacat permanen, dan kematian. Contoh pemberian
imunisasi adalah pada infeksi cacar, TBC, diptheria, tetanus, pertusis,
poliomyelitis, dan campak.
Selain aspek pencegahan melalui imuniasasi,
perlu juga untuk mengupayakan penjagaan dan meningkatkan kesehatan individu
melalui nutrisi yang kuat sesuai dengan umur, jenis kelamin, dan fungsi
fisiologis individu.
Jenis-Jenis Penyakit dan Pengobatannya
A.
Campak
(Morbili)
Campak disebabkan oleh virus yang
dapat ditularkan kepada siapapun. Penularannya terjadi apabila terkena kontak
langsung dengan virus tersebut. Tanda atau gejala yang dialami penderita
campak, antara lain:
-
Mula-mula
panas, lemas, batuk, selaput mata merah.
-
Hidung
bagian dalam terasa gatal.
-
Timbul
bercak-bercak putih dimulut
-
Panas
badan makin tinggi kemudian timbul bercak-bercak merah yang timbul di belakang
telinga, lalu menyebar secara cepat ke wajah, leher, lengan, dan dada.
-
Bercak-bercak
kemarahan hilang diganti dengan bercak berwarna hitam, suhu badan menurun.
Untuk
upaya pencegahan yang dilakukan adalah menghindari berdekatan dengan penderita.
Sedangkan untuk mengobatinya adalah diberi Acetosal yang diberikan setelah makan.
B. Cacar Air (Varicella)
Cacar air disebabkan oleh virus
varicella yang dapat ditularkan. Penularannya melalui air liur dan muntahan
yang mengandung virus tersebut serta kontak dengan cairan yang keluar dari
luka. Tanda atau gejala yang dialami:
-
Panas,
lemah, tidak nafsu makan.
-
Mula-mula
timbul bercak-bercak merah, lalu jadi bintik-bintik kecil yang mula-mula berisi
cairan jernih, kemudian berubah menjadi keruh.
-
Tanda-tanda
tersebut mula-mula timbul didada, lalu kemudian bahu dan anggota gerak (3-4
hari).
Upaya
pencegahan dapat dilakukan dengan menghindari berdekatan dengan penderita, vaksinasi
cacar sekali lima tahun (apabila terdapat wadah). Upaya pengobatannya adalah pemberian
acetocal sesudah makan. Saat sedang terkena penyakit cacar, sebaiknya gelumbang
cacar tidak dipecahkan dan tidak diperkenankan untuk terkena angin.
C. Typhus Abdominalis (Tipes Perut)
Penyakit ini disebabkan oleh bakteri
salmonella typhosa yang dapat ditularkan melalui makanan dan minuman penderita.
Tanda atau gejala yang dialami:
-
Panas
yang terus-menerus tinggi, lidah kotor, dan bergilas, lesu, sakit kepala
terutama dikening.
-
Kadang-kadang
disertai rasa mual dan muntah-muntah, biasanya sukar membuang air besar.
-
Bintik-bintik
merah pada dada dan perut (pada minggu ke-2).
Upaya
pencegahan yang dilakukan adalah menjaga kebersihan lingkungan dan makanan
serta melakukan vaksinasi chotypa. Jika telah terkena penyakit ini sebaiknya
cepat diobati di rumah sakit.
D. Malaria
Malaria disebabkan oleh parasit dari
nyamuk. Tanda atau gejala yang dialami adalah demam, menggigil kediginan
diikuti oleh peluh dengan berkurangnya demam, serang demam mungkin tidak
teratur tiap hari sekali atau tiap empat hari sekali. Upaya pengobatan yang
dilakukan adalah dengan pemberian tablet kina 1 kali sehari.
E.
TBC
TBC atau yang dikenal juga dengan
sebutan tuberkolosis adalah infeksi yang disebabkan oleh basil tahan asam (BTA)
mycobacterium tuberculosis. TBC merupakan penyakit menular dan bisa
menyerang siapa saja.organ tubuh yang biasanya menjadi sasaran yang paling
banyak ditemui ialah paru-paru sehingga kemudian disebut tuberkulosis
paru-paru. Penyakit TBC merupakan penyakit menahun atau kronis (berlangsung
lama). Penderita yang paling sering dijumpai adalah orang dengan umur 15-35
tahun, terutama mereka yang bertubuh lemah, kurang gizi atau yang tinggal satu
rumah dan berdesak-desakan bersama penderita TBC.
Tanda atau Gejala yang dialami oleh
penderita anak-anak:
-
Berat
badan turun selama 3 bulan berturut-turut tanpa alasan yang jelas.
-
Tidak
ada nafsu makan.
-
Demam
lama dan berulang.
-
Muncul
benjolan di daerah leher, ketiak, dan liapatan paha.
-
Batuk
lama dan lebih dari 2 bulan dan nyeri dada.
-
Diare
berulang dan tidak sembuh.
Terdapat
beberapa cara untuk mencegah TBC, yaitu:
-
Sinar
ultraviolet pembasmi bakteri, bisa digunakan di tempat-tempat dimana sekumpulan
orang dengan berbagai penyakit harus duduk bersama-sama selama beberapa jam.
Sinar ini dapat membunuh bakteri yang terdapat di dalam udara.
-
Isoniazid
sangat efektif jika diberikan kepada orang-orang dengan resiko tinggi TBC.
Isoniazid diminum setiap hari selama 6-9 bulan.
-
Melakukan
vaksinasi BCG sejak bayi.
F. Demam Berdarah Dengue (DBD)
Demam berdarah adalah penyakit febril
akut yang ditemukan di daerah tropis dengan penyebaran geografis yang mirip
dengan malaria. Demam berdarah ini disebarkan pada manusia oleh nyamuk Aedes Aegepty.
Berikut tanda atau gejala DBD yang
dialami, yaitu:
-
Mendadak
panas tinggi selama 2-7 hari.
-
Tampak
bintik-bintik merah pada kulit.
-
Kadang-kadang
terjadi pendarahan di hidung.
-
Mungkin
terjadi muntah atau berak berdarah.
-
Sering
terasa nyeri di ulu hati.
-
Bila
sudah parah, penderita gelisah. Tangan dan kakinya dingin dan berkeringat.
Hal
pertama yang harus kita lakukan ketika terserang atau akan memberikan
pengobatan kepada penderita DBD, yaitu:
-
Memberikan
minum air putih sebanyak mungkin kepada penderita DBD.
-
Kompres
dengan air es.
-
Beri
obat penurun panas.
-
Segera
dibawa ke dokter atau puskesmas terdekat untuk diperiksa.
Demam
Berdarah dapat dicegah dengan meberantas jentik-jentik nyamuk. Upaya ini
merupakan cara yang terbaik, terampuh, murah, mudah, dan dapat dilakukan oleh
masyarakat. Cara-caranya adalah:
-
Bersihkan
(kuras) tempat penyimpanan air (bak mandi/wc) sekurang-kurangnya seminggu
sekali.
-
Tutuplah
rapat-rapat tempat penampungan air, agar nyamuk tidak berkembang biak ditempat
itu.
-
Bakarlah
sampah agar tidak menjadi sarang penyakit. Namun, kubur atau buanglah barang
barang bekas yang tidak dapat dibakar.
-
Tutuplah
lubang-lubang pagar pada pagar bambu dengan tanah atau adukan semen.
-
Lipat
pakaian yang bergantungan dalam kamar agar nyamuk tidak hingga di sana.
-
Untuk
tempat-tempat air yang tidak dapat dikuras, taburkan bubuk abate ke dalam
genangan tersebut. Ulangi hal ini setiap 2-3 bulan sekali.
G. Diare
Diare adalah sebuah penyakit dimana
penderita mengalami rangsangan buang air besar yang terus menerus dan feses
tersebut masih memiliki kandungan air yang berlebih.dalam diare ini, buang air
besar sampai terjadi lebih dari 3 kali dalam sehari dan biasanya berlangsung
selama 2 hari atau lebih. Orang yang mengalami diare akan mengalami dehidrasi
karena kehilangan cairan tubuh.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi
munculnya diare, seperti faktor lingkungan, gizi, perilaku masyarakat, dan
pendidikan sosial ekonomi. Sedangkan penyebab diare adalah peradangan usus yang
disebabkan oleh beberapa faktor infeksi, antara lain:
-
Bakteri,
virus, parasit (jamur, cacing, dan protozoa).
-
Keracunan
makanan atau minuman yang disebabkan oleh bakteri maupun bahan kimia.
-
Kurang
gizi.
-
Alergi
terhadap susu.
-
Hilangnya
kekebalan tubuh.
Diare
mudah untuk dicegah. Beberapa cara atau bentuk pencegahan penyakit ini antara
lain dengan mencuci tangan memakai sabun dengan benar pada 5 waktu penting,
yaitu sebelum makan, setelah buang air besar, sebelum memegang bayi, setelah
menceboki anak, dan sebelum menyiapkan makanan. Di samping itu, kita harus
meminum air minum sehat atau air yang telah diolah (rebusan air, proses
klorinasi).
Bagi
sebagian besar kasus diare, obat-obatan tidak diperlukan. Jika diare dalam
skala besar, bahaya yang paling besar adalah dehidrasi. Jadi bagian paling
penting dalam pengobatan diare adalah memberikan cukup cairan dan makanan yang
baik.
H.
Hepatitis
Hepatitis adalah peradangan hati
karena berbagai sebab. Penyebab tersebut adalah beberapa jenis virus yang
menyerang dan menyebabkan peradangan serta merusak sel-sel organ hati.
Hepatitis yang berlangsung kurang dari 6 bulan disebut hepatitis akut, hepatitis
yang berlangsung lebih dari 6 bulan disebut hepatitis kronis. Hepatitis
biasanya terjadi karena infeksi virus, seperti mononukleosis infeksiosa,
demam kuning, dan infeksi sitomegalovirus. Penyebab hepatitis nonvirus
yang utama adalah alkohol dan obat-obatan.
Terdapat beberapa jenis hepatitis,
antara lain:
1.
Hepatitis
A
Virus hepatitis A terutama menyebar melalui
feses. Penyebaran ini terjadi karena buruknya tingkat kebersihan lingkungan.
Hepatitis jenis A lebih ringa deibangding jenis hepatitis yang lain. gejala
yang dialami penderita penyakit ini adalah demam, lemah, letih, lesu, muntah
ters menerus.
Pencegahan yang dapat dilakukan adalah dengan
menjaga kebersihan perorangan seperti mencuci angan denganteliti. Orang yang
dekat dengan penderita mungkin memerlukan terapi imunoglobin. Imunisasi
hepatitis A dilakukan dua kali yang dianjurkan bagi orang yang berpotensial
terinfeksi seperti penghuni asrama dan mereka yang sering jajan di luar.
2.
Hepatitis
B
Penularan hepatitis B tidak semudah hepatitis
A. Virus hepatitis b ditularkan melalui darah atau produk darah. Biasanya
terjadi diantara pemakai obat yang menggunakan jarus suntik atau diantara mitra
seksual. Ibu hamil yang terinfeksi hepatitis B dapat menularkan penyakitnya
kepada bayi yang dikandungnya tersebut.
Pada umumnya, gejala penyakit hepatitis B
ringan. Gejala tersebut dapat berupa selera makan hilang, rasa tidak enak di
perut, mulah hingga muntah, demam ringan, kadang-kadang disertai nyeri sendi
dan bengkak pada perut kanan atas. Setelah satu minggu akan timbul gejala utama
seperti bagian putih pada mata tampak kuning, kulit seluruh tubuh tampak
kuning, dan air seni berwarna seperti teh.
3. Hepatitis C
Virus hepatitis C paling sering ditularkan
melalui pemakaian obat yang menggunakan jarus bersama-sama. Jarang terjadi
penularan melalui hubungan seksual. Untuk alasan yang belum jelas, penderita
penyakit hati dan alkoholik sering kali menderita hepatitis C.
Orang
yang mengalami infeki virus ini sering mengalami gejala ringan dan sebagai
sebab tidak melakukan perawatan.
4.
Hepatitis
D
Virus hepatitis D atau virus delta adalah
virus yang unik, yang tidak lengkap dan untuk replikasi memerlukan keberadaan
virus hepatitis B. Penularannya melalui hubungan seksual, jarum suntik, dan
transfusi darah. Gejala yang dialaminyabervariasi, dapat muncul sebagai gejala
yang ringan atau amat progresif.
5.
Hepatitis
E
Penyebaran virus hepatitis E melalui makanan
dan minuman yang terkontaminasi oleh virus. Gejal-gejalanya adalah demam, rasa
letih, hilangnya nafsu makan, rasa mual, sakit perut, air seni berwarna tua,
serta warna kekuningan pada mata dan kulit. Penyakit ini akan menjadi parah
pada ibu hamil, terutama pada 3 bulan terakhir.
6.
Hepatitis
G
Virus
hepatitis G baru ditemuka belakangan ini yang mirip dengan virus hepatitis C.
Penularannya melalui kontak darah dengan penderita hepatitis G. Gejalanya juga
mirip dengan yang dialami oleh penderita hepatitis C. Penderita ini harus
banyak istirahat, menghindari alkohol dan makan makanan yang bergizi.
BAB 3
Penutup
Kesimpulan dan Saran
Pediatri atau
ilmu pengobatan anak atau ilmu kesehatan anak merupakan cabang ilmu kedokteran
yang mempelajari cara mengobati, mencegah, dan menghindari timbulnya kembali
penyakit pada anak. Dengan mempelajari pediatri, kita dapat mengetahui cara
pengobatan terhadap penyakit yang diderita oleh anak beserta ciri-cirinya, dan
bagaimana pula cara mencegahnya.
Dilihat dari sisi
tugas para guru pendidikan luar biasa, pemahaman guru terhadap ilmu kesehatan
anak pediatri khususnya ilmu pendidikan sosial dan pencegahan adalah sangat
penting, mengingat banyak kelainan yang terjadi pada masa pranatal, natal, dan
post natal yang dapat dicegah melalui peran guru, artinya mencegah kelainan,
tidak saja menjadi tanggung jawab dokter, tetapi oleh siapa saja termasuk seorang
guru PLB.
Adapun pentingnya
mempelajari pediatri bagi masyarakat dan termasuk guru pendidikan luar biasa,
antara lain:
1.
Ikut dalam
penelaahan situasi masalah.
2.
Ikut terlibat
dalam menyusun perencanaan pelaksanaan, termasuk penentuan prioritas.
3.
Menjalankan
kebiasaan hidup sehat dan atau berperan serta secara aktif dalam mengembangkan
ketenagaan, dana, dan sarana upaya kesehatan.
KATA PENUTUP
Sekian
penjelasan dari tim penulis, apabila ada kekurangan dan kesalahan dalam proses
pembuatan makalah ini penulis minta maaf yang sebesar-besarnya. Kritik dan
saran sangat di harapkan demi kemajuan pembelajaran materi ini. Tim Penulis
akhiri dengan Wassalamualaikum wr.wb.
September, 2017
Terimakasih
DAFTAR PUSTAKA
Salim,
abdul.2007.Pediatri dalam Pendidikan Luar Biasa.Jakarta.
Sutatmo,
djoned.1979.Pengantar Kesehatan Sekolah.Jakarta:C.V.Petra Jaya.
Sunaryati,
septi shinta.2011.14 Penyakit Paling Sering Menyerang dan Sangat Mematikan.
Yogyakarta:FlashBooks.
Yogyakarta:FlashBooks.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar